Baixar aplicativo
63.67% OVERLORD INDONESIA / Chapter 163: Crusch Lulu

Capítulo 163: Crusch Lulu

Ini sudah separuh hari mengendarai Rororo menyusuri tanah basah. Matahari juga sudah tinggi, namun Zaryusu tidak menemui musuh apapun yang dia khawatirkan, dan tiba dengan selamat di tempat tujuannya.

Di tanah basah itu, ada beberapa permukiman dengan rumah yang dibangun dengan gaya yang sama dengan suku Green Claw, dikelilingi oleh tonggak-tonggak runcing menghadap ke luar di semua sisi. Meskipun ada celah yang lebar di antara tonggak-tonggak tersebut, cukup efektif dalam menghalangi makhluk-makhluk besar seperti Rororo dari penyerangan. Meskipun jumlah rumah-rumah itu kurang dari rumah di suku Green Claw, secara individu, masing-masing rumah tersebut ukurannya lebih besar.

Jadi tidak jelas yang mana yang memiliki populasi yang lebih besar.

Setiap peduduk memiliki bendera yang ditempelkan dan berkibar tertiup angin. Bendera-bendera tersebut seluruh memiliki simbol lizardmen suku Red Eye.

Benar, ini adalah tujuan pertama dari Zaryusu - pemukiman suku Red Eye.

Setelah mengawasi sekitarnya, Zaryusu bernafas dengan lega.

Ini karena, untungnya bagi Zaryusu, tempat habitat mereka berada dalam jalan tanah basah yang sama, tetap seperti sebelumnya. Pada dasarnya dia teringat bahwa mereka bisa saja pindah akibat dari peperangan terakhir, sehingga Zaryusu harus mulai mencari lagi suku mereka.

Zaryusu melihat ke belakang jalan tempat dia datang, dan meskipun dia tidak bisa melihat dengan jelas, sedikit di luar pandangan matanya adalah desanya sendiri. Sekarang ini, desanya sudah bersemangat membuat berbagai macam persiapan. Meskipun dia pergi dengan perasaan gugup, dia bisa yakin bahwa desanya akan aman dari serangan untuk sesaat.

Fakta bahwa Zaryusu bisa tiba dengan selamat disini adalah buktinya.

Dia tidak bisa memutuskan apakah ini adalah celah dari rencana Yang Mulia (Ainz) atau apakah tindakan Zaryusu juga berada dalam perhitungannya, tapi dalam kesempatan apapun musuh saat ini tidak berniat menelan ucapannya sendiri, dan tidak mencoba untuk menghalangi persiapan pertempuran.

Tentu saja, meskipun jika yang disebut Yang Mulia ini menggerakkan tangannya untuk ikut campur, Zaryusu hanya bisa bertindak mempraktekkan apa yang dipercayainya.

Zaryusu melompat turun dari Rororo dan meregangkan tubuhnya. Meskipun mengendarai Rororo melewati jarak yang panjang membuat ototnya kaku, meregangkan punggungnya membuat lelah itu terasa nyaman.

Selanjutnya, Zaryusu memerintahkan kepada Rororo untuk tetap pada posisinya dan menunggu dirinya, lalu mengeluarkan beberapa ikan kering dari tasnya untuk Rororo, sebagai sarapan dan makan siang.

Sejujurnya, dia ingin Rororo mencari makan sendiri dai sekitar sini, tapi menahan diri untuk tidak memberikan perintah itu karena kemungkinan akan mengganggu tempat perburuan suku Red Eye.

Setelah mengusap kepala Rororo beberapa kali, Zaryusu persi sendiri dan terus melaju.

Jika dia membawa Rororo dengannya, pihak lain bisa merasa takut dengan hydra tersebut dan tidak bersedia untuk keluar. Zaryusu kemari untuk membentuk aliansi, dan tidak ingin muncul dengan senjata besar.

Dia maju sambil membuat suara percikan air.

Di sudut pandangnya, Zaryusu bisa melihat suku Red Eye yang sedang berjalan dalam satu barisan di bagian dalam pinggiran tonggak-tonggak itu. Equipment mereka sama denga dengan yang dimiliki suku Green Claw, tidak memakai armor dan menggenggam tombak kayu yang terbuat dari tulang yang diruncingkan dan menempel di ujung tombak kayu tersebut. Ada juga orang-orang yang membawa tali untuk melempar batu, tapi karena yang ini tidak ada batunya, mengindikasikan bahwa mereka tidak berniat menyerang langsung.

