Baixar aplicativo
16% PESONAMU (JENLISA) / Chapter 4: Part 4 (Jennie Meresahkan I)

Capítulo 4: Part 4 (Jennie Meresahkan I)

"Morning Appa" sapa Jennie mengecup pipi Hyunbin.

"Morning my princess" Hyunbin.

"Hari ini Jennie bolehkan membawa kendaraan sendiri?" tanya Jennie disela kunyahannya

"Biar Appa antar ne?" Hyunbin

"Appa tidak memberbolehkan Jennie?" Jennie

"Bukan begitu, princessnya Appa kan belum cukup umur. Sabar menunggu tahun depan ya" bujuk Hyunbin. Hyunbin sangat kawatir tentang semua yang berkaitan dengan anak semata wayangnya ini.

"Yah Appa, ya sudah Jennie berangkat dengan supir saja. Jennie marah pada Appa" Jennie mempoutkan bibirnya.

Hyun bin hanya tertawa melihat kelakuan anak tunggalnya itu yang masih kekanak kanakan.

"Princessnya Appa kapan tumbuh dewasanya, masih saja seperti anak kecil. Tubuhnya pun juga tidak tambah meninggi" lirih Hyunbin yang masih bisa didengar Jennie.

"Yak! Appa!" Jennie dengan suara tingginya.

Hyun bin hanya bisa menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, takut jika anak tunggalnya ini semakin marah. Bisa bisa habis terkuras saldo di atmnya untuk menuruti semua keinginan anak tunggalnya itu agar tidak merajuk lagi.

Walau pun uangnya tidak akan pernah benar benar terkuras habis. Karena bagaimanapun Hyunbin merupakan pengusaha tersukses dengan perusahaannya masuk dalam 3 besar perusahaan terbesar di Korea saat ini.

"Hehehe, Appa hanya bercanda sayang. Berangkatlah! Sebelum kau terlambat kesekolah" Hyunbin mengecup kening anaknya dan segera pergi berkemas untuk kekantor.

Di dalam mobil Jennie sedang membujuk supirnya untuk membiarkannya mengendarai mobil sendiri. Jennie yang merupakan salah satu manusia keras kepala yang hidup dimuka bumi ini. Selalu melakukan segala cara agar semua keinginannya terwujud. Jennie meminta supirnya mengehentikan laju mobilnya dan menyeret paksa supirnya keluar dan mengambil alih kursi pengemudi.

"Nona saya tidak bisa membiarkan Nona mengendari mobil sendiri. Tuan Kim sudah memerintahkan saya untuk mengantar anda kemana pun. Dan Tuan Kim memerintahkan saya untuk tidak membiarkan Nona mengendari mobil sendiri. Saya bisa dimarahi Tuan Kim, Nona" mohon supir Jennie mengetuk kaca mobil.

Jennie hanya memasang wajah dingin dan segera melajukan mobilnya menyalip mobil lain dan menghilang menuju Kim's Senior High Schools.

Saat Jennie turun dari mobil tiba tiba saja seseorang menghadiahi jitakan di kepalanya. Siapa lagi kalau bukan Jisoo.

Sesaat setelah Jennie pergi supirnya langsung menghubungi Tuan Kim. Tuan Kim segera menghubungi Jisoo untuk memantau keadaan putri nakalnya itu. Jisoo yang mendengar ucapan Tuan Kim merasa murka dengan keras kepala yang dimiliki Jennie.

"Anak nakal. Bukankah Appamu sudah melarangmu mengendarai mobil" Jisoo

"Aishh unnie, ini sakit sekali" Jennie memegang belakang kepalanya.

"Siapa suruh menjadi anak nakal. Kau masih berumur bocah dan sudah berani beraninya membangkang terhadap orang tuamu. Apa kau tidak memikirkan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aku tidak mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap mu bocah. Kenapa saat kau kembali ke Korea sifat keras kepalamu tidak kau tinggalkan di New Zealand. Yak JENNIE KIM beraninya kau meinggalkanku" omel Jisoo saat Jennie dengan tidak sopannya pergi meninggalkan unnie-nya yang sedang murka itu.

Jennie dengan sebalnya kembali menyusuri lorong menuju kelasnya dengan langkah cepat.

