Baixar aplicativo
66.66% Overdosis: Samuel/Ah-duken / Chapter 26: Chapter 26 Samuel/Ah-Duken

Capítulo 26: Chapter 26 Samuel/Ah-Duken

Hari ini Samuel terlihat duduk di bangku supir mobil dan yang di samping nya adalah Hycan. Lalu ia menghentikan laju mobil saat lampu merah.

"Oh, bagaimana dengan misi sekolah itu, apa aku dan Jin masih bekerja di sana?" tatap Samuel.

"Ya, kau harus tetap menjadi guru di sana, kudengar SMA itu memiliki kisah menarik di sana dan ada banyak keluhan pada guru gurunya yang sampai melapor ke polisi untuk membantu mereka menyelesaikan para murid yang tidak bisa di atur, berhubung kau dan Jin itu hampir menganggur, jadi aku beri pekerjaan itu saja."

"Hei lalu bagaimana dengan mu?" lirik Samuel dengan tak terima sama sekali.

"Aku masih harus mengurus agen, kau tahu kan... Ini adalah dunia peran yang baru."

"Tapi aku ingin memegang senjata dalam tugas ku."

"Kalau begitu masuklah militer."

"Apa, di situasi begini?"

"Ya, militer akan langsung menerima mu karena kau sudah tinggi, tubuhmu besar dan juga utusan dari kekuasaan FBI," kata Hycan. Lalu ia keluar ketika Samuel sudah sampai di rumah nya. "Aku pergi dulu, terima kasih tumpangan nya," tambah nya.

Samuel terdiam, ia lalu menginjak gas sambil berwajah berpikir. "(Akan kupastikan, setelah aku mengurus urusan sekolah ini, aku akan masuk ke militer, rupanya memegang senjata di FBI memang harus memiliki sertifikat militer, kira kira berapa lama aku akan di militer nanti?)" pikir Samuel, ia rencana akan masuk ke militer setelah tugas mengajar selesai. Dia menuju ke sekolah kemarin karena dia masih ada tugas magang.

--

"Tuan Samuel, anda sudah tahu soal murid nakal yang selalu bolos di kelas anda?" kata seorang guru pria yang mengobrol dengan Samuel di lorong sekolah.

"Ah, dia… Aku tidak tahu dia itu perempuan atau laki laki, tapi yang pasti aku belum pernah melihatnya semenjak seminggu setelah aku benar benar menjadi guru di sini, apa pembolos itu benar benar punya masalah di rumah?" tatap Samuel dengan tatapan santainya.

"Sepertinya juga begitu, ada beberapa masalah dalam dirinya juga, dia adalah Kanna, terlahir dari keluarga sederhana dan pastinya dia adalah perempuan."

"Perempuan? Kenapa teman sekelasnya saat aku tanya dia seperti berandalan?"

"Ya, dia memang murid yang paling tidak tertib. Bajunya berantakan, rambutnya tercat pirang, memakai warna bibir tebal, dan juga merokok, satu lagi... Dia suka memberontak pada orang yang lebih tua darinya, bahkan aku dengar dengar, dia dibenci oleh keluarganya sendiri."

"(Sepertinya terlalu sulit, aku penasaran dengan perempuan satu ini,)" pikir Samuel dengan diamnya.

"Tuan Samuel, apa kau bertanya pada murid murid, biasanya mereka lebih suka tak mempedulikan dan menjadi cuek."

"Yah itu memang benar, aku mendapatkan info bahwa dia berandalan saja sangat susah, aku harus mencari cara untuk mendapat info lain... Kira kira apa yang membuat mereka menutup mulut?" tatap Samuel.

"Mungkin mereka memang tidak peduli, cari saja cara lain Tuan Samuel, para guru saja sudah melakukan nya sebanyak mungkin."

"Eh, jika mereka memilih cuek, kenapa para guru malah juga ikut mencari?"

". . . Anda belum tahu? Sebenarnya kepala sekolah meminta para guru untuk mencari tahu sendiri soal siswi itu, meskipun itu siswi kelas anda, mereka tetap akan mencarikan nya untuk anda karena ada sesuatu di balik perintah kepala sekolah."

