"Kalian ini keras kepala sekali. Ku tekankan sekali lagi, aku tidak mengenal kalian. Jika memang di masa lalu aku mengenal, pasti aku ingat. Nyatanya? Aku sama sekali tidak ingat dan merasa asing. Apalagi kepada perempuan jelek ini. Mana mungkin aku sangat mencintainya. Orang yang aku cintai pastilah perempuan tinggi, bertubuh seksi dan dari kalangan atas, bukan seperti dia."
"Kau! Jaga ucapanmu!" bentak Tasaki. Aku tersenyum sinis.
"Kenapa? Sakit hati? Aku tidak peduli! Lebih baik kalian pergi dan tak usah mengganggu aku! Jika kalian datang lagi, atau bertemu denganku di suatu tempat dan menghubungi aku melalui telepon, akan ku pastikan kalian tidak selamat di kota ini. Anak buahku cukup banyak, aku bisa saja meminta mereka untuk menyingkirkan kalian agar tidak mengganggu kehidupanku!" ancamku. Mereka tidak merespon. Karena tak ada yang mengatakan apapun, aku pun masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan kasar.