Tepat pada jam sebelas malam, Mori terbangun karena haus. Ia melihat botol air minum yang selalu disiapkan di atas meja tulisnya ternyata telah kosong. Mori mengusap rambutnya sambil turun dari tempat tidur, karena malas keluar sebenarnya.
Dengan malas Mori keluar dari kamarnya dengan mata setengah terbuka, dan berjalan hanya mengandalkan ingatan tentang setiap lokasi di setiap sudut rumahnya. Jadi, walau berjalan dengan mata tertutup sekali pun, Mori tetap tahu di mana lokasi tujuannya yang tak lain adalah ruang makan.
Seperti zombi, Mori berjalan melintasi ruang keluarga, ruang makan dan menuju ke lemari es yang di letakkan pada dinding yang bersebelahan dengan dapur.
Karena begitu mengantuknya, Mori bahkan tidak menyadari ada seseorang yang duduk di salah satu kursi ruang makan dan memperhatikan Mori yang kini sedang membuka lemari es dan mengambil sebuah botol air minum ukuran lima ratus mili liter.