Zaryusu mencoba sebaik mungkin untuk menghindari menstimulasi pihak lain, jadi dia pelan-pelan mendekat hingga kedua pihak tiba sebelum pintu masuk. Dia mengarahkan tatapannya kepada lizardmen yang sedang berjaga dan mengeluarkan suara.

"Aku adalah Zaryusu Shasha dari suku Green Claw. Ada masalah yang ingin aku diskusikan dengan kepala suku kalian!"

Setelah beberapa saat, seorang lizardmen terhormat yang memegang tongkat untuk berjalan muncul, dengan lima lizardmen kekar mengikuti di belakangnya. seluruh tubuh lizardmen tua dari atas hingga bawah memiliki simbol-simbol yang dilukiskan dengan lukisan tubuh warna putih.

Apakah dia adalah tetua Druid?

Zaryusu mempertahankan sikap siaganya.

Orang yang ada di depannya ini adalah orang yang memiliki posisi yang setara, oleh karena itu dia tidak bisa menunjukkan tampang lemah. Meskipun tetua druid mengamati simbol di dadanya, Zaryusu tidak mundur.

"Zaryusu Shasha, suku Green Claw. Aku kemari untuk mendiskusikan sebuah masalah."

"..Meskipun aku tidak bisa bilang kalau kamu disambut disini, pemimpin suku kami bersedia bertemu denganmu. Datanglah bersama kami."

Retorika aneh ini membuat Zaryusu bingung.

Apa yang membuat dia bingung adalah mengapa individu lain yang tidak disebut kepala suku, dan mengapa mereka tidak memintanya untuk menunjukkan sebuah item untuk membuktikan identitasnya. Namun mengatakan apapun saat ini bisa membuat marah pihak lain, dan itu akan menimbulkan masalah. Meskipun dia merasa agak aneh, Zaryusu perlahan mengikut di belakang barisan lizardmen.

Dia dibawa ke dalam gubuk kecil yang indah.

Lebih luas daripada milik kakak Zaryusu. Dinding ini dicat dengan corak langka, menunjukkan bahwa pemiliknya adalah dari kalangan bangsawan.

Apa yang menyita perhatiannya adalah gubuk itu tidak memiliki jendela, hanya sebuah celah untuk ventilasi. lizardmen bisa melihat obyek dengan jelas di kegelapan, tapi bukan berarti mereka menikmati kegelapan.

Lalu mengapa ada orang yang ingin tinggal di gubuk yang gelap?

Zaryusu memiliki banyak keraguan tapi tak bisa menanyakan jawabannya kepada siapapun.

Melihat di belakangnya, druid dan warrior yang memimpin tadi sudah pergi.

Ketika mereka yang memimpin jalan tadi bilang kepadanya bahwa mereka pergi, dia merasakan bahwa mereka terlalu ceroboh. Dia hampir kelepasan hal itu.

Tetapi ketika Zaryusu mendengar bahwa ini adalah permintaan pemimpin dari suku, Pendapatnya terhadap orang yang menunggu di dalam gubuk meningkat.

Meskipun dia bersumpah kepada kakaknya bahwa dia akan kembali dengan selamat, Zaryusu sudah siap jika ada kemungkin bahwa dia tidak bisa memenuhi janji itu. Oleh karea itu, mengelilinginya dengan pasukan bersenjata hanya akan membuatnya kecewa pada kenyataan bahwa hanya ini yang bisa mereka lakukan.

Namun, jika pihak lain sudah tahu maksudnya dan masih menunjukkan kebaikan...

Mungkin dia adalah negosiator ulung, musuh yang menjengkelkan...

Mengabaikan mata yang mengintip dari kejauhan, Zaryusu langsung masuk ke pintu dan mengumumkan dengan suara keras:

"Aku adalah Zaryusu Shasha dari suku Green Claw, dan aku kemari untuk bertemu dengan pemimpin suku."

Sebuah suara keil dari dalam merespon dengan baik, suara seorang wanita. Memperbolehkannya masuk.

Zaryusu membuka pintu tanpa ragu.

Interior gubuk itu segelap yang dia bayangkan.

Karena perbedaan kecerahan, meskipun dia memiliki penglihatan malam, Zaryusupun harus berkedip berkali-kali.

