Siang tadi aku sudah diijinkan pulang oleh dokter dari rumah sakit setelah kemarin dirawat inap lepas kejadian dilapangan basket yang membuat tangan kiriku retak dua tulangnya dan harus digip.
"udah makan al? " tanya ibu yang melihatku akan naik tangga ke kamar." udah bu barusan!" jawab ku.
"minum skalian itu vitamin buat tulangmu biar cepet sembuh! " perintah beliau." siap! " tanganku menghormat, ibu senyum akupun berlalu ke kamar.
Dikamar kulihat gitarku tersandar ditembok samping ranjang. Ingin memainkannya tapi tanganku gak bisa. Hehehe.
Akhirnya kuhidupkan tape compo dengan kaset Pita milik dewa 19 didalam. Merebahkan tubuh dan alunan lagu diawali intro gitar Andra terdengar. Lagu dewa 19 mengobati kangen setelah beberapa hari saja tak melihat senyum tipis nya.
".. Kuterima surat mu dan kubaca dan aku mengerti.. Betapa merindunya diriku akan hadirnya dirimu.. Didalam hari hari ku.. Bersama lagi...! "
Kata kata dilagu dewa itu pas sekali mewakili apa yang kurasakan saat ini. Aku begitu menghayati setiap bait kata yang kulantunkan pelan mengikuti suara vokal Ari Laso yang khas.
Belum habis lagu kangen kuputar, " aldo, telpon, Nita! " suara ibu memanggil dan aku langsung beranjak dari tempat tidur turun ke bawah pelan, karena tangan kiriku belum bisa kupakai buat pegangan.
"halo Nita? " tanya ku. Aku membayangkan wajahnya tersenyum menderita suaraku.
" al, maaf ganggu istirahat mu ya? " tanya Nita.
" gak lah, seneng kamu telpon! " aku juga senyum." kok tau sih aku dah pulang dari sapa? " tanyaku berikutnya.
" tadi aku sempet kerumah sakit jenguk kamu, ternyata kita perawatan disana kamu dah pulang! Makanya aku telpon aja "
" ohh iya tadi siang jam 11 an " jawab ku.
" nanti aku kesana ya al mungkin sama Elisa ? " tanya Nita.
" jangan kok ! " godaku serius.
" loh knapa? " Nita terpancing meninggikan nada suaranya. Aku senyum dia gak tahu." jangan ditunda! " jawabannya.
" eeehhmm " Nita merengek manja membuat hatiku makin kangen.
" udah dulu ya al, nanti ketemu aja, aku rindu! " kata terakhir sedikit pelan menambah dalam kesannya.
" hahahaha, sama " jawab ku.
" assalamualaikum! " Nita mengakhiri telepon.
" walaikum salam! " aku meletakkan gagang telepon ditempatnya.
Aku akan beranak lagi kekamar, ibu menegurku." seneng ya ada yang mau jenguk " goda ibu senyum melihatku." ibu denger ya? " tanyaku sambil senyum dan melangkahkan kaki ke kamar. Ibu membalas senyumku dan juga berlalu ke ruang tengah.
_____
Habis magrib lepas makan dan minum vitamin aku beranak ke kamar, mengambil tas diatas meja dan membuka buku paket bahasa Indonesia. Sudah dua hari aku gak masuk sekolah. Kata Totok yang tadi siang telpon ada tugas yang besok harus dikumpulkan. Rencana besok aku udah mau masuk sekolah diantar ibu.
"aldo! " ibu memanggil. Kuhentikan menulis.
" ya bu " jawab ku.
" dicari temanmu! " balas ibu.
Aku langsung menutup buku dan segera turun. Aku ingat Nita malam ini akan datang menjenguk ku. Aku berjalan menuruni tangga dengan perasaan yang begitu senang. Seperti mendapatkan tambahan energi.
" hai Nita!! " sapaku saat melihat Nita yang juga melihatku nampak senang menemuiku. Aku tersenyum melihat wajah Nita lagi. Rindu ini terobati." dik, lis makasih ya udah repot datang " lanjutku sambil bersalaman.
Dodik dan Elisa juga pasti senang bisa melihatku lagi." pulang jam brapa? " tanya Dodik?"
"siang dik jam 11 an! " jawab ku." eh, kalian udah jadian ya? "tanyaku lagi melanjutkan percakapan.
Elisa cuma senyum seperti mengiyakan pertanyaan ku , dan mereka memang udah jadian kata Nita.