"Beneran? Apa sesuatu itu?"

"Gaji naik dan yang paling penting, dia di beri penghargaan guru terbaik," balas Guru itu seketika Samuel langsung berpikir licik.

"(Mendapatkan guru terbaik pastinya semua siswa akan tunduk padaku hehe.)"

Setelah mengobrol dengan guru pria itu, ia kembali mengajar di kelas. Sama seperti biasanya, kelasnya benar benar ramai, dan Samuel tidak masalah dengan itu, ia malah duduk santai di meja gurunya sambil membaca buku, lalu teringat pada perempuan yang di bilang berandalan itu.

"(Aku benar benar tengah bingung, kenapa gadis sepertinya harus jadi berandalan? Atau aku tanya mereka aja yah,)" pikirnya.

Di saat kelas ramai itu, tiba tiba papan tulis itu terpukul sangat keras membuat semua atau siswa di sana menjadi terdiam menoleh, mereka semua terkejut ketika melihat Samuel memakai setelan jas hitam, dari mana datangnya? Sambil memakai kaca mata hitam itu, menyilakan jasnya dan memukul papan tulis dengan tangan nya.

"Baiklah semua, mari bermain intel," kata Samuel, seketika semuanya terdiam bingung.

"Baiklah, di sini yang harus kalian lakukan adalah kalian harus berpikir ini adalah hal serius, sekarang kita akan bermain target, target kita adalah seseorang yang harus di teliti," kata Samuel.

"Bagaimana dengan nya," salah satu siswa menunjuk teman nya yang terkejut sendri.

"Hah, kau juga harus di teliti."

"Teliti siapa saja," mereka malah antusias untuk Samuel menargetkan mereka ataupun teman mereka karena mereka membawa maslah ini ke bercanda. Di keramaian itu lagi, Samuel memukul meja dengan penggaris kayu besar.

"Sudah! Biarkan aku yang memilih, kita akan memilih target satu, yakni siswa paling tidak pernah ada di kelas," kata Samuel. Seketika semua siswa melihat ke belakang dimana ada bangku kosong yang berada di pojokan kelas paling belakang.

"Yup benar sekali arahan pandangan kalian itu, dia adalah Kanna, perempuan yang selalu bolos. Sejak aku kemari, aku tak pernah melihat nya datang, sekarang jika ada yang berani menjawab pertanyaanku dengan jujur maka aku akan memberi kalian nilai tambahan, aku siap mencatat nama kalian nih," tambah Samuel dengan membawa kertas dan pensil.

Seketika semua siswa langsung mengangkat tangan, Samuel segera menunjuk satu perempuan di sana. "Kau, cepat jawab."

"Sebelum sensei masuk ke kelas ini, dia sudah absen selama 2 hari," kata perempuan itu.

"(Itu berarti sudah ada 10 hari dia tidak masuk, karena aku baru ada 1 minggu lebih satu hari di sini.) Baiklah, selamat kau dapat nilai tambahan."

"Yes," dia langsung senang.

"Sensei kenapa hanya dia?" semua siswa mulai kecewa.

"Jangan khawatir, masih ada banyak pertanyaan di sini," balas Samuel.

Lalu mereka mulai menjawab dari Samuel yang bertanya dan memberi imbalan mereka nilai, itu seperti mempermainkan jawaban dalam sebuah permainan.

Karena dia menggunakan permainan untuk membodohi mereka dan mengira Samuel hanya sekedar bermain target padahal dia bertanya untuk informasi dan hingga sore hari saat kelas berakhir. Semua siswa pulang dengan senang sambil berbincang. "Sangat hebat, sensei benar benar baik memberikan kita nilai tambahan."

"Pertanyaan nya pun juga sangat jelas kita tahu."

"Kanna memang dikenal semua orang, dia benar benar perempuan aneh, kenapa tidak keluar saja dari sekolah ini."

"Paling tidak sisi baiknya ada satu orang yang tahu keburukan nya, yakni sensei sendiri," kata mereka yang mulai bergosip Kanna.