Udara di dalam sini beraroma mirip dengan obat-obatan, bercampur dengan aroma tanaman obat yang menusuk hidung. Zaryusu membayangkan lizardmen wanita yang tua, tapi ini jauh dari kenyataannya.

"Selamat Datang."

Sebuah suara keluar dari dalam kegelapan. Dia telah salah menganggap suara itu adalah suara wanita tua. Tapi setelah mendengarnya dari dekat, suara itu mengandung energi masa muda.

Akhirnya terbiasa dengan perubah cahaya, seorang lizardmen muncul di depan matanya.

Putih.

Itu adalah kesan pertama Zaryusu.

Sisik seputih salju, murni tak ada noda. Mata merah yang cerah dan bulat seperti ruby, dan tubuh yang langsing bukan tubuh seorang pria, tapi seorang wanita.

Seluruh tubuhnya ditutupi oleh corak merah dan hitam, artinya dia adalah lizardmen dewasa, bisa menggunakan berbagai macam magic dan ... belum menikah.

Zaryusu pernah sekali ditusuk oleh tombak di masa lalu.

Saat itu, Zaryusu merasa tubuhnya dibakar api yang menggelora seakan ditusuk oleh besi panas dan jantungnya juga diikuti dengan detak yang cepat, keduanya digabungkan menghasilkan perasaan luka yang menjalar ke seluruh tubuh.

Tidak ada rasa perih, tapi...

Zaryusu kehilangan kata-kata dan berdiri tak bergerak.

Setelah mengartikan keheningan Zaryusu dengan caranya sendiri, Kepala suku tersebut hanya memberinya senyum rendah hati.

"Kelihatannya aku adalah pemandangan aneh meskipun bagi pembawa salah satu dari empat harta, Frost Pain."

Albino di alam memang langka, sebagian karena mereka terlalu mencurigakan. Membuatnya sulit bagi mereka untuk selamat.

lizardmen yang beradab entah bagaimana memiliki tendensi lemah terhadap cahaya matahari, penglihatan yang buruk, mereka tidak sampai pada level peradaban dimana individu tersebut bisa selamat. Oleh karena itu sangat langka untuk bertemu dengan albino dewasa. Ada banyak kasus dimana mereka dibunuh ketika lahir.

Seharusnya termasuk beruntung jika seorang albino terlihat sebagai existensi yang tercela bagi lizardmen biasa. Bahkan ada beberapa yang melihat mereka sebagai monster, itulah kenapa dia memiliki sikap mencela dirinya sendiri.

Namun Zaryusu tidak melihatnya seperti itu.

"...Ada apa?"

lizardmen wanita yang ada di dalam menanyakan pertanyaan yang mengejutkan terhadap Zaryusu yang tidak bergeming di pintu. Tak bereaksi terhadap pertanyaannya, Zaryusu mengeluarkan tangisan yang bergetar.

Mendengar suara ini, lizardmen wanita itu membuka lebar-lebar matanya dan membuka mulutnya, terkejut, bingung dan malu.

Itu adalah suara tidak lain adalah teriakan ingin bercumbu.

Zaryusu mengembalikan kesadarannya dan menyadari apa yang telah dia lakukan. Sama seperti telinga manusia yang memerah, dia menjentikkan ekornya berkali-kali karena gugup.

"Ah, tidak, salah, tunggu tidak salah, bukan itu, ini bukan apa yang aku..."

Gerakan gugup Zaryusu membuat lizardmen wanita itu tenang, dan dia tersenyum, membuat Zaryusu bingung.

"Tolong tenang. Menyusahkan jika anda bergerak terlalu semangat."

"Ah! Maaf."

Zaryusu menggantungkan kepalanya, membuat permintaan maaf dan masuk ke dalam ruangan. Di waktu yang sama ekor lizardmen wanita itu jatuh seakan dia akhirnya tenang. Namun ujung dari ekornya masih sedikit bergetar, mengindikasikan bahwa dia tidak sepenuhnya tenang.

"Tolong kemarilah."

"...Terima kasih banyak."

Masuk ke dalam rumah, Zaryusu melihat area dimana disitu ada bantal empuk dari tanaman yang tidak diketahui. Dia duduk di atasnya, dan duduk di seberang wanita itu.

"Ini pertama kalinya kita bertemu, aku adalah traveler dari suku Green Claw, Zaryusu Shasha."

"Terima kasih atas perkenalan anda. Saya adalah pemimpin suku Red Eye, Crusch Lulu."


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C163
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login