"Mas, ke mana lagi kita nyari Dika, ya?" ujar Rani yang duduk di sebelah kursi kemudi.
"Sabar, Ran. Pasti Dika ketemu kok nanti. Mas juga akan nyari sampai dapat."
"Iya, Mas. Aku mohon ya, tolong bantu aku nyari Dika."
Arif mengangguk-angguk ke arah Rani. Ia pasti akan membantu wanita itu untuk menemukan Dika. Arif tak akan tinggal diam, kalau menyangkut anak kandungnya sendiri. Ia sudah tahu, apa yang membuat anak semata wayangnya itu lebih memilih untuk pergi dari rumah.
"Ran, kamu udah makan belum?" tanya Arif.
"Gak usah peduliin aku, Mas. Yang penting kita nyari Dika dulu."
"Ayolah, Ran. Mas yakin kalau kamu belum makan kan?"
Rani pun mengangguk. Tebakan Arif ternyata benar. Ia pun langsung mengajak wanita itu untuk mampir sebentar ke sebuah restoran dekat sini.
"Loh, Mas?" Rani bingung karena Arif menuju ke sebuah restoran.