Baixar aplicativo
88.67% OVERLORD INDONESIA / Chapter 227: Petualang Adamantium Baru

Capítulo 227: Petualang Adamantium Baru

dengan kebencian yang kuat. Evileye menjawab kebencian Gagaran dengan hanya mengangkat bahu.

"Di sekitar sini, ada beberapa negara manusia seperti Kingdom, Holy Kingdom, dan Empire. Gagaran, apakah kamu tahu? semakin jauh kamu berpetualang, ada semakin sedikit negara-negara dimana manusia digunakan sebagai budak. Salah satu alasan terbesar tak ada dari satupun mereka yang dekat dengan kita adalah karena Slane Theocracy yang memburu demi-human."

Dengan kemarahan yang didinginkan oleh ucapan Evileye, Gagaran merengut dan bergumam sendiri.

"Yah, lagipula demi-human lebih kuat dari manusia. Manusia tidak akan mampu melakukan apapun jika mereka bersatu dan maju peradaban mereka."

"Jika kamu manusia, kamu harus menilai mereka yang dari Theocracy dengan tinggi. Tentu saja, mereka mungkin memiliki sisi keji, tapi ada yang lebih menguntungkan bagi manusia...Yah, beda ceritanya jika kamu bertanya hal yang sama kepada minoritas yang diusir. Bukan hanya itu, ada kesempatan yang sangat bagus mereka adalah yang membentuk guild petualang pada asalnya."

"Benarkah?"

"Mungkin. Kebenaran memang tidak bisa diketahui tapi masih ada kemungkinan yang tinggi. Guild petualang yang dibentuk setelah pertempuran melawan Demon God dan di hari-hari itu, manusia memang lemah. Mereka menyimpan kekuatan mereka dan, agar tidak membuat gesekan antara mereka dan kingdom, membentuk guild agar mereka bisa memberikan dukungan."

Ketika dia selesai berbicara, keheningan yang aneh menyelimuti meja. Climb tidak bisa bertahan dengan suasana itu dan membuka mulutnya.

"Maafkan aku sudah menyela, Evileye-sama. Anda bilang petualang peringkat adamantium yang baru telah muncul. Siapa nama mereka?"

"Hmm?Ah, benar. Itu adalah - Momon. Pemimpinnya adalah seorang warrior yang disebut pahlawan hitam dan muncul dan nama timnya masih belum diputuskan. Kelihatannya mereka hanya disebut Hitam."

"Heh~ dan anggota lainnya?"

"Setidaknya insiden ini kelihatannya yang paling benar. Menurut rumor pertama yang datang dari E-Rantel, dia menghabisi undead raksasa dengan pedangnya dan menembus ribuan undead. Ini adalah laporan dari para penjaga yang berhasil selamat. Laporan mereka seluruhnya hampir mirip jadi seharusnya bukan berlebihan. Kelihatannya sudah dipastikan bahwa mereka mengalahkan dua orang yang bertanggung jawab terhadap insiden dari mayat yang ditelusuri. Yang lebih lagi, itu adalah setelah mereka mengalahkan dua Skeletal Dragon."

Melihat mulut Gagaran yang terbuka lebar, Climb bertanya.

"Apakah mereka sulit bahkan bagimu, Gagaran-san?"

"Jika ada ribuan zombi atau skeleton, maka mereka bukanlah masalah. Masih bisa menembus mereka. Mungkin bisa melakukan sesuatu terhadap Skeletal Dragon juga. Tapi aku tidak terlalu yakin dengan dua dalang dibalik insiden besar itu. Aku tidak yakin aku bisa menang ketika aku bahkan tidak tahu kemampuan mereka."

"Ada beberapa tanda-tanda bahwa mereka mungkin dari Zuranon."

"Benarkah, Evileye? Wah~ jika mereka adalah murid-murid Zuranon maka sudah pasti tamat disana. Mengalahkan mereka setelah menembus gerombolan akan sangat sulit. Dan jika kamu membuat sedikti saja kesalahan dan terkena racun atau tidak bisa bergerak, maka tamat sudah. Apa yang mereka lakukan dengan healing? Apakah mereka mengandalkan potion? Warrior Momon ini bisa jadi menggunakan magic faith seperti pimpinan kita. Atau mungkin si cantik?"

"Aku tidak bisa menolak kemungkinan itu."

Evileye menganggukkan kepalanya dengan gerakan umu umu.

"Tapi tetap saja, Basilisk raksasa... itu masih tidak mungkin. Bagi seorang warrior... itu adalah musuh terburu, untuk seseorang yang bertarung dalam jarak yang sangat dekat. Meskipun jika aku menggunakan Gaze Bane, masih sulit tanpa backup."

Gagaran dan Evileye berdiri dari kursi mereka. Climb juga mengikuti.

"Maaf Climb. Ada banyak hal yang ingin kita lakukan sama-sama, tapi aku kira sekarang bukan waktunya."

"Tidak sama sekali, Gagaran-san. Tolong jangan mengkhawatirkannya. Dan Evileye-sama juga, terima kasih atas nasehat anda."

Gagaran terdiam menatap Climb lalu mengeluarkan tawa lelah.

"Baiklah, kamu akan kembali ya kan? Awasi ketua mau kan? Bye bye, perjaka, ... Dan pastikan kamu mengamankan item milikmu. Bukankah senjata di pinggangmu adalah yang biasanya kamu gunakan, ya kan?"

"Benar. Ini adalah untuk keadaan darurat."

"Kamu takkan tahu apa yang akan terjadi jadi meskipun jika kamu tidak memakai armormu, setidaknya bawalah pedangmu. Itulah arti dari menjadi seorang petualang, terutama seorang warrior. Dan juga, apakah kamu memiliki item yang kuberikan padamu?"

"Loncengnya? Aku punya disini."

Climb menepuk kantung yang terikat di ikat pinggang.

"Oh begitu. Kalau begitu tidak apa. Ingatlah, sebagai seorang warrior, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah mengayunkan senjata kita. Tapi itu bahaya. Item magic adalah yang bisa membuat kita bersiap untuk peristiwa bahaya itu. Dapatkan banyak item dan simpan mereka. Dan setidaknya simpanlah tiga botol potion denganmu. Itu adalah yang menyelamatkankuu di masa lalu."

Dia memiliki tiga potion tapi hanya membawa dua dengannya. Climb merespon bahwa dia mengerti.

"....Kamu ternyata sangat perhatian kepada orang lain."

"Kamu mengejekku Evileye?...Maaf sudah menahanmu, Climb. Pada dasarnya, apa yang ingin aku katakan adalah untuk selalu mempersiapkan sebelumnya."

"Aku mengerti."

Gagaran mengangguk dalam-dalam.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C227
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login