Baixar aplicativo
33.33% REINKARNASI QIOAFENG / Chapter 4: 3.flashback

Capítulo 4: 3.flashback

#Flasback on#

.

.

.

Seorang cowok yang baru saja pulang dari sekolah dasar (SD)  ia terkejut melihat kondisi kedua orang tua nya dan maid disana

"Ayah ibu kalian kenapa hisk..hiks," seorang cowok kecil melihat mayat kaku diruang tamu

dan dengan tubuh berpisah dari tubuh ia Dennis melihat tubuh orang tua nya sudah tidak bernyawa

"Ayah ibu kenapa kalian meninggal kan Dennis sendiri Dennis takut," ucap Dennis menatap kosong yang didepan nya

Karena tidak ingin berlama disana Dennis berlari keluar rumah dan pergi entah kemana.

Sampai sore hari ia berjalan tanpa arah dan makanan minuman ia istirahat di sebuah gang, Dennis hanya bisa menangis dan merutuki nasip nya

"Woi anak kucil ngapai lo di disini?!," bentak seorang cowok kira-kira umur nya 17 tahun

"Siapa lo?," tanya Dennis meng-angkat kepala menatap sendu kearah lawan bicara nya

Emang sih ia agak iba melihat anak kecil dekil dengan mata yang semban digang lagi

"LO TANYA GUE SIAPA EMANG BOCIL NIH ANAK!," bentak cowok itu ingin menarik tangan Dennis

Dennis berusaha melawan tapi tenaga nya sudah banyak terkuras.

"Lepaskan," ucap Dennis melihat sekitar nya mulai gelap

"Ayah ibu," ucap Dennis lirik sebelum kesadaran nya punah

🍓🍓🍓

pulk...

"Harry kamu itu, kebiasaan kasar sama orang jangan anak kecil juga kali!," ucap wanita paru baya memukul kepala anaknya ini

"Sorry deh mah tadi kan, gue liat ni anak di gang gue kan gak tahu siapa?," ucap Harry

(Harry Berlintus Brown) sambil memengang kepalanya karena kena jitakan mamanya

"Anak anjing," umpal Febi (Febi Anjelis  Brown) memaki anak satu-satu nya

"Berarti mama anjing juga dong hehe," ucap Harry sambil terkekek

"Kalian berdua berantem terus, aku liat dari tadi mataku hampir copot," ucap papa Harry bernama Marconi (Herdius Marconi Brown)

"Yaelah papa, pa tu anak udah bangun gak lama banget sih jangan-jangan koi," ucap Harry asal

Pluk

"Dasar goblok," ucap Marconi setelah menyitak kepala anaknya

"Haha yuk kita liat," ucap Febi langsung meninggal kan Harry yang masih kesakitan

#dikambar Dennis#

Dennis terbangun dikambar besar berdinding kaca dan diluar nnya terlihat taman kecil.

"Hiks..hiks... Aku dimana?" Dennis menangis sambil kesengukan

Krek...

"Sayang kamu udah bangun?," tanya wanita asing tidak lain adalah Febi

"Hiks... kakak jahat!! Siapa kalian hisk.." ucap Dennis melihat seorang yang menyeret nya digang

"Kakak jahat kok hanya mau nolong aja tadi," ucap Harry agak kaku

"Sayang kami gak jahat kok kamu tenang ya, nama siapa?" tanya Febi

"Aku Dennis Landry tan tapi.. Ibu ama ayah hiks..hikss" ucap Dennis tidak sangup mengucapkan nya

"Harry cepat cari data lengkap Dennis!!" perintah Marconi, ia mendekati Dennis

Harry hanya mengangukan kepalanya dan langsung mengotak-gatik sebuah komputer (btw kambar ini milik Harry)

"Dennis jangan takut ya masa anak cowok penakut, gak jadi ganteng nanti lo" ucap Marconi dengan suara humor

"umh iya paman Dennis gak akan nangis lagi, anu Dennis lap..er" ucaç Dennis agak takut

"Laper tante yang ambil" ucap Febi keluar kambar

"Udah kamu duduk aja dulu  paman mau kesana sebentar" ucap Marconi pergi menghampiri Harry

Setelah Marconi pergi Dennis hanya duduk sambil melihat sekitar.

"Pa ini data nya biar gue yang baca

nama Dennis Landry

Umur 7 tahun dari keluarga Landry anak satu-satunya, memiliki IQ 180 'kaget gue' dan beritanya baru di unggah orangtuanya Dennis serta maid nya dibunuh dengan sadis, perkiraan kematian nya 3 jam sebelum sekolah usai," ucap Harry ala serius

"Umm kasihan ni anak pa boleh gak jadi adik gue, Harry mau punya adik lagi kok," ucap Harry terlihat imut

"Ehm mama setuju," ucap Febi baru datang membawa makanan untuk Dennis

"Ehm baiklah jika kalian berdua setuju kita bisa adopsi Dennis," ucap Marconi

Dennis mendengar percakapan mereka tapi tidak terlalu ia pikirkan.

"Ayah ibu, kenapa kalian meninggalkan Dennis sendiri? Mengapa orangtua ku apa salah mereka hisk...hiks," batin Dennis menanggis

"Dennis jangan sedih ya sayang," ucap Febi mengelus kepala Dennis dengan lembut

Ia tidak pernah diperlakukan senyaman ini oleh orangtua nya karena mereka sangat sibuk sampai melupakan kehadiran Dennis

"Ehm iya tante," ucap Dennis pura-pura tersenyum walau hatinya masih sedih

"Dennis mau gak adik gue??," tanya Harry sok imut

"Iya mau gak jadi anak paman ama tante?," tanya Febi antusias

Tik

"Mau tante, Dennis gak punya siapa-siapa lagi," ucap Dennis sambil menangis

"Cup..cup jangan nangis sekarang nama kamu Dennis Brown oke sayang kamu boleh panggil

mama, dan papa kalau dia seterah mau panggil apa," ucap Febi menunjukan kearah Harry

"Lo panggil gue kakak aja boy," ucap Harry menyentuh hidung Dennis

"Baik kakak," ucap Dennis agak kaku, perasaannya sekarang campur aduk dari lain ia merasa senang dan disisi lain ia juga sedih

"Ini makan yang banyak setelah itu istirahat ya Dennis kami pergi dulu," ucap Marconi

Dennis hanya menganguk

Setelah mereka keluar Dennis melahap makanan nya di bawa mama baru nya

"Mungkin ini adalah kehidupan baru ku," batin Dennis

°

°

°

Flasback oof

"Terus lo gapai sedih lo udah ada keluarga baru dan mereka baik lagi?!" tanya Lily bingung

"Ya gak papa sih, hanya aja gue masih gingat kejadian sadis yang menimpa orang tua kandung gue

sape hari ini gue gak pernah nemui pelaku nya," ucap Dennis agak menunduk

"Kalau lo udah nemui pelakunya, lo

mau lo apain?," tanya Lily

"Lo gak tahu kehidupan gue lebih mengerikan dari itu, lo masih beruntung punya orang yang peduli sama lo lah gue dapat kasih sayang dari ibu gak pernah," batin Lily sedih

"Gue gak tahu sih," ucap Dennis "mungkin tu orang bakal gue siksa seperti ia menyiksa orang tua ku,"  batin Dennis

"Oo gitu,"

"Emh yok ke kantin," ajak Dennis sambil berdiri

"Yokk,"

Mereka berdua pun kekantin (orang masuk kelas tu berdua malah kekantin)

Kira-kira 2 jam telah berlalu

Teng..teng...!!!

Bel tanda Istirahat ke-2 pun berbunyi

Lily dan Dennis masih santai dikantin sambil berbicang-bincang

🍓semoga suka🍓


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C4
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login