Baixar aplicativo
10.07% RE: Creator God / Chapter 38: CH.38 Keajaiban

Capítulo 38: CH.38 Keajaiban

Gelap… dingin…. Aku tidak bisa melihat apa-apa. Apakah aku sudah mati? Apakah aku akhirnya bunuh diri karena tidak ingin menyakiti orang lain atau dibunuh? Semuanya itu rasanya tidak kuperlu kuperhatikan lagi. Aku ingin istirahat tenang, setidaknya tidur panjang yang membuatku merasa bahwa diriku ini akan baik-baik saja.

Hidupku sudah tak punya arti kalau begini caranya. Belum juga aku menemukan cara untuk memperbaiki mana diriku ini, sudah saja masalah dan cobaan menerpa diriku, membawaku jauh dari harapan. Aku sudah terperangkap di sini, tidak tau lagi ke mana aku harus pergi atau tempat untuk pulang. Depresi? Jangan salah sangka, despresi itulah diriku, bukan yang mempengaruhi diriku.

"Ahh, bodoh sekali diriku ini." oh, aku masih bisa berbicara, setidaknya.

Mungkin aku masih hidup, mungkin aku sudah di alam orang mati. Segala kemungkinan ada, entah seberapa besar presentasenya. Kalau ditakdirkan tetap hidup, biarkanlah seseorang membantuku dan membuatku tetap hidup. Kalau takdir berkata sebaliknya, biarkanlah aku mati di tempat yang indah, seperti padang rumput hijau yang luas, ada sungai, dan pohon-pohon yang rindang. Aneh sekali ya diriku?

Ngomong-ngomong ini bukan dunia alam bawah sadarku, tau dari mana? Kalau sudah di dunia alam bawah sadarku pasti mereka berdua atau salah satunya sudah muncul, tetapi mereka tidak ada sekarang.

"Kurasa di dunia ini, ah bukan, bahkan sampai ujung semesta pun tidak akan ada yang peduli lagi denganku."

Aku masih bisa berjalan, berlari, dan menari. Di dalam kegelapan ini menari sendiri, sepi ya rasanya. Setidaknya aku ingin ada lagu halus yang melantuni dan seorang pasangan wanita. Ah ya, Kiera bagaimana ya? Apakah dia selamat? Apakah dia masih hidup?

Tetapi guna apa aku menanya seperti itu, orang di sini saja aku sudah di antara hidup dan mati, masih peduli juga dengan orang lain, sungguh naif. Seharusnya aku itu memperhatikan diriku sendiri. Kurasa sampai mati pun aku tetap bodoh ya?

"He… hei…." tiba-tiba aku mendengar suatu suara.

Suara itu memanggilku lemah entah dari mana. Huh, apa yang sebenarnya terjadi? Bukan kah di sini hanya aku sendirian seorang? Di mana suara yang memanggilku itu?

"Hei… hei!" aku tiba-tiba terkejut bangun.

Karena aku membuka mataku dengan tiba-tiba, cahaya yang masuk ke mataku membuatku sedikit kehilangan penglihatan untuk sementara. Aku hanya bisa mengucek mataku hanya untuk meredakan efeknya.

"Hei. Akhirnya kau bangun juga." suara itu akhirnya terdengar jelas, suara seorang perempuan.

"Ugh, di mana aku, siapa kau?" penglihatanku kembali pulih setelah sementara waktu.

Yang bisa aku lihat sekarang, aku sedang tertidur di kasur dengan seorang perempuan, tidak seorang gadis mungkin atau wanita, yang penting dia sedang berdiri di samping kasur.

"Tenang lah sedikit. Walau aku tak mengenal diriku, tetapi aku mengenal kamu, si CEO perusahaan Guirusia.co, Guirusia Sin." hee, baru kali ini aku mendengar secara langsung info data diriku oleh orang luar.

"Beri tahu secepatnya tolong. Aku harus mencari seseorang." aku mencoba bangun dan pergi, namun aku ditahan oleh orang itu.

"Eitss, tidak secepat itu. Kau sudah berhutang kepadaku, setidaknya bayarlah budimu."

Orang ini sungguh membuatku kesal. Cih, kalau saja bukan karena sedang mencari Kiera, pasti aku tak akan terbujuk kata-katanya.

