Baixar aplicativo
50% PENGASUH TUAN MUDA / Chapter 5: RENCANA PEMBALASAN

Capítulo 5: RENCANA PEMBALASAN

Sejak kejadian di kolam, hati Fuji An masih sangat kesal dengan tampang dua alias El Rumi.

"Awas kau tampang dua, jangan panggil namaku Fuji An kalau tidak bisa membalas kecuranganmu itu," rutuk Fuji An dalam hati sambil berjalan memasuki kamar El Rumi yang bersebelahan dengan kamar Neny.

Tugas Fuji An selain menemani dan melayani El Rumi, juga membersihkan kamarnya setiap harinya.

Karena hari ini Fuji An bangunnya kesiangan jadi dia agak terlambat sampai di rumahnya Neny.

Fuji An menghela nafas panjang menatap ke sekeliling kamar El Rumi.

"Aaahh! syukurlah dia tidak ada di kamarnya," ucap Fuji An dalam hati sambil mengusap dadanya kemudian berjalan ke tempat tidur dan segera merapikannya.

Saat giliran menyapu lantai, Fuji An menyapu sambil menyanyikan lagu dangdut yang lagi trend. Fuji An mulai menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama lagu yang dia nyanyikan.

"Setan apa yang merasukimu hingga kau tega mengkhianatiku yang tulus mencintaimu...

Salah apa diriku padamu hingga kau tega menyakiti aku, kau sia-siakan cintaku....."

Masih dengan menggoyangkan tubuh dan pinggulnya, Fuji An melanjutkan menyanyinya dengan memegang gagang sapu sebagai microfonnya. Sampai pada saat Fuji An akan berbalik dengan menggoyangkan pinggulnya, gerakannya jadi terhenti seketika saat melihat El Rumi berdiri tepat di depannya dengan hanya memakai handuk yang di lilitkan di pinggangnya. Senyuman devil El Rumi terlihat jelas di wajahnya.

Tubuh Fuji An masih tak bergerak di tempatnya, bagaikan manekin yang telah tersihir sang Pangeran. Saat mulai menyadari dengan apa yang di lihatnya Fuji An menjerit keras.

"Aaaaahhhhhhhhhhhh!!!" jerit Fuji An sambil menutup kedua matanya.

Melihat tingkah konyol Fuji An saat menyanyi dan menjerit keras dengan tiba-tiba, sontak El Rumi tertawa terpingkal-pingkal di tempatnya berdiri.

"Aahhhhhhh!! dasar laki-laki mesum!! kenapa kamu tertawa?! cepat pakai celanamu!!" teriak Fuji An dengan kekesalan tingkat dewa melempar sapunya ke arah El Rumi. Dengan sigap El Rumi menangkap sapu yang terlempar ke arahnya.

"Cckkk! kenapa kamu harus marah? bukannya kamu yang masuk ke kamarku tanpa permisi!" ucap El Rumi tidak mau kalah.

"Heh!! GR sekali, siapa yang mau masuk ke kamar ini? dengar ya! aku ke sini, karena sudah tugasku untuk membersihkan kamar tidurmu tahu!" ucap Fuji An seraya menghentakkan kakinya melewati El Rumi dengan tangannya bergerak cepat menarik handuk El Rumi dan melemparnya jauh-jauh.

Sontak El Rumi berteriak keras sambil menutupi area terlarangnya.

"Akkhhhhhh!!...dasar singa betina!!" teriak El Rumi dengan cepat mengambil handuknya dan menutupi area terlarangnya.

Di luar kamar Fuji An tertawa keras, hatinya sangat lega setelah membalas rasa kesalnya pada El Rumi.

"Sekarang tinggal pembalasan yang paling sadis tampang dua! tunggu saja, sebentar lagi waktu itu tiba," ucap Fuji An dengan wajah terlihat penuh semangat.

Dengan sangat tenang Fuji An masuk ke dalam ruangan khusus untuk menyetrika baju El Rumi dan Neny. Selain melayani dan membersihkan kamar El Rumi, dia juga menyetrika pakaian dan menatanya dalam almari.

"Fuji Aaaaann!!"

Tiba-tiba terdengar panggilan El Rumi dengan suara berteriak nyaring.