Sementara itu Samuel membereskan kertasnya, ia lalu melihat keadaan kelas yang kosong dan meja bangku kosong milik Kanna tampak tak terawat. "(Jangan khawatir, aku penasaran dengan mu,)" pikirnya sambil tersenyum merencanakan sesuatu, ia lalu berjalan keluar dari kelas dan ke parkiran. Tapi saat diparkiran guru, ia bingung karena mobilnya tak ada, lalu ada pesan masuk lewat ponselnya membuatnya melihatnya.

Rupanya dari Jin. Pesan itu berkata. "Aku bawa mobilmu dulu ya," sambil memakai emoji mengejek. Seketika Samuel mengepal tangan dengan wajah penuh dendam. "(Sialan...)"

Terpaksa Samuel harus pulang menaiki kereta hari ini, ia duduk sendiri dengan di bangku yang saling berhadapan. Ia awalnya akan santai. Tapi tak di sangka sangka ada gadis yang berambut pirang dengan banyak tindik di telinganya seperti anak nakal, padahal dia perempuan. Dia duduk langsung di depan Samuel dengan menatap ke ponsel nya sambil mengunyah permen karet cuek pada Samuel.

Samuel yang merasa terganggu mulai membaca gadis itu. "(Roknya sangat pendek, itu rok seragam SMA, bajunya berantakan, tasnya terbuka…. Haruskah aku memperingatinya?)" Samuel melihat tas gadis itu terbuka di pangkuan gadis itu.

Samuel awalnya membiarkan nya saja dengan melihat ke arah jendela. Tak lama kemudian gadis itu tertidur membuat Samuel terdiam bingung melihatnya. "(Dia langsung tertidur? Bagaimana bisa dia tertidur begitu saja, benar benar deh, gaya tidur nya pun juga aneh,)" pikir Samuel, ia terus memandang wajah gadis itu hingga pandangan nya terpaku.

Tapi ia semakin terkejut ketika tas gadis itu terbuka dan menjatuhkan makanan jeli yang terbuka dan itu mengenai sepatu Samuel seketika Samuel terkejut melihatnya, ia tak tahu harus apa selain mengunci mulutnya dan mengatur napas untuk tidak marah. "(Sialan, ini jeli makanan yang sudah terbuka, dia benar benar tidak bisa menjaga ketertiban umum, haruskah aku membangunkan nya… Sepertinya itu tidak akan masalah, hanya jeli saja,)" Samuel mencoba bodo amat.

Tapi siapa sangka ada yang keluar lagi di tas gadis itu, roti selai yang sudah terbuka dan selainya mengenai sepatu Samuel. "Akhh... (Sialan.)" Samuel kesal hanya bisa menggaruk kepalanya, ia lalu membangukan gadis itu. "Hoi nak, bangun… Tas mu terbuka," tatap nya.

"Hm… Aku tahu."

"Tas mu terbuka lebar!"

"Um... Aku akan bangun," balas gadis itu seperti sudah pulas sama seperti di ranjangnya.

"Hei, kau harus bangun, makananmu mengenai sepatuku," kata Samuel.

"Hm…. Sepatu… Ini," balas gadis itu yang masih ngantuk tidur, seketika mengangkat kakinya akan menginjak kepala Samuel. Tapi untungnya Samuel menghindarinya dengan keberuntungan.

"(Sialan, aku harus pergi dari sini,)" ia menjadi agak gemetar, ia takut kepalanya akan di tendang seperti bola oleh gadis yang masih tertidur itu. Lalu muncul suara pemberitahuan tempatnya, ia lalu berdiri dan berjalan pergi meninggalkan gadis itu, saat gadis itu tertidur, ada sesuatu jatuh lagi dari tasnya, tepat nya kartu nama dan dia bernama KANNA.

Samuel terdiam mengambil kartu nama itu dan seketika wajahnya benar benar terkejut. "(I... Ini.... Tidak mungkin....)" dia melihat sekitar dengan panik mencari gadis tadi hingga kereta berangkat dan ia mencari dari jendela. Dia sudah kehilangan jejak gadis tadi. "(Tidak mungkin...)" dia masih tak percaya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C26
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login