"Ijinkan aku ikut membaca surat dari Kai." Demikianlah syarat yang diajukan Fei pada Ren agar dia tidak lagi menangis. Sungguh mirip anak kecil, Fei tahu itu, tapi dia tak peduli lagi. Dia butuh mengetahuinya agar rasa sesak di dadanya bisa terurai dan tidak lagi mencekik dia.
Sejenak, Ren termangu mendengar permintaan Fei, tak mengira bahwa itu adalah hal yang diinginkan Fei hingga menjadi sebuah syarat.
Namun, sekejap berikutnya, Ren tersenyum singkat sambil mengangguk, dia merogoh sesuatu di saku celananya dan mengeluarkan benda itu.
Surat beramplop ungu muda.
"Bacalah." Ren menyerahkan surat itu kepada Fei.
Fei melihat amplop surat warna ungu muda itu belum dibuka, bahkan ketika dia menerima benda itupun ternyata masih tersegel dengan perekat menandakan belum dibuka Ren. "Mas, ini belum kamu buka?"
"Belum." Ren menjawab singkat.
"Tapi …."
"Buka saja."
Fei meneguk salivanya, tidak mengira Ren akan dengan ringannya menyerahkan surat dari perempuan lain untuk Fei buka.