"Kamu jangan sedih ya Mir kalau gitu."
"Siapa yang sedih, Rif? Aku gak akan sedih karena ingat masa lalu. Kamu tenang aja lah pokoknya."
Itulah yang Arif suka dari Mira, yaitu ketegarannya. Wanita itu begitu kuat dengan rasa sakitnya sendiri. Lama-kelamaan, Arif jadi merasa peduli dengannya.
"Ya udah kalau gitu, aku mau pulang dulu ya. Mau istirahat di rumah."
"Iya, Rif. Hati-hati di jalan ya." Mira langsung memberikan ciuman di kedua pipi dan bibir Arif.
Pria itu mana bisa menolak kenikmatan ini. Arif dengan senangnya memberikan pipi dan bibirnya dinikmati begitu saja oleh Mira. Setelah wanita itu selesai menciumnya, ia pun segera pulang ke rumah.
Saat melangkah menuju ke dalam mobil, Arif tiba-tiba terbayang oleh wajah cantik Leony. Ia sudah tak sabar ingin menemukan keberadaan wanita itu ada di mana. Sampai sekarang masih belum menemukan titik terang sama sekali. Anak buah Mira juga sudah mencari ke sana kemari.