Eva mendekati suaminya yang sedang merenung sedih di depan rumahnya. Di malam yang dingin ini, tidak ada yang dipikirkan lagi. Selain Laila yang meninggalkan dirinya tiga hari yang lalu.
"Mas, jangan dipikirkan lagi, lah. Kamu jangan sedih terus-terusan begini!" kata Eva yang meletakan minuman ke meja yang ada di samping tanaman hias.
Eva memegang tangan Hilman dengan lembut. Melihat sang suami yang memandangnya dengan sendu. Tidak ada yang bisa dilakukan saat ini. Ia tidak ada gairah seperti biasanya lagi. Yang biasanya ia senang dan akan mengajak Eva melakukan hal yang biasanya dilakukan.
Eva memeluk sang suami yang sedang bersedih itu. Lama Eva melakukan itu, membiarkan rasa hangat merasuk ke dalam tubuhnya. Tapi tidak bisa membuat sang suami mengerti. Tidak bisa seperti bisanya. Hilman tidak terlalu merespon istrinya yang menginginkan hal lain.
"Hari ini kamu berbeda, Mas. Apa kamu sudah tidak ingin lagi menginginkan seorang anak?" tanya Eva, mencoba menggoda sang suami.