Baixar aplicativo
17.94% Overdosis: Samuel/Ah-duken / Chapter 7: Chapter 7 Pria Asing

Capítulo 7: Chapter 7 Pria Asing

Setelah ciuman itu, Samuel melepas kemeja yang ia pakai dan memakaikan nya di punggung Seo Jin, sekarang dia hanya terlihat memakai kaus pendek.

Lalu menatap ke Omura dan ia mengeluarkan sesuatu dari sabuk pinggang nya yakni sebuah borgol besi.

Dia memborgol tangan Omura ke belakang. Seo Jin yang menatap itu hanya terdiam.

Lalu Samuel menatap ke arahnya. "Di luar, mungkin sudah ada polisi... Untuk memastikan, kau harus menutup wajahmu," kata Samuel.

"Kalau begitu berikan masker mu."

". . . Kau yakin ingin pakai bekas ku?"

"Kita sudah berciuman, untuk apa bertanya begitu," Seo Jin mengambil masker Samuel dan memakainya.

Dia tampak cocok memakai masker milik Samuel. Lalu Samuel mengangguk dan mengangkat Omura untuk berdiri.

Tapi mendadak, Omura tertawa. "Ha.. Hahaha.... Hahaha.... Kalian tak akan bisa menganggap ini akhir...."

"Apa maksud mu sialan" Samuel menatap kesal.

"Tunggu...." Seo Jin menatap membuat Samuel menoleh. ". . . Apa kau, sudah menangkap kepala Sekolah juga?" tatapnya.

"Itu sudah aku serahkan pada pihak berwajib, tinggal tanya pada mereka....."

"Hahaha...., hahahha.... Kalian tak akan bisa menangkap nya...." tambah Omura lagi.

"Sebaiknya kau diam, kau pasti sudah mengkonsumsi overdosis itu bukan, kau menggila sekarang," Samuel berjalan membawanya pergi dan Seo Jin berjalan mengikutinya.

Rupanya benar, di luar sudah ada beberapa mobil polisi dan salah satu polisi mendekat mengambil Omura.

Lalu ketua dari mereka datang. "Tuan Samuel," tatapnya pada Samuel yang mendadak merangkul Seo Jin yang terkejut tak percaya, Seo Jin berwajah merah karena hal itu.

"Tuan Samuel, kami benar benar berterima kasih pada Anda, kasus ini terpecahkan."

"Tidak masalah, apakah Komplotan nya sudah di tangkap?" Samuel menatap.

"Maafkan kami, tapi kami sama sekali tak menemukan nya," balas polisi itu.

Seketika Samuel dan Seo Jin terkejut. "Sialan, bagaimana bisa tidak di temukan...."

"Kami minta maaf, jejak nya benar benar hilang, sepertinya dia memang kabur..." kata Polisi tadi.

Samuel menjadi kesal. "Aku akan mencarinya."

"Kami mohon bantuan nya," polisi itu menundukan badan.

Setelah itu, Samuel tampak menghubungi seseorang, dia ada di pinggir jalan. "Soal misi itu, aku sudah menyelesaikan nya, tapi salah satu pelaku kabur dan ini sudah mengakibatkan 3 korban gadis SMA awal," kata Samuel.

Lalu seseorang membalas perkataan nya di ponsel, suaranya seperti Hycan. "Kalau begitu kau juga harus mencari pelaku yang kabur, kita butuh kesaksian soal kasus Pill Gila itu.... Pastinya itu akan menimbulkan masalah jika kau melepaskan nya begitu saja."

"Aku tahu itu, tapi dari mana aku dapat informasi nya...." Samuel menatap bingung.

". . . Entahlah, kau seharusnya bisa memikirkan nya dengan otak mu," balas Hycan, seketika menutup panggilan nya membuat Samuel terdiam dan menghela napas panjang.

"Payah sekali.... Hanya menerima laporan ku saja dan tak mau membantu..." Samuel kesal.

Tapi ia berpikir sesuatu dan memutuskan untuk ke kantor polisi tepat dimana Omura masih di tahan.

Di sana tampak dia berjalan di antara sel besi sementara dan Omura duduk di pojokan.

"Hei kau Bajingan," panggil Samuel membuat Omura menoleh, seketika dia berdiri dan langsung menuju ke sell besi.

"Mau apa kau huh...." tatapnya dengan kesal.