"Assshh!! ada apa lagi dia memanggilku? hari pertama kerja sudah membuat susah. Bagaimana aku bisa betah dengannya?" gerutu Fuji An segera meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke kamar El Rumi.

"Ada apa sih? bisa tidak, kalau memanggil orang dengan tidak berteriak? sakit telingaku mendengarnya," ucap Fuji An setelah berada di dalam kamar El Rumi.

"Suka-suka aku! kalau kamu tidak suka, kamu bisa angkat kaki dari rumah ini. Mudahkan?" ucap El Rumi dengan wajah terlihat cuek.

Fuji An terdiam dengan kedua tangannya terkepal. Apa yang selalu keluar dar mulut El Rumi selalu saja membuat hatinya kesal.

"Cepat katakan, ada apa kamu memanggilku? aku masih banyak pekerjaan," ucap Fuji An tanpa bisa berbuat apa-apa untuk melawan El Rumi.

"Ambilkan kemeja kotak-kotak yang berwarna biru. Sekarang!! dan tidak pakai lama!!" ucap El Rumi sambil berkaca tanpa melihat ke arah Fuji An.

"Hem," sahut Fuji An dengan wajah datar kemudian keluar dari kamar El Rumi.

Wajah Fuji An terlihat mengeras dengan bibir mungilnya yang terkatup rapat.

"Fuji An, kamu tidak bisa seperti ini terus!! kamu harus berpikir cepat mencari cara untuk memberi pelajaran pada laki-laki yang tak punya hati itu!!" teriak Fuji An dalam hati sambil berjalan cepat dan masuk ke dalam ruangan setrika.

Di dalam ruangan, beberapa kali Fuji An mondar-mandir dengan kening berkerut mencari cara untuk memberi pelajaran pada El Rumi.

"Ahaa!! aku mendapatkannya!! aku tahu cara pembalasan paling sadis itu!"

Fuji An menghentikan gerakannya saat mendapatkan ide yang bisa ia lakukan dengan cepat.

Dengan sebuah senyuman Fuji An keluar dari ruangan setrika dan pergi ke dapur.

"Kemarin aku sempat lihat ada serbuk gatal di sini. Aku tidak tahu untuk apa mereka menyimpan serbuk itu di dapur," ucap Fuji An sambil mencari toples kecil yang ada tulisannya bubuk gatal.

"Akhirnya ketemu juga."

Senyum Fuji An mengembang, tanpa merasa ragu segera ia mengambil sedikit bubuk gatal itu dan membawanya ke ruang setrika.

"Hem, dengan bubuk gatal ini kulit tubuhmu yang halus akan sedikit gatal dan lecet-lecet tampang dua," ucap Fuji An sambil tersenyum-senyum sendiri menaburkan bubuk gatal itu pada kemeja biru El Rumi.

Setelah di rasa semuanya beres, segera Fuji An membawa kemeja biru itu ke kamar El Rumi yang sudah berulangkali memanggil namanya.

"Ini kemeja yang kamu minta," ucap Fuji An seraya meletakkan kemeja El Rumi di atas tempat tidur.

"Lama sekali?? apa kamu mengambilnya di kota lain?" tanya El Rumi dengan wajah kesal karena menunggu terlalu lama.

"Ya maaf, aku perlu waktu mencarinya. Em, kamu mau pergi ya?" tanya Fuji An dengan sebuah senyuman dan nada suara yang begitu ramah.

El Rumi mengangkat wajahnya sedikit aneh mendengar suara lembut dan senyuman Fuji An.

"Aku mau pergi atau tidak, apa itu urusanmu?" ucap El Rumi menatap Fuji An dengan tatapan curiga.

"Tidak juga sih. Okay, aku ucapkan selamat bersenang-senang Tuan Muda El," ucap Fuji An masih dengan senyumannya segera meninggalkan El Rumi yang semakin tertegun dengan sikap manis Fuji An.

"Ada apa dengannya? dasar wanita tidak jelas, kadang seperti singa yang lepas dari kandang, kadang seperti kucing manis yang baru dapat makanan," ucap El Rumi dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Masih dengan perasaan aneh, El Rumi memakai kemejanya kemudian berkaca sebentar dan pergi keluar kamar.

"Kamu mau kemana El?" tanya Neny yang saat itu duduk santai bersama Fuji An di ruang tengah.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login