"Gunakan lah namaku di semua tempat, bilang aku yang tanggung segala biayanya." aku hanya bisa bangun dan mengambil jasku yang langsung tampak.

Aku memakai jasku itu dan langsung meninggalkan tempat ini. Secepatnya aku harus kembali. Aku tidak tau harus bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada Kiera.

"Kiera, tunggulah diriku." setelah melihat tempat yang cukup luas dan langit, aku langsung membuka sayapku dan terbang pergi.

Ngomong-ngomong, manaku sudah kembali stabil, apa yang terjadi? Tunggu, mana… wanita itu… jasku yang terlepas… brengsek, pasti wanita itu sudah melakukan hubungan badan denganku, sialan.

"Cih, kalau bukan karena aku buru-buru mencari Kiera, aku pasti akan membuatnya minum pil kontrasepsi, tapi ini bukan saatnya." setelah keluar dari rumah orang itu dan terbang di ketinggian yang cukup untuk melihat segalanya, aku langsung mencari rumah sakit tempat Kiera di operasi.

Rupanya aku berada di rumah seseorang yang ada di dalam hutan. Rumahnya pun kelihatan tidak biasa dan bukan rumah yang murah. Kurasa dia adalah wanita matre, hanya cari keuntungan dariku.

"Itu dia, aku lihat rumah sakit itu." aku terbang dengan cepat menuju ke situ.

Kulihat mobilku masih di situ, mobil yang dibawa supirku juga masih ada, berarti Kiera dan anak-anak masih ada di sini. Jadi langsung saja aku turun dari posisi terbangku dan masuk ke dalam rumah sakit dengan cepat. Aku bergegas masuk dan mendapatkan suster yang sedang berjaga saat itu.

"Kamar pasien Mishishi Kiera." dengan singkat aku bertanya.

"Ruang VVIP, mari aku antarkan tuan Guirusia." suster itu langsung saja mengantarkanku menuju ruangan Kiera.

Ruangan itu tidak jauh rupanya, hanya perlu beberapa puluh langkah saja. Setelah suster itu mengantarkanku, dia langsung pergi dari hadapanku. Apakah ada yang memberi tahu orang-orang di sini kalau ada yang mencari Kiera adalah diriku?

Aku mengetok pintu itu sebelum aku masuk. Takutnya di jam 3 pagi ini semuanya sedang tertidur. Karena tidak mendapat respon, aku akhirnya membuka pintu sangat pelan supaya tidak berbunyi. Yang kudapati hanyalah satu, Kiera yang sedang berbaring di kasur dan semua anak duduk mengelilingi dirinya dan tertidur juga.

'Sungguh, aku tau kalian mencintai mama kalian sepenuh hati kalian.' aku hanya bisa berpikir tentang pemandangan itu.

Untung saja ruangan ini punya kasur yang cukup untuk anak-anakku tidur. Jadi aku mengendong satu per satu untuk membawanya ke kasur. Tidak baik membiarkan mereka tertidur seperti ini. Yang tak di duga, setelah beberapa tahun tidak mengendong kedua anak perempuanku, mereka tetaplah ringan sehingga mudah mengendongnya.

Setelah memindahkan semua anak-anakku ke kasur, aku yang mengantikan mereka dan duduk di kursi samping kasur Kiera. Sungguh tragis kejadian ini. Apa yang sebenarnya terjadi pada Kiera? Kenapa aku begitu bodoh dan tidak bertanya kepada dokter atau suster yang menjaga? Begitu banyak pertanyaan tetapi aku hanya bisa menyimpannya. Aku hanya berharap seseorang bisa menjelaskan semuanya ini kepadaku nanti.

Aku hanya bisa duduk dan menyandarkan tanganku di kasur Kiera sambil memegang erat tangan kirinya. Tanganku membawa dekat tangan Kiera ke dahiku, memegang erat tangan Kiera berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi. Sudah berjam-jam aku pergi dari rumah sakit ini dan berada entah di mana, tetapi sekarang aku sudah tenang dan aku kembali.

Kenapa disaat-saat seperti itulah manaku menjadi tidak terkontrol? Apakah yang sebenarnya terjadi kepada tubuhku ini? Apakah semuanya ini tidak bisa disembuhkan? Aku menghujani diriku dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatku semakin terseret ke dalam kegelapan dunia yang kejam ini.

