Baixar aplicativo
53.84% Overdosis: Samuel/Ah-duken / Chapter 21: Chapter 21 Samuel/Ah-Duken

Capítulo 21: Chapter 21 Samuel/Ah-Duken

Esok nya, benar yang di bicarakan Hycan. Ah-duken benar benar di bebaskan dan dia saat ini keluar dengan penampilan yang berbeda, yakni sudah memakai jas yang epik itu, keluar dari pagar gerbang penjara yang di luar sudah menunggu Hycan yang merokok. Ah-duken mendekat pada nya yang bersender di mobil lalu Hycan menoleh pada nya.

"Oh bagus... Itu terlihat cocok tapi agak aneh jika kau bisa sedikit membuat rambut mu kebelakang, kita akan ke potong rambut. Cukur rambut mu model under cut."

"Apa orang yang bernama SAMUEL ini memiliki rambut yang seperti itu?"

"Yah, tidak hanya itu..... Ayo masuk saja," kata Hycan yang membuka pintu mobil.

Lalu Ah-Duken masuk, hingga akhirnya dia keluar dari penjara tersebut.

Tampak Ah-duken duduk menatap dirinya di kaca sebuah tempat pemotongan rambut.

Ia lalu menatap ke Hycan yang berdiri di samping nya menatap dirinya. "Sebelumnya, aku ingin bertanya, berapa umurmu?" tatap Hycan.

". . . Aku.... 23."

"Masih muda.... Benar benar menyenangkan jika punya tubuh muda bukan," tatap Hycan.

"Apa maksudmu? Lalu bagaimana dengan umurmu?" Ah-duken menatap.

"Aku sudah hampir 30 tahun, mungkin ini karena aku terlalu banyak merokok, oh ngomong ngomong, kau akan di cukur under cut dan setelah ini, aku akan mengajak mu ke tempat bagus," kata Hycan membuat Ah-duken masih bingung.

Setelah selesai di cukur under cut, siapa sangka, lelaki itu menjadi tampan dan rapi.

Ia tampak terkesan dengan hasilnya. Lalu Hycan kembali datang mendekat di samping nya. "Oh ya, kau lahir di Amerika kan? Bagaimana dengan orang tua mu?" tatap Hycan.

"Ibuku dari Amerika, dia darah biru."

"Hah, darah biru, siapa dia?!.... (Darah biru di Amerika Serikat?!!)" Hycan menatap terkejut.

"Nama nya Patricia.... Dia sangat cantik dan ayah ku mendapatkan nya ketika mereka mulai berkenalan masing masing, sementara ayah ku hanya seorang seniman biasa tanpa modal, tapi darah ayah ku bercampur, dia darah Amerika dan Korea. Antara orang tua nya yang berdarah campuran."

"(Aku tidak menyangka.) Lalu, bagaimana nasib mereka setelah menikah?" Hycan menatap.

". . . Setelah ibu melahirkan ku, ayah bilang dia mati, dan semua warisan milik ibu, akan di berikan pada adiknya, bukan aku yang sebagai putranya."

"Huh, kenapa begitu?"

"Entahlah, mungkin karena ayah bukan darah biru...." balas Ah-duken sambil membuang wajah.

"(Hm, jika itu memang benar, pastinya memang lah sudah seharusnya begitu, darah biru harus menikah dengan darah biru....)" pikirnya.

Lalu ia memegang bahu Ah-duken. "Baiklah, sudah basa basinya, sekarang ikut lah dengan ku," kata Hycan membuat Ah-duken terdiam.

--

"AKKKKKKHHHH.... Kenapa kau mengikat ku!!" Ah-duken berteriak dengan tangan di ikat ke atas, tengkurap di salah satu ranjang tato.

"Tenang lah kawan, ini hanya sebentar," kata Hycan yang memegangi tangan nya. Rambut Ah-duken sudah di rapikan dan sekarang dia akan di telanjangi dada dengan ada nya orang yang akan membuat tato di punggung nya.

"Sekarang lepas bajumu," Hycan akan membuka kancing kemeja Ah-duken, tapi siapa sangka, semua bagian tubuh Ah-duken yang terlihat saat ini benar benar membuat Hycan dan di pentato terkejut.

Karena tubuh milik Ah-duken yang begitu berotot.

