"Dika! Dika jangan pergi kamu!" teriak Rani.
Ia berkali-kali memanggil Dika, tapi tak digubris olehnya. Pria itu semakin melajukan mobil dan berlalu pergi. Rani jadi kesal sendiri karena harus adu mulut dengan anaknya sendiri. Ia mengepalkan tangan dengan kuat, seolah ingin memberikan bogem mentah pada seseorang.
"Pasti si Dika bakalan datang ke rumah Leony! Gak salah lagi. Wanita itu benar-benar bikin anakku udah hancur pikirannya! Dika sama sekali gak mau dengerin kata-kataku," ujar Rani yang merasa kecewa dengan perubahan sikap Dika sekarang. Sang anak semakin membela Leony.
Ia merasa ceroboh karena tak menaruh botol racun itu ke dalam tempat yang aman. Ia lupa menyimpannya di tempat tertutup, yang tak akan pernah diketahui oleb Dika. Kini, semua penyesalan itu hanya bisa Rani rasakan.
***
"Eh, Dika!"