Dodik pun memberi isyarat dengan menahan senyuman dan sedikit menunduk.
Tiba tiba Nita berdiri mendekati ku ,maksudnya mau menyentuh jariku yang tak digip. Sepertinya Nita penasaran aja saat itu. Aku terus memperhatikan jarinya yang seperti takut akan menyentuh jariku.
" AAAHHHHH...!!!" Aku teriak.
Pastilah Nita kaget mendengar teriakanku, dia menarik tubuhnya yang sesaat jarinya sedikit menyentuh jariku. "hahahaha!" aku tertawa. Nita langsung memukul pelan bahu kananku. "AHH!" teriakku lagi. Nita kembali terkejut.
" AHH ALDO! " rengeknya seraya tersenyum saat tahu aku cuma menggodadengan teriakan seperti kesakitan saat di sentuh tadi. Aku kembali tertawa.
"aldoo.!!... kirain beneran.!! ." ucap Nita. Dodik dan Elisa juga sontak tertawa melihatnya. Suasana menjadi terurai dengan candaanku. Wajah Nita sedikit merah, mungkin malu tapi cuma sebentar.
Aku mendekati Nita yang duduk dikursi samping kanan depanku. Aku berbisik. "Nita rindu!" pelan ditelinga namun pasti lantang dihati. Aku kembali duduk.
"ngomong apaan sih pake bisik bisik? " tanya Elisa senyum, aku yakin dia juga dengar karena duduk dekat Nita.
" beneran! .... rindu!! " goda ku membuat Nita makin tersipu didepan mereka. Aku menikmati melihat ketika wajah Nita merah menahan malu. Nampak semakin mempesona. Nita salah tingkah dan mengalihkan pembicaraan. Cuma senyum tersipu.
" kapan masuk? " tanya Nita.
" males,.. Kamu aja yang masuk ke hatiku! " Aku terus melihat senyum Nita disela lesung pipi tipisnya yang begitu indah.
" eh al.. Waktu kamu jatuh itu kan juga ada aku sama hadi to? " tanya Dodik membuka tema baru.
" iya, kan kita setim, lawan anak kelas 3..!" jawab ku.
"iya, tapi campuran kelas lain keliatane al..! " kata Dodik sedikit mengerasakan suara.
" curang dong mereka!! " sergah Elisa membela Dodik. aku dan Nita tertawa. Mereka berdua juga.
"eh ya dik, skornya brp trakhir? " tanya ku.
" tau lupa, semua fokus langsung liat kamu jatuh, udah gak inget skor. " jawab Dodik." kamu Kena kaki apa jatuh sendiri al..? " tanya dodik.
" perasaan pas mundur kena kaki anak kelas 3 yang dibelakangku..gak sengaja, namanya juga basket"
" ohh.. "
Selanjutnya kami bercanda, dan saling menggoda iseng khas persahabatan sambil minum teh yang dihidangkan ibuku.
" al, udah malem, mau pulang ya ditunggu ibu! " kata Nita.
" iyalah, besok ketemu! " aku melihat mata Nita. Menikmati keindahannya.
" iya al, kamu punya spidol? Yang macem macem itulo? " tanya Nita.
" buat apa?? " tanya ku.
"tanda tangan " jawab Nita. Aku segera berdiri masuk mengambil spidol punya Danang adikku dan keluar membawanya.
"nahh ini " pinta Nita senang dan langsung mengambil spidol dariku.
Sedetik berikutnya gip yang tadinya berwarna putih itupun sekejap jadi pelangi. Ada tandatangan Nita , Elisa , Dodik juga aku disamping nama Nita. Kugambar sekalian lambang daun waru. Cinta!
" udah ya al, aku pulang dulu, kamu kan besok juga masuk! " saran Nita." istirahat dulu! " lanjutnya.
" iya, makasih! " jawab ku." oh ya nita bentar ya " pintaku pada Nita menunggu. Aku masuk sebentar ke kamar dan menuliskan surat buat Nita. Dan keluar sebentar kemudian memberikan sobekan kertas yang kulipat.
" Nita, buat kamu! " Nita menerima dan langsung memasukkan disaku celana. Dia paham maksudku.
___________________________________
Nita,
Makasih ya udah datang.
Tapi ini gak sakit kok.
Sakit itu kalo gak jadi pacarmu!
Aldo - kamar
____________________________________
09112o