Tapi tiba tiba saja, Samuel memegang kerahnya dari garis sel itu membuat Omura menabrak sell besi nya.

"Bisa kau beritahu aku, dimana persembunyian kalian menyimpan pill pill itu? Overdosis yang membuat mu gila berlebihan sama saja kau mengkonsumsi narkoba dengan dosis tinggi," tatap Samuel dengan tajam.

Tapi ada gadis memanggil. "Tuan Samuel..."

Samuel menoleh dan itu adalah gadis yang tidak ia kenal.

"Tuan Samuel, aku Minki.... Aku sahabat dari Seo Jin," tatap gadis itu.

". . . Hanya kau yang selamat dari 2 korban bukan?" Samuel melepas Omura dan menatap ke gadis bernama Minki itu yang mengangguk.

"Aku bisa memberitahu mu dimana persembunyian mereka, karena sebelumnya aku benar benar beruntung," kata Minki.

"Hoi, hentikan bicara mu.... Jangan bicara sekarang!!" Omura berteriak dari sell besi.

"Apa, apa yang kau tahu soal mereka ini?" Samuel menatap.

". . . Sebelum mereka menyusun rencana, mereka ada di rumah Omura Sensei, ada kepala Sekolah juga dan aku masih di sana posisinya, aku mendengar setiap percapakapan mereka bahwa mereka berniat akan menculik Seo Jin dan tak hanya itu saja, Seo Jin juga terancam, aku berniat mencari mu untuk memberitahukan hal ini padamu, tapi polisi menahan ku karena aku harus menjadi saksi di sini," kata Minki.

"(Jadi sekarang.... Seo Jin dalam bahaya?!!)" Samuel terkejut tak percaya.

Sementara itu, Seo Jin tampak berjalan sendirian di malam hari itu, dia keluar dari supermarket untuk membeli sesuatu. "(Apa dia benar benar bisa menangkap Kepala Sekolah, aku seharusnya tak ragu bukan....)" pikirnya dengan khawatir.

Tapi tiba tiba ada mobil berhenti di samping nya membuat nya menoleh. Tapi Seo Jin baru sadar di dalam itu adalah Kepala Sekolah.

Dia terkejut kaku tapi mendadak Kepala Sekolah keluar dari mobil. "Kemarilah jalang..." dia akan mengejar Seo Jin, tapi Seo Jin segera berlari dan Kepala Sekolah mengejarnya.

Tapi mendadak, dia terjatuh karena tersandung batu, terjatuh sangat keras. "Akh...." lututnya berdarah.

Lalu Kepala Sekolah menarik kerahnya untuk menahan nya.

"Kau benar benar jalang sialan, aku akan membawamu pergi saja, menjual mu akan untung di sini," kata Kepala Sekolah.

"Ah, lepaskan aku.... Tidak!! Aku tidak mau!!!" Seo Jin terus memberontak.

Tapi mendadak Kepala Sekolah menariknya untuk berdiri. "Diamlah!!!" dia menutup mulut Seo Jin dan mendekapnya.

Seo Jin bahkan menangis tak bisa melakukan apapun.

"Cih, karena waktunya mepet, aku akan menikmati mu untuk terakhir kalinya..." dia menarik Seo Jin ke gang kecil dan langsung memojok Seo Jin.

"Tidak!! Aku tidak mau!!" Seo Jin memberontak tapi ia di ancam. "Jika kau berteriak, aku akan membunuh mu di sini, mengerti," dia menatap.

Lalu Seo Jin terdiam dengan gemetar.

Ketika Kepala Sekolah akan melecehkan nya, mendadak saja ada yang datang, Seo Jin menoleh dan langsung berteriak. "Tolong aku!!"

"Sialan, siapa kau!!" Kepala Sekolah menatap tajam pada orang itu yang perlahan mendekat dengan tubuh besarnya, seketika memukul kepala Sekolah.

Mendadak Seo Jin akan tumbang, tapi pria itu menangkap jatuhnya dan menggendong nya di dada. Seo Jin terkejut ketika mencium aroma parfum pria itu.

"Pria asing!" dia menatap senang. Yang rupanya itu memang Samuel, dia menyebutnya sebagai pria asing.

"Apa yang sudah dia lakukan padamu?" tatap Samuel.

Tapi Seo Jin hanya diam, dan di saat itu juga Kepala Sekolah tertawa. "Hahahaha.... Aku sudah melecehkan nya!! Hahahha!!!"