"Huh, sejak kapan kau punya otot perut dan dada ini?!" Hycan malah menjotos perut Ah-duken membuat Ah-duken terkejut.

"Itu hal yang biasa, untuk lelaki polos sepertinya, baiklah, kita akan mulai," kata pria yang akan memberinya tato.

"Tunggu..... Aku mohon, aku belum pernah di tato, itu pasti sakit!!" Ah-duken berteriak.

"Tolong tahanlah, jenis tempelan ini akan terasa seperti terbakar," kata pria yang akan membuat tato pada punggung Ah-duken. "Apa maksud nya?!" Ah-duken masih berteriak kesal.

"Samuel memiliki tanda tato di punggung nya, nama nya juga nama Samuel jadi jangan keberatan jika aku mengotori punggung mu," kata Hycan.

"(Sialan!!)" Ah-duken hanya bisa kesal lalu pasrah. Hingga punggung nya tertato. Dari sanalah awal mula dia memiliki tato bertuliskan nama milik nya, tepat nya nama Samuel.

Setelah selesai, ia kembali ke mobil dengan Hycan yang mengendarai nya. Hycan menoleh sedikit pada Ah-duken yang duduk di samping nya sambil menatap ke ponsel nya.

"Ingat lah, saat sudah sampai nanti, kau akan di uji dengan banyak hal, jangan sampai kau melewat kan nya satu saja, kau akan bertemu dengan rekan termasuk aku. Tugas mu adalah bagian yang harus di berikan kami para senior."

"Jadi kau bukan pemimpin nya? Kenapa tidak kau saja?"

"Aku tidak bisa menjadi pemimpin agen publik, aku hanya ingin menjadi pemimpin agen rahasia yang tidak di ketahui banyak orang, saat sudah jadi nanti, aku harap kau ikut dengan ku."

"Agen rahasia? Aku ikut? Jadi aku bisa ikut di kedua agen sekaligus?"

"Tentu, tapi kau harus menjaga rahasia nya dengan baik nantinya," balas Hycan.

Lalu dia menghentikan mobil nya dan mereka berdua keluar. Tepat nya ada di pabrik yang sudah lama di tinggalkan.

"Apa ini markas agen nya?" Ah-duken menatap bingung.

"Bukan, kita akan di uji di sini," balas Hycan lalu dia berjalan duluan dan Ah-duken mengikutinya.

Di sana ada seorang perempuan yang bersender di mobil mewah berwarna merah. Wanita itu menoleh dan berjalan ke mereka.

"Sangat lama," tatap nya.

"Aku harus membuat orang ini terlihat seperti model kita," balas Hycan.

"Hmp... Terserah," wanita itu membuang wajah yang rupanya dia adalah Jin. Dari sanalah Samuel bertemu Jin.

"Samuel... Maksud ku Ah-duken... Dia adalah Jin, dia akan menjadi pemimpin selanjutnya dalam agen. Kau harus berkedudukan dengan nya," tatap Hycan pada Ah-Duken yang masih tak tahu apa apa.

"Apa dia bisa melakukan apa yang di lakukan Samuel?... Aku tidak yakin," tatap Jin dengan ragu.

"Kita bisa menguji nya dengan mobil mu itu," kata Hycan.

"Cih baiklah, kau... Pria... Cepat kendalikan mobil ku ini," kata Jin yang menatap Ah-duken.

"Baiklah," Ah-duken mengangguk tapi sebelum masuk, Jin mengatakan sesuatu.

"Ingat ini... Mulai sekarang nama mu Samuel... Kami juga akan memanggil mu begitu.... Apa kau mengerti, Samuel?"

"(Aku masih tidak yakin aku merubah nama ku sendiri tapi ya... Ini adalah tanggung jawab ku.) Aku mengerti, kemana kita akan pergi sekarang?" tatap Ah-duken.

"Kita akan ke Gym, kau harus melatih tubuhmu, lelaki polos seperti mu pasti punya tubuh kecil.... Hmp..." Jin masih menggunakan nada merendahkan nya. Tapi Hycan tertawa kecil layaknya dia sudah tahu kondisi tubuh Ah-duken.

Setelah sampai di Gym, Jin menunjukan beberapa beban yang harus di angkat. "Sebelumnya, tunjukan padaku dulu tubuhmu, kita harus buat catatan," ia menyiapkan kamera.

