Arif melamun sedari tadi di dalam kamar. Pria itu merenungi setiap kesalahan yang pernah ia perbuat pada Rani dan Dika. Ia ingat bagaimana dirinya berkata dan menjatuhkan talak itu pada Rani. Rumah ini sekarang begitu sepi karena Dika dan wanita itu tak lagi di sini.
"Kenapa aku kayak nyesal gitu udah nalak Rani? Padahal ini kan emang keinginanku, agar aku bisa nikah lagi sama wanita lain yang lebih muda dan cantik."
Namun, mendadak perasaannya seolah-olah merasa bersalah karena sudah berucap seperti itu. Nasi sudah menjadi bubur dan sulit untukk diubah lagi. Sekarang Arif juga tak tahu ada di mana mereka berdua sekarang.
"Harusnya aku gak kayak gitu tadi. Dika bakalan gak mau ketemu sama aku nanti."
Masalah ini malah membuat Arif semakin pusing saja. Ternyata ucapan talak untuk Rani, membuatnya galau seperti ini. Apakah ini sebuah penyesalan terbesarnya?