Seketika Samuel yang mendengar itu menjadi terkejut. "Sialan!!! Kau kaparat!!!" dia begitu geram. Seketika meletakan Seo Jin di bawah.

"Tunggu, kamu mau apa!" Seo Jin menahan nya.

Tapi Samuel melepasnya, dia berjalan ke Kepala sekolah dan seketika memukul wajah kepala sekolah sangat keras. Tak hanya satu pukulan melainkan banyak sekali pukulan hingga darah muncul beberapa kali.

"Hentikan!!! Hentikan!!" Seo Jin mencoba berdiri dan menenangkan nya, dia langsung memeluk Samuel dari depan.

"Hentikan ini.... Aku ingin pulang.... Aku ingin kembali seperti dulu.... Aku ingin sekolah.... Hentikan sekarang!!!" dia menangis lagi.

Samuel menjadi terdiam, dia menatap tangan nya. "(. . . Aku merasa, aku monster.....)"

--

Setelah hal itu, kejadian ini telah lah berlalu. Omura dan kepala sekolah telah di tangkap bersamaan dengan agen yang datang mengambil dan menyelidiki obat berbahaya itu. Mereka yang telah meminumnya akan di bawa untuk di pelajari tanpa di pertanggung jawab kan pihak karena pil itu masih belum bisa di ketahui pasti. Sementara kepala sekolah akan di gantikan oleh orang lain. Perlahan lahan ini semua mulai menghilang dan mereka bisa menjalani kehidupan sehari hari sebagai murid di sekolah itu.

Seo Jin yang saat ini menjadi bingung melihat di kantor guru tak ada Samuel sama sekali. Dia terdiam dan mengambil tasnya akan mencoba bolos lagi. Tapi saat melewati tembok sekolah yang menuju ke jalanan dia terdiam karena di sana ada mobil hitam dengan seorang pria bersender memakai kaca mata hitam menghadapnya.

Pria itu berdiri dari bersender nya dan membuka kaca matanya. Seketika Seo Jin terdiam tak percaya karena itu Samuel.

"Kau tak mau beri aku pelukan sebelum bolos?" Samuel merentang tangan. Lalu Seo Jin tersenyum dan mendekat memeluknya.

"Kupikir kau sudah pergi."

"Aku memang akan pergi sekarang," tatap Samuel. Seketika Seo Jin terkejut dan langsung mendorong nya. "Apa yang kau katakan....!!"

Samuel menjadi terdiam lalu mendekat membelai kepalanya. "Aku akan kembali lagi Seo Jin, kau ingat kan, ini bukan tempat ku."

"Kalau begitu aku ingin ikut."

"Tak bisa... Maaf kan aku... Tapi jika kau masih mau padaku... Tunggulah aku saja."

"Berapa lama?"

"Entahlah...? Mungkin kau nanti bisa menghubungi ku," kata Samuel yang membuka pintu mobilnya dan mengambil sesuatu di berikan pada Seo Jin. Sebuket bunga mawar yang indah.

Seo Jin tersenyum kecil dan menatap Samuel yang juga tulus dengan nya.

"Menunduk lah lah kau Pria Asing," kata Seo Jin.

Dengan bingung Samuel menundukkan sedikit tubuhnya. Lalu Seo Jin berbisik. "Jadilah pacarku..."

". . . Pft.... Haha... Apa kau bercanda... Kau yakin aku akan kembali ke sini... Bagaimana jika aku tidak kembali?"

"Tidak akan.... Jika itu kau... Kau pasti akan kembali... Aku percaya itu..." tatap Seo Jin membuat Samuel terdiam dari tawanya.

Lalu tersenyum tipis. "Baiklah... Jadi aku harus panggil apa? Sayang? Atau gadis nakal?"

"Terserah... Yang pasti aku akan memanggilmu pria asing."

"Baiklah... Gadis nakal... Aku akan mengingatmu," Samuel mencium kening Seo Jin. "Bagaimana kondisi tubuhmu, dan lutut mu?" tatapnya.

"Aku baik baik saja...."

"Kalau begitu, sampai jumpa," kata Samuel. Lalu pergi dengan mobilnya. Seo Jin melambai dengan senyum nya itu tapi senyumnya menjadi memudar dan lambaian nya menjadi turun, perlahan menangis dan jatuh terlutut. "(Aku tahu.... Kau tidak akan kembali.)"


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C7
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login