"Hentikan!" tatapku tajam kepada Mia. "Aku juga sakit. Jauh lebih sakit daripada Bara."
"Pita."
"Aku minta kamu berhenti mengatakan itu."
"Pita. Saya tidak ber..."
"Aku bilang berhenti! Apa kamu tidak mengerti!" aku sangat lelah dengan semua ini. "Mia. Aku capek. Jadi, aku mohon kepadamu. Berhenti membuatku untuk luluh kepada Bara. Aku mohon."
"Pita!" tatapnya dengan mata berair.
"Kamu tidak perlu menjelaskan apa pun. Aku hanya ingin kamu berhenti bicara seperti itu di depanku."
Mia tidak menjawab. Dia hanya diam menatapku. Tatapan yang sulit kumengerti. Apa dia sudah mengerti perasaanku atau dia merasa tertekan akan tugasnya dari Bara?
"Kamu boleh pulang!" perintahku. Sebenarnya, aku mengusirnya secara halus. Aku tidak ingin melihat wajah Mia untuk saat ini. Aku pun langsung berbaring setelah mengatakan itu.