Baixar aplicativo
50% Reincarnation in Slam Dunk World as Sakuragi Hanamichi / Chapter 15: CH15 : Reveal of Sakuragi Past

Capítulo 15: CH15 : Reveal of Sakuragi Past

*Keesokan Harinya*

Terlihat tim basket sedang berlatih dengan keras, karena besok mereka akan melawan SMA Ryonan dalam latih tanding. Mereka semua ingin memberikan hasil yang terbaik besok, sehingga Akagi membuat mereka semua berlatih lebih keras dari biasanya.

"Bagus, semua orang sangat bersemangat dan tampil lebih bagus dalam latihan hari ini." ucap Ayako.

"Baiklah semuanya, kita latihan 3 on 3 full court." teriak Akagi.

"YA."

Semua pemain hari ini sangat bersemangat, mereka sangat bertekad untuk mengalahkan Ryonan besok. Bahkan Rukawa saja terlihat lebih bertekad.

*Time Skip*

Hari ini tidak seperti biasanya, tim basket berlatih sampai malam, mereka mematangkan strategi dan kemampuan mereka hari ini.

"Wah tim basket berlatih sangat keras ya, sepertinya besok ada pertandingan." ucap salah satu anggota tim sepakbola yang sehabis latihan melihat gym tim basket yang masih berisik dan menyala lampunya. Mereka memutuskan untuk melihat sedikit latihan mereka.

"Semua orang sepertinya berlatih sangat keras, mereka benar-benar hebat." ucap mereka setelah masuk ke gym basket, dan melihat semua anggota tim basket masih berlatih.

"Tentu saja, besok kita akan menghadapi salah satu yang terbaik di prefektur Kanagawa, yaitu Ryonan High." jawab Ayako yang mendengar mereka.

"Lagipula, tahun ini mereka diprediksi sebagai salah satu tim yang akan lolos ke turnamen nasional, jika kita tidak bisa mengalahkan mereka, tujuan untuk ke turnamen nasional dan juara hanyalah mimpi kosong belaka." lanjut Ayako.

"Wahh, tidak heran, ini adalah tim yang dikapteni Akagi. Turnamen Nasional adalah tujuan mereka, mereka benar-benar luar biasa." ucap mereka lagi.

Sementara itu terlihat Sakuragi sedang berhadapan dengan Kogure, Sakuragi berusaha melewati Kogure, dia melakukan crossover dan melewati Kogure yang tak bisa bereaksi cukup cepat dan melakukan lay-up.

"BLUSS"

"Nice" ucap anggota lain.

"Nice shoot Sakuragi, gerakanmu juga bagus." ucap Kogure senang dengan perkembangan Sakuragi.

"Sangat bagus Sakuragi Hanamichi, kau memasukan 5/5 lay-up mu. Perkembanganmu sungguh menakjubkan." kata Ayako sambil menghampiri Sakuragi dan menepuk punggungnya.

"Hahaha ini bukan apa-apa Ayako-san." kata Sakuragi. Dia pun langsung kembali ke latihan.

"Ayo semuanya lakukan dengan sepenuh hatimu, lanjutkan latihannya." Teriak Akagi.

"WO WO WO." teriak fans Rukawa yang masih ada untuk melihat Rukawa berlatih.

"Aku tidak bicara untuk kalian." gumam Akagi sweatdrop.

"Kami adalah Rukawa Fans club, kami akan mendukung Rukawa besok." teriak mereka lagi.

Sakuragi dan Akagi yang mendengarnya merasa kesal. Sementara Rukawa seperti biasa tak mendengarkan mereka. Dan latihan pun berlanjut hingga jam 8 malam. Mereka pun segera melakukan pendinginan atau cooling down.

"Sensei, dilihat dari betapa kerasnya mereka latihan, besok mungkin akan menjadi pertandingan yang sengit." kata Ayako ke Anzai.

"Ho Ho Ho, tentu." jawab Anzai sambil tertawa khasnya.

"Oke semuanya, besok berkumpul disini jam setengah sembilan, jangan terlambat mengerti.?" kata Akagi.

"YA."

Setelah membersihkan lapangan gym mereka bergegas keruang ganti dan bersiap-siap untuk pulang, namun Akagi memanggil Sakuragi untuk jangan pulang terlebih dahulu. Sakuragi yang mendengarnya pun tetap berada di gym dan bertanya. " Ada apa Gori.?

Akagi hanya diam sambil memantulkan bola, setelah itu dia melemparkan bola ke kaca ring dan menangkap bola tersebut. Sakuragi yang melihatnya langsung mengerti. "Kau ingin aku berlatih Rebound Gori.?" tanya Sakuragi.

"Ya, aku ingin kau berlatih rebound untuk besok. Ku lihat Reboundmu sudah bagus, tetapi kurasa belum cukup bagus." kata Akagi.

"Aku tak tau besok kau akan ditempatkan di Power forward atau Point Guard. Tetapi tak masalah dimanapun posisimu besok, Aku ingin kau melatih reboundnya bersamaku." Kata Akagi melanjutkan.

"Baiklah, kenapa kita tidak One on One saja, dengan begitu kita juga dapat melatih offense dan defense ku." jawab Sakuragi menawarkan.

"Baiklah." jawab Akagi.

