Di sini karena author sudah merasa jenuh dan dipenuhi kehabisan ide. Jadi untuk istirahat sejenak, kita ceritakan tentang anak-anak di desa Wanadadi. Tentunya ini bisa sebagai bagian dari cerita atau bukan. Maafkan author yang sedang gabut ini. Bab selanjutnya kita kembali ke Laila lagi. Terima kasih yang sudah mau membaca. Selamat membaca.
***
"Ayo, siapa yang duluan sampai ke sana, dia akan mendapatkan ini!" seru Ayub yang membawa pisang di tangannya. Ia sangat senang karena orang tuanya memberinya buah pisang untuk diberikan kepada teman-temannya.
"Hahaha, kayak monyet saja kamu, Ayub. Pakai bawa-bawa pisang segala? Hahaha!" timpal Diyon. "Tapi okelah! Kita balapan sampai ke sungai, yuk!" ajaknya pada akhirnya.
"Cusss! Berangkat! Aku yang hitung sampai tiga, yah!" seru Wawan yang sudah tidak sabar lagi. "Satu ... dua ... tiga! Aku duluan!"