Ah-duken terdiam, dia lalu melepas bajunya dan menyisakan memakai celana panjang nya.

Tapi siapa sangka, Jin benar benar terkejut bahkan menjatuhkan kamera itu, karena tubuh Ah-duken sudah begitu kuat dan dominan. "(Ba... Bagaimana bisa....?!)"

"Ah, ini mungkin karena aku selalu berjalan dalam menuju ke tempat sesuatu, aku melukis siang dan malam, kadang juga berolahraga, dan juga, mungkin keturunan ayah ku," balas Ah-duken.

"(Sial, aku salah menilai lelaki ini....) Haiz baiklah, setelah ini kau harus kembali ke pabrik, karena aku harus pergi ke suatu tempat."

--

"(Mulai sekarang nama ku Samuel... Tak ada kata kata yang akan bersangkutan kecuali aku menjadi seperti orang itu... Kemampuan ku harus di gunakan dalam hal keberuntungan seperti ini,)" dia terdiam, kini nama nya Samuel dan saat ini sedang mengalamun di balkon parkiran pabrik.

Lalu datang Hycan.

"Kau benar benar patuh pada wanita itu, sekarang dia sudah pergi dengan mobil nya ke mall... Biasa... Wanita... Belanja shoping pastinya," kata Hycan.

Tapi Samuel hanya diam melihat ke apa yang dia pikirkan.

Lalu Hycan memberikan satu batang rokok.

Samuel menoleh dengan bingung.

"Jika kau banyak pikiran, tak ada hal yang lebih baik selain di temani rokok, kawan," kata Hycan. Lalu Samuel menerima nya.

"Aku masih belum percaya dengan apa yang terjadi di sini... Aku masih bingung dengan kepercayaan kekuatan ku sendiri, entah aku lemah atau apa karena sebelum nya aku hanya pria yang ada di dalam ruangan mengerjakan berbagai kreativitas seni, dan sekarang aku malah meninggalkan itu semua... Apa aku perlu mengulang masa lalu ku dengan hobi yang masih harus bersangkut?" tatap Samuel.

"Yeah, kau hanya perlu melakukan apa yang harus di alihkan untuk hari ini dan hari yang akan datang, aku menolong mu bukan sekedar menolong mu tapi Samuel juga adalah rekan baik ku, meskipun dia memiliki sikap yang lebih kasar dan tegas, aku juga tidak yakin kau bisa menggantikan nya atau tidak karena dia juga adalah FAST LEGEND."

"FAST LEGEND? Maksud mu dia bisa melakukan banyak hal aksi mobil dan kendaraan lain nya?"

"Ya begitulah."

"(Aku ragu, bisa melakukan hal yang sama atau tidak....)"

Tapi tak lama kemudian ponsel Hycan berbunyi dari Jin. Ia lalu mengangkat nya.

"Cepat jemput aku, aku memarkirkan mobil ku di parkiran kota, jemput aku di pusat perbelanjaan. Gunakan cara apapun untuk masuk ke mobil ku itu," kata Jin.

"Baiklah, kau memang wanita manja," balas Hycan yang langsung menutup panggilan.

"Ayo jemput wanita itu dan kita langsung bersenang senang... Akan ku tunjukan arti kekuatan yang sebenarnya yang aku punya," tatap nya pada Samuel.

--

Mereka berdua berjalan di parkiran mobil kota dan melihat mobil Jin.

"Ini akan sangat mudah, dia membiarkan ku melakukan ini soal nya," Hycan melepas bajunya dan menggulung nya di tangan nya dengan cepat saat mendekati ke mobil merah Jin itu, ia memukul kaca nya hingga pecah.

"Wo... Wo.... Apa yang kau lakukan!!" Ah-duken yang ada di samping nya terkejut.

"Kita harus membukanya tanpa kunci," kata Hycan.

Tapi Ah-duken membuka pintu nya secara normal dan itu sama sekali tak terkunci seketika Hycan terdiam menciut. "Bilang saja pada dia, mobil dia hampir di curi," tatap nya. Dia benar benar gegabah dan kini takut akan nanti di marahi oleh Jin.

"Haiz," Ah-duken hanya bisa menghela napas pasrah menghadapi kebodohan rekan nya. Setelah itu mereka menjemput si Jin.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C21
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login