Baixar aplicativo
12.82% Overdosis: Samuel/Ah-duken / Chapter 5: Chapter 5 Kasus Gadis Hilang

Capítulo 5: Chapter 5 Kasus Gadis Hilang

Seo Jin membawa tasnya dan menyelinap keluar dan akan mencoba membolos. Sementara itu Samuel berjalan di lorong sambil menghubungi seseorang, dia nampak mengobrol dengan menggerakkan tangan nya seperti menjelaskan sesuatu.

Tapi pandangan nya teralihkan melihat dari jendela lorong dekatnya melihat dari jauh Seo Jin menerobos pagar sekolah dengan melompati nya.

"(Gadis itu.... Dia benar benar sialan, bolos pelajaran, memang nya dia mau kemana....)" Samuel menjadi terkejut sekaligus kesal.

Gadis itu benar benar keluar dari sekolah dan berjalan melalui lorong yang kecil, dia seperti akan pergi ke tempat ilegal.

Hingga Seo Jin sudah sampai di sebuah bar yang buka di waktu itu. Dia menyelinap dengan masih menggunakan baju sekolahnya. Banyak pria dan lelaki memandangi nya dan menghadang nya.

"Hai gadis mari main sebentar," kata mereka membuat Seo jin terdiam kaku.

"Enyah..." dia akan menerobos mereka tapi mereka benar benar menahan lengan nya membuat Seo Jin tak bisa lolos.

"Kau tak bisa lari gadis," kata mereka yang akan melecehkan nya di sana. Tapi salah satu dari mereka terpukul di susul mereka yang juga terpukul tiba tiba.

Rupanya Samuel yang melakukannya. Dia menatap Seo Jin dengan napas ter engah engah nya, sudah jelas dia tadi berlari mengejar Seo Jin hingga ke bar itu.

Pandangan mereka sama sama diam. Tapi beberapa orang tadi bangun dan menatap Samuel dengan kesal.

"Hoi, kau mau berantem!??" mereka menatap tajam.

Samuel menoleh pada mereka dengan tatapan mata birunya. "Hanya jangan menyentuh gadis yang masih belum berumur," tatapnya.

"Mau bagaimana lagi, dia sudah sasaran manis, kenapa tidak izinkan kami menyentuhnya, itu juga salahnya karena datang kemari," tatap mereka.

Tapi salah satu dari mereka akan memukul Samuel. Tentunya hal itu bisa di hindari dengan menahan pukulan itu membuat semuanya terkejut termasuk Seo Jin.

"(Menjadi seseorang yang memanfaatkan fisik, aku memang juga harus melakukan nya.... Masa lalu yang tak akan membunuh ku kecuali masa lalu memberitahu semua orang saat ini, tapi aku berbeda dari yang dulu....)" Samuel menarik tangan pria itu dan seketika langsung memukulnya membuat pria itu tumbang. Pukulan yang sangat keras.

Hal itu membuat mereka kesal dan menjadi bertarung di area bar membuat semua wanita yang di sana berteriak histeris.

Tapi dengan cepat, Samuel bisa menghabisi mereka semua, dia lalu menoleh ke Seo Jin.

Tapi bukan nya mendapatkan terima kasih, dia malah di caci maki oleh Seo Jin. "Kenapa kau ada di sini?! Apa kau menguntit ku!? Kau benar benar buruk sekali!!!"

"Haiz... Aku tak bermaksud menguntit tapi apa yang kau lakukan di sini... Mencari temanmu itu di sini huh?! .... Apa kau tahu ini sungguh berbahaya!!" Samuel menatap tegas.

"Aku tidak meminta bantuanmu!!" Seo Jin menyela seketika menampar Samuel. Membuat Samuel terdiam kaku. Padahal pukulan bisa dia hindari tapi tamparan dari gadis biasa tidak bisa dia hindari.

Di kantor, Samuel melanjutkan melihat rekaman kamar mandi itu di laptop kantornya. Dia lalu terdiam dengan pandangan lurus tahu bahwa yang meletakan kamera itu adalah guru baik paling tampan di sini. Omura Sensei.

"(. . . Bagaimana bisa.... Tidak bukan... Sudah kuduga dia memang brengsek... Lihat saja ini,)" Samuel melihat meja milik Omura yang kosong karena Omura sedang mengajar. Dia lalu berjalan dan duduk di sana membuka laptop Omura diam diam.