"Cepatlah bangun Kiera, aku menunggumu." aku hanya bisa terduduk diam, sebelum aku tertidur dalam posisi itu.

Sebuah mimpi aku lihat, mimpi yang indah awal-awalnya, banyak bunga sudah menguning yang sedang berjatuhan. Tapi akhirnya di dalam mimpi itu, langit menjadi sangat gelap dan semua pohon menjadi layu kering. Mimpi itu membuatku sangat tidak tenang. Jantungku berdegup sangat kencang sebelum aku terbangun tiba-tiba.

"Papa…." sesaat aku bangun, aku mendapati semua anak-anakku memelukku erat-erat.

Aku sadar, mereka yang melihatku lepas kontrol itu mungkin menganggap bahwa diriku itu monster. Namun mereka masih berani memelukku seperti ini, berarti aku mengerti, mereka percaya kepadaku.

"Papa di sini, anak-anakku." aku memeluk mereka semua sebelum akhirnya mereka menangis sekencang-kencangnya dalam waktu yang cukup lama.

Perlu waktu untuk membuat mereka berhenti menangis, yang bisa kulakukan hanyalah mengatakan semuanya akan baik-baik saja sambil mengelus kepala atau pundak mereka. Setelah sekian lama menangis, akhirnya mereka berhenti juga menangis dan kembali ke posisi berdiri.

"Katakanlah kepada papa, apa yang dikatakan dokter tentang mama." aku bertanya kepada mereka berharap ada yang memberiku sebuah jawaban.

"Ma-mama, ka-kata dokter, ma-mama koma dan tidak tau ka-kapan harus bangun." sambil sedikit terisak, Furisu menjawab pertanyaanku.

Walau aku tau ini bukan berita yang baik, tetapi ini sudah membuatku sedikit tenang, setidaknya dia tidak dalam kondisi kritis yang mengancam nyawanya.

"Terima kasih nak, kalian duduklah dulu, tenangkanlah diri kalian." aku hanya bisa menjawab dan tersenyum lemah.

Mereka menganggukan kepala dan menuruti perkataanku. Mereka hanya bisa duduk diam dan menundukkan kepala mereka. Aku tau bahwa kabar koma sama saja seperti kabar mati, entah kapan dia akan bangun. Untuk anak-anak perasaannya jauh lebih terkena karena mereka punya hubungan darah dan daging dengan Kiera.

"Permisi." tiba-tiba aku mendengar sebuah ketokan dari luar pintu.

"Masuk.��� aku menjawab panggilan itu.

Setelah pintu terbuka, ternyata yang datang adalah seorang dokter perempuan dan seorang suster lainnya. Mereka datang mendekatiku.

"Apakah anda suami dari nyonya Mishishi?"

"Benar."

"Tolong ikuti saya sebentar, ada yang perlu saya katakan secara pribadi kepada anda." dokter itu memberi tahu ada sesuatu yang ingin dikatakan olehnya.

"Kalian tungguh di sini, jaga mama sebentar." aku berdiri dan mengikuti dokter itu.

Kami hanya berdiri di luar ruangan saja ketika rumah sakit masih sepi. Dokter itu memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Tuan, berdasarkan data yang kami ambil dari istri tuan, kami menemukan sebuah kejanggalan pada istri tuan." ucapan dokter itu membuatku sedikit kebingungan.

"Kejanggalan? Ada apa yang salah dari istriku dokter?" aku ingin memastikan kejanggalan itu.

"Begini tuan, ketika kami melakukan operasi, kami mendapati bahwa luka istri tuan tiba-tiba menutup secara perlahan tanpa salah satu dari orang yang ada di ruang operasi pun menyentuhnya."

Kejanggalan ini… tunggu kelihatannya aku mengetahui apa yang sedang terjadi. Tetapi biarkan aku memastikan terlebih dahulu.

"Apakah ada hal lainnya?"

"Ada tuan, selain luka yang tiba-tiba menutup sendiri, darah pun berterbangan kembali masuk ke tubuh istri anda, juga ketika kami melihat isi perut istri anda dengan CT scan, kami mendapati tubuh istri anda pulih seperti normalnya."

Aku tau skenario ini. Inilah yang disebut, penyembuhan pembalik waktu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C38
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login