Baixar aplicativo
33.33% OTONOMOS / Chapter 1: Aigio

Capítulo 1: Aigio

Siapa pemuda yang kini berdiri di hadapannya mungkin masih menjadi tanda tanya sampai kini. Dia tiba-tiba datang setelah penyerangan itu. Tubuhnya kalau diperkirakan nyaris setinggi sosok itu.

Dia percaya pemuda itu sosok yang sama. Malih ujud barangkali jawabannya. Kemampuan yang bisa membawanya ada di hadapannya.

Pemuda itu pasti datang di hari paniknya masih bersisa karena malam itu. Meski tidak ada yang seyakin dirinya, ia takpeduli. Baginya pemuda itu orang yang sama.

Orang yang diberitakan selama ini. Penolong dan pemburu penjahat pengacau keamanan. Bertindak melebihi tindakan polisi dalam menangkap kriminal. Cara kekerasan yang tidak manusiawi dan masyarakat sendiri menilainya dengan emosional.

Rencana ada untuk bertanya. Keraguan memotong saat di dekat dan hanya bisa tersenyum. Pemuda itu terlalu lugu untuk disebut serupa dengan kesaksian tadi malam. []

"Namaku Aigio." Sahutnya. "Hari ini hari pertama di ruangan ini. Beberapa hari yang lalu ditugaskan sebagai pengamat di Lalu lintas Rawlings. Tolkien kota kedua tempat aku ditugaskan untuk mengisi cadangan Tim Reserse 13."

"Oh, namaku Riverside Machinist. Asisten pertama Mr. Daimoni Sachizea. Di sana Mrs. Laura Blue asisten khusus dan mitra kerjanya Duke McKagan dari Tolkien Hospital Laboratory. Di sini tempat duduk Gangga Doll."

"Senang bisa bertemu." Sahut Aigio.

"Hei gaez ada tamu ini, tamu yang akan menjadi penghuni terakhir ruangan kerja kita." Sahut River sementara yang lain sibuk. Seperti Duke yang asyik dengan konsol game komputernya lengkap dipakaikan di kepala hedset pengeras suara pribadi. Lalu gadis berkulit kuning yang sedang mengetik di ponselnya. Dia bernama Gangga, matanya sipit tapi cara berbicara lebih mirip orang India di dunia nyata. Ada juga Lau, panggilan untuk Laura Blue yang selalu serius membaca buku-buku medis di saat itu.

River kemudian berteriak, ini yang lucu. Perempuan itu bisa menirukan suara atasan langsung Daimo Sachizea yang bernama Tigrette Timso yang berasal dari Kozea negeri di timur Bumi ini. Bumi Alterna sebut saja ini, ada banyak Bumi di tempat yang pernah dikunjungi Aigio.

Di tempat baru ini Aigio seperti merasakan dejà vu. Hal yang sama seperti kapanpun ia diminta untuk melaksanakan tugas menelusuri misteri dunia. Hal ini sudah menjadi kemampuan yang dimanfaatkan. Aigio memiliki kemampuan itu, kemampuan tembus dimensi atau salah satu bagian dari kekuatan khusus yang dimiliki Aigio disebabkan keterhubungannya pada makhluk super purba yang bernama Oton sehingga ia bisa bergerak keluar masuk dunia lain, waktu dan situasi yang memiliki kesamaan dalam segi tertentu selain perbedaan di dalamnya.[]

Tim Reserse 13 adalah tim khusus kota untuk banyak kasus yang ditetapkan sebagai berita dicekal walau publik sedikit banyak mengetahuinya dari mulut ke mulut. Salah satu kasus yang jelas sampai kini tetap ditangani dan sebelum Aigio datang bergabung ada belasan kali orang berpikir bahwa polisi di belakang semuanya.

Aigio pernah di dunia yang berbeda mengalami ikut di dalam penanganannya sampai tuntas. Jalan ceritanya tidak jauh berbeda. Tentang Claire dan kematiannya yang tragis beberapa kali. Claire Raines adalah sosok cantik yang jelas membahayakan. Tubuhnya ternyata bisa seperti Amuba, ia membelah diri dan kemudian membiarkan dirinya yang lain dibunuh.

Fargo dan Gilbert adalah polisi yang berusaha selama ini menyembunyikan Claire dari para Deviliz atau juga mereka makhluk-makhluk lain yang disebut dengan nama Malhumaniz.

Tapi para polisi itu pada akhirnya bertemu Aigio. Grey Fargo salah satunya, berpura-pura pada Aigio kalau Claire sudah nyata kematiannya. Dan bukan hal itu sebenarnya yang ditakutkan Claire.

Perempuan itu dicari karena ia satu dari banyak Malhumaniz yang berusaha mencari sisi positif untuk bisa dianggap lebih manusiawi. Bagi para Malhumaniz perilaku ini yang berbahaya. Jika Claire takberhenti juga bersikap seperti manusia maka pada akhirnya akan bertambah dan mereka akan menjadi sekutu manusia.

Sikap ini yang takdiharapkan. Tim Reserse 13 telah mengungkap hal ini, bahwa di satu sisi Claire telah terbuka sebagai bagian dari masyarakat rahasia yang memiliki kekuatan monster. Publik tidak bisa hidup di dalam kondisi seperti ini.

Sejarah menjadi saksi mengenai kehidupan berbeda pada akhirnya akan saling berlawanan ketika pada saat itu perilaku ekstrim bersikeras demi untuk bisa mempertahankan kepentingan mereka.

Sejarah perbudakan kulit berwarna