Samuel melihat file percakapan di sana. Dia membukanya dan membacanya dari awal. Itu rupanya adalah percakapanya dengan teman Seo Jin tiga hari lalu karena nama kontak nya memang bernama Minki. Omura meminta bertemu dengan nya di halte bis akan menjemputnya.

Samuel yang membaca itu kembali terdiam berpikir. "(Kenapa aku tidak mencurigai nya dari awal.... Cih... Dia kurang ajar... Aku harus mencari lebih...)" Samuel kembali menemukan file percakapan lagi. Di sana ada percakapan berbeda meskipun tak di pastikan Omura melakukan tukar pesan dengan siapa Samuel tetap terkejut karena di sana percakapanya berhubungan dengan pill overdosis itu.

"(Ini tidak mungkin... Selain orang brengsek rupanya dia bukan orang yang patut di contoh...)"

--

Sorenya, ketika pelajaran selesai. Ada yang masuk ke kantor guru dan ke meja Samuel. Mendadak menjatuhkan uang banyak di meja Samuel.

Samuel yang sedang mencatat data siswa, menjadi menoleh perlahan pada orang yang datang itu, yang rupanya adalah Seo Jin menatap dingin.

"Apa ini?"

"Itu uang untuk membayar spp ku yang berhutang sangat banyak."

". . . Dari mana kau dapatkan sebanyak ini?"

". . . Aku menjual gambaran mu, laku keras dengan harga nego..."

"Hm? Wah, wah.... Hebat sekali, kau memanfaatkan orang lain yah.... (Sebenarnya aku bertanya tanya, kenapa dia yang melunasi spp, bukankah orang tua nya bisa memberikan nya uang...) Kalau begitu kembalilah ke rumah, aku akan memasukan uang ini ke spp hutang mu," kata Samuel.

Lalu Seo Jin terdiam dengan wajah khawatir, setelah itu berjalan pergi buru buru membuat Samuel terdiam menatapnya pergi.

"(Tunggu, kenapa aku meminta nya pergi secepat ini.... Tunggu...) Seo!!" Samuel berdiri dan mengejarnya.

"Tunggu Seo Jin..." panggil Samuel berlari mendekat pada Seo Jin yang berjalan pulang setelah dari kantornya tadi.

Seo Jin menoleh dan hanya diam ia lalu cuek begitu saja membuat Samuel terabaikan. Sepertinya Seo Jin masih kesal padanya.

"Tunggu... Aku punya sesuatu soal temanmu itu," kata Samuel. Seketika Seo Jin berhenti dan menoleh. "Kau beneran menemukan nya?" dia berjalan mendekat.

"Ya... "

"Cepat beritahu aku!"

"Sebelumnya aku ingin mengobrol dengamu," kata Samuel, dia mengambil kunci mobil dari sakunya.

Seo Jin terdiam bingung. "(Kunci mobilnya.... Sepertinya aku kenal merek mahal di sini....)" dia tak percaya.

Lalu Samuel berjalan ke mobil yang terlihat mahal di pinggir jalan. Dia membuka pintu mobil dan menoleh ke Seo Jin yang masih terdiam.

"Kenapa kau diam saja, cepat naik... Kita ngobrol di dalam," kata Samuel. Lalu Seo Jin tersadar dan berjalan masuk.

Setelah duduk di dekat bangku supir, Samuel juga duduk di bangku supir sampingnya. Dia mulai mengendarai mobilnya. "Jadi apa yang kau tau tentang teman ku?" tatap Seo Jin memulai pembicaraan.

"Teman mu itu... Apa dia juga suka pada Omura?"

"Yah... Dia suka padanya dan sepertinya Omura Sensei juga tak keberatan," balas Seo Jin

"(Jadi memang benar mereka memiliki hubungan.) Bagaimana denganmu? Kau menyukainya juga?"

"Tidak terlalu, entahlah... Maksudku aku lebih suka pria asing."

Seketika Samuel terdiam mendengarnya sambil merapatkan masker medis yang di pakai nya karena dia juga bisa di sebut pria asing. "Lalu apa kau tahu ada berapa korban yang sudah hilang di sekolah?"

"Sekitar 3 orang gadis yang hilang saat ini."

