BUKKK!!! Madi menepuk punggung Tan dengan tangan kanannya.
"Aduuuuuh... katanya tangan kananmu masih sakit. Kenapa kuat sekali pukulanmu?" keluh Tan sambil mengusap-ngusap punggungnya yang ditepuk Madi.
"Tangan saya sehat untuk menghajarmu! Mau lagi?" Madi menatap bengis pada Tan seolah ingin menelannya hidup-hidup. Madi sedang berusaha agar Cil tidak takut mengingat kejadian malam itu. Karena itulah tidak suka saat Tan asal bicara.
Cil terdiam bukan karena takut, tapi lebih kepada bingung. Tidak tahu kenapa dirinya bisa merasakan aura tanpa perlu memfokuskan konsentrasi seperti yang pernah diajarkan Madi dulu.
"Apa Tuanku baik-baik saja? Apa Tuanku takut?" Madi mengusap punggung Cil penuh kasih sayang.
Cil menggeleng sekali. "Cil cuma bingung pak cik."
"Bingung kenapa?"
"Kenapa Cil bisa merasakan aura tanpa harus konsentrasi seperti yang pak cik ajarkan dulu?"
"Itu namanya bakat alam. Bukankah sudah pernah pak cik sebut?"
Hallo...
Selamat pagi, siang, sore ataupun malam di mana saja kalian berada, saya harap semuanya dalam keadaan sehat selalu ^_^.
Mengenai Perang Jambi-Johor, jika ada kesalahan tanggal/tahun atau ada tambahan lainnya silahkan beri masukannya :)
Jangan malu-malu ya :)
Sampai jumpa di chapter selanjutnya yang akan diupdate setiap harinya ^_^