"Brugh" Jennie menabrak tubuh yoeja dengan tubuh jangkung yang berhenti mendadak didepannya.

Jennie Pov

Saat Jisoo unnie sibuk merapal mantranya aku pergi, rasanya telingaku seperti terbakar. Pagi pagi sudah mendapatkan omelan dari unnie-ku yang cerewet itu. Aku melangkahkan kakiku sedikit cepat hingga aku tidak sadar jika orang didepanku berhenti tiba tiba.

"Brugh" aku terjatuh selelah menabrak tubuh seseorang yang berhenti mendadak didepanku.

Aku adalah manusia memiliki emosi yang mudah sekali terpancing, buktinya saat ini emosiku sudah diujung tanduk. Sudah siap untuk kuledakkan kepada yoeja yang masih memunggungiku ini. Berani beraninya dia berhenti secara tiba tiba.

Namun situasi berbalik, entah kenapa emosiku yang memuncak tadi hilang seketika saat yoeja didepanku membalikkan badannya dan berusaha meraih tanganku untuk membantuku berdiri.

"Miane, Lili tidak sengaja berhenti mendadak dan menabrak unnie" ucapnya seraya berusaha membantuku berdiri.

Aku terdiam membeku saat tak sengaja saat tatapanku jatuh menatap bibirnya yang tebal dan kissable itu. Pikiranku sudah tebayang bayang entah kemana.

Hingga aku tersadar saat aku sudah berada dalam gendongannya ala bridal style tanpa persetujuanku, seharusnya aku bertambah marah dengan situasi saat ini.

Tapi entah kenapa aku menyunggingkan senyum dan mempererat tautan tanganku di lehernya. Bilang aja suka jen. Ada perasaan bahagia saat aku bisa dengan mudahnya melihat wajahnya dari dekat apalagi ditambah raut wajah paniknya menambah menawan.

Dari dekat garis wajahnya terlihat sangat mengagumkan, sehingga aku berpikir, Sebahagia apa Tuhan sehingga tidak sadar telah menciptakan manusia sesempurna ini. Tanpa terasa ada ribuan kupu kupu yang berterbangan diperutku.

Lalisa pov

Aku suka suasana pagi, aku bisa menghirup udara sebanyak mungkin. Karena kata seulgi unnie udara pagi merupakan udara terbaik dari semua waktu. Aku berjalan riang sambil bernyanyi kecil karena aku suka itu, xixixi.

Foskus ku tiba tiba teralih saat aku mendengar kucing mengeong, dengan segera aku menghentikan langkahku menoleh kekanan dan kekiri untuk mencari keberadaan kucing itu. Tapi tanpa sengaja aku membuat seseorang dibelakangku menabrak tubuhku dan terjatuh.

Aku segera membalikkan tubuhku. Aku kaget saat tau yang menabrakku adalah Jennie unnie.

"Mianhae, Lili tidak sengaja berhenti mendadak dan menabrak unnie" kataku sedikit panik.

Aku segera membantunya untuk berdiri namun tidak ada respon darinya. Sehingga tanpa pikir panjang dengan semua kekuatan yang aku miliki, aku memutuskan untuk mengangkat manusia yang jelas lebih berat dariku ini. Aku sangat khawatir dia cidera karena telah menabrakku.

Aku menggendongnya menuju ruang kesehatan. Melewati semua pasang mata yang terfokus pada kami. Aku sudah terbiasa dengan hal itu, bahkan itu adalah makanan sehari hariku.

Namun yang tidak biasa adalah aku menggendong manusia berat ini dipagi hari dan aku lupa belum sarapan. Saat hampir mencapai ruang UKS tenagaku hampir habis.

"Lili harus kuat" kataku menyemangati diriku sendiri. Aku sudah mandiri bukan? Karena sudah menyemangati diri sendiri dari dirisendiri untuk diri sendiri, xixixi.

Aku segera masuk ke UKS dan menuju salah satu kasur. Mendudukkan Jennie unnie ini dengan perlahan. Namun saat aku berdiri sempurna tiba tiba saja tubuhku terhuyung dan kepalaku serasa berputar. Aku memejamkan mataku dan tidak sadarkan diri.

Normal Pov

"Lili"

~to be continued


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C4
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login