"(Itu banyak untuk lelaki sepertinya... Bisa bisanya...)" Samuel menjadi kesal sendiri.

"Oh dan ngomong ngomong bisa kau buat gambar itu lagi sebanyak banyak nya?"

"Ha untuk apa?" Samuel terbingung.

"Aku menjualnya pada orang lelang dan dia mengambil semuanya dengan harga yang tak biasa, lihat," Seo Jin membuka tasnya dan Samuel yang melihatnya menjadi terkejut karena tas Seo Jin hampir penuh dengan uang. Sulit mempercayainya hanya bisa membayar uang spp dengan uang bayaran menjual lukisan nyata.

"Haiz..... Terserah saja," Samuel tampak tidak keberatan ataupun meminta tambahan uang, dia hanya membiarkan nya.

"Kau tidak mau mengambilnya, ini uangmu juga," tatap Seo Jin.

"Aku tidak butuh... Kau mengingatkan ku pada masa lalu.... Sudah lah... Buat mu saja... Lain kali... Kau harus hati hati... Harganya bisa lebih mahal," kata Samuel. Hal itu membuat Seo Jin terdiam.

"(Apa maksudnya.... Lebih mahal?!)"

Sementara itu seorang gadis bertemu dengan Omura di lorong sekolah. "Omura Sensei..." dia memanggil lalu Omura menoleh dengan terdiam sopan.

"Anu.... Soal temanku... Apa dia di rumah anda?" tanya gadis itu seketika Omura terpandang lurus. "Apa maksud mu?"

"Dia mengirim kan ku foto dalam rumahmu... Dia juga bilang kau pria brengsek... Aku... Akan melaporkan mu, maaf," kata gadis itu dengan ragu.

Dia mengatakan itu terlebih dahulu pada Omura karena dia juga suka pada Omura tapi dia takut karena Omura di sebut pria brengsek pada teman nya yang mengirim nya foto. Kemungkinan teman nya itu salah satu dari 3 orang gadis yang hilang di maksud Seo Jin tadi.

Mendengar itu Omura terkejut dan seketika mencekik gadis itu dan memojok nya di tembok. Gadis itu terkejut dan ketakutan gemetar. Kebetulan semua siswa sudah pulang, di sana sepi.

Saat itu juga muncul kepala sekolah melangkah mendekat.

"Ke... Kepala sekolah.... Tolong..." gadis itu mencoba meminta bantuan.

"Apa yang terjadi?" tanya kepala sekolah dengan wajah datarnya.

"Dia telah mengetahui semua nya," kata Omura, seketika Kepala Sekolah menjadi terkejut. Dia dengan sadis menarik rambut gadis itu dan menyeret nya.

"Akh... Sakit...." membuatnya kesakitan. Omura hanya mengikutinya dengan wajah biasa tanpa kasihan.

Kemudian kepala sekolah melempar gadis itu ke dalam kamar mandi wanita, gadis itu terpojok duduk dengan menangis dan ketakutan.

"Apa kau tahu soal pill ini," Kepala sekolah menunjukan sebuah pill merah di tangan nya, sudah jelas itu pill yang di cari Samuel.

"(I.... Itu... Dia bilang dia juga mengatakan nya padaku... Itu adalah obat terlarang.. Mereka berdua mempunyai nya!!)" gadis itu berwajah panik. Dia telah di beritahu teman nya lewat ponsel juga tadi.

"Karena kau sudah mengetahuinya, kau harus memakannya," kata kepala sekolah yang mendekat.

"Tidak..... Tidak!!" dia mencoba memberontak tapi Omura membuka mulutnya dengan paksa seketika pill itu langsung masuk dan tertelan.

"Katakan padaku... Siapa yang mengetahui ini selain dirimu?" tatap kepala sekolah dengan tegas.

"A... Aku tidak tahu... Aku hanya melihat Seo Jin juga mengetahuinya...." balas nya dengan gemetar ketakutan.

"Seo Jin!!" Omura menjadi terkejut mengepal tangan.

Lalu kepala sekolah berdiri dan mengatakan. "Culik gadis itu sebelum dia membocorkan semua ini."

"Baik..." Omura mengangguk mengerti.

Rupanya mereka berdua memanglah komplotan brengsek dan pembeli barang terlarang itu. Sudah jelas siapa pelaku yang sebenarnya di sini.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login