Laila menerima telepon dari Seruni. Ia mengucap, "Assalamualaikum, Ma." Karena hanya panggilan suara, ia yakin, mertuanya juga tidak akan tahu di mana dirinya berada. "Mama apa kabarnya?"
"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh, Laila. Mama baik-baik saja, Nduk. Ya Allah ... mama sudah sangat khawatir kalau kamu kenapa-kenapa, Laila. Mama baik-baik saja. Bagaimana dengan kabarmu?" tanya Seruni khawatir.
"Alhamdulillah ... Laila juga baik-baik saja, Ma." Laila menghela nafasnya. Mencoba memikirkan apa yang harus ia katakan selanjutnya. Namun pikirannya hanya ingin bertemu dengan mereka. Sudah berhari-hari dirinya meninggalkan desa.
"Kenapa kamu pergi dari rumah, Laila? Apa kamu disakiti oleh Hilman, selama ini?" tanya Seruni penasaran. Sebagai seorang wanita dan sebagai seorang mertua, ia merasa kalau Laila memang tidak betah atau merasa tersiksa. Entah itu karena Hilman maupun Eva.