"Dy, dengerin gue. Gue tau, lo ngerasa terpukul dengan kepergiannya Jean. Gak cuman lo, kita semua juga ngerasain hal yang sama. Terlebih Maureen. Dia sahabat satu-satunya yang Maureen punya. Apa lo mau begini terus? Lo gak kasihan sama Maureen yang selalu nangis secara diam-diam setiap kali lo tidur?"
Aldy tersenyum lemah. "Lo bener. Gue emang gak berguna. Gue gak pantes jadi kakak buat Maureen."
Edwin sudah benar-benar tak tahan dengan sikap Aldy saat ini.
Brakkk! ...
Dengan kasar Edwin berdiri dan mencengkram kaus yang saat ini Aldy kenakan. Saat ia berdiri, kursi yang didudukinya itu terbanting ke belakang, dan suaranya membangunkan Maureen dari tidurnya.
Dengan perlahan Maureen membuka matanya. Dan hal pertama yang ia lihat adalah Marsel yang sedang mencengkram kerah kaus milik Aldy, dengan memberikan Aldy tatapan yang sangat tajam.