Dan merekapun melanjutkan berlatih one on one. Tanpa disadari mereka, Kogure belum pulang dan melihat mereka dari pintu, dia hanya tersenyum, karena Akagi sekarang sepenuhnya mempercayai kemampuan Sakuragi. Dia pun memutuskan untuk pulang. Sementara itu dengan Akagi dan Sakuragi, mereka masih berlatih. Saat berlatih Akagi memutuskan untuk bertanya sesuatu. " Hei Sakuragi, aku penasaran. Dari yang kulihat, kau sepertinya terlalu bagus bagi orang yang pertama kali main basket. Perkembanganmu juga sangat cepat."

Sakuragi yang mendengarnya diam sebentar, setelah diam beberapa detik dia memutuskan untuk menjawab dengan setengah kebenaran dan setengah berbohong. " Ya kau benar Gori, sebenarnya aku dulu tinggal di Amerika dan bermain basket sejak kecil, semenjak SD kelas satu aku sudah dilatih bermain basket, dan aku juga cukup bagus. Namun aku berhenti bermain saat kelas satu SMP."

"Hm kenapa kau berhenti bermain." tanya Akagi.

"Yah dulu Ibuku yang menyemangatiku untuk bermain basket dan melatihku, meninggal saat aku akan memasuki SMP. Setelah kematiannya, aku jadi tak suka bermain basket, karena saat bermain itu mengingatkanku kepada ibuku. Dan akibat dari itu aku memutuskan pindah ke Jepang, dan di SMP karena hal-hal terntentu aku semakin tak menyukai basket." kata Sakuragi menjelaskan, sebenarnya kenangan tinggal di Amerika dan lainnya tidak bohong, itu benar itu adalah kenangan asli Sakuragi tentunya tanpa hal basket itu. Ternyata entah dia berada di alternative universe atau memang itu masa kecil Sakuragi asli, karena setaunya masa kecil Sakuragi tidak diceritakan dengan jelas di manga.

"Kalau kau membencinya, apa yang menyebabkanmu bergabung.? Apakah kau bergabung hanya untuk mengesankan adikku.?" tanya Akagi dengan tenang.

"Aku bergabung memang karena Haruko. Namun, aku tidak bergabung hanya untuk mengesankannya, aku bergabung karena, dia berhasil memunculkan gairahku untuk bermain basket kembali. Melihatnya sangat bersemangat tentang basket, mendengarnya saat dia bercerita betapa kerasnya dia berlatih saat SMP. Itu membuatku menyadari, bahwa aku masih menyukai bola basket. Aku hanya menutupi kesukaanku bermain basket dibalik kebohongan bahwa aku membenci basket." jelas Sakuragi dengan tenang.

"Begitu, jadi itu sebabnya." gumam Akagi.

"Ya, tubuhku memang berkarat, karena sudah bertahun-tahun aku tak bermain, maka dari itu awal-awal hanya dunk saja yang masih bisa kulakukan ." ucap Sakuragi.

"Heh kalau begitu, kita harus kembali melatih kemampuanmu kan." ucap Akagi sambil tersenyum, bersiap melanjutkan latihan

"Hahaha Baiklah, tunggu saja aku adalah jenius, dalam waktu dekat aku dapat mengembalikan kemampuanku." ucap Sakuragi kembali dengan kepribadiannya yang sombong.

"Haahhh, ini dia kembali lagi egonya." gumam Akagi.

Dan mereka pun melanjutkan pelatihan sampai larut. Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing.

*Pagi Hari di Stasiun Kereta*

Terlihat stasiun sudah ramai orang berlalu lalang. Baik itu orang yang sudah kerja maupun siswa siswi yang ingin ke sekolah. Ada juga berandalan yang sukanya mencari ribut dengan orang.

"Ahahaha, idiot, itu terlalu mudah untuk melawan anak itu. Aku menang dengan mudah." ucap salah satu berandal di dalam kereta.

"Setelah, aku menghajarnya aku mengatakan hal-hal yang sangat keren." lanjutnya.

"Apa itu.?" tanya temannya.

"Aku bisa melawan siapapun dan kau bukan lah lawan yang layak untukku." jawab berandalan itu.

"Cool, Ahahaha."

Tiba-tiba ada 3 orang menaiki kereta dan menghadapi kedua berandal tersebut, karena posisi mereka menghalangi jalan ke tempat duduk. Kedua berandal tersebut langsung pucat dan takut melihat didepan mereka yang ternyata adalah Akagi,Rukawa dan Sakuragi yang sangat tinggi dan melihat mereka dengan menyeramkan.

"Minggir." kata Sakuragi sambil memelototi mereka.

Mereka segera menyingkir dengan cepat, dan ketiga orang itu segera berjalan mencari anggota tim yang lainnya. Kedua berandalan itu hanya melihat mereka dengan takut dan berkeringat dari belakang.

"S-siapa mereka." ucap berandalan yang sombong tadi.

"H-hei bukankah kau bilang, bisa melawan semua orang." tanya temannya.

Sementara itu dengan ketiga orang tadi, mereka akhirnya sampai ke gerbong kereta tempat anggota tim lainnya berada.

"Ah kalian tepat waktu." ucap Ayako lega.

"Ho Ho Ho Ho." tawa Anzai seperti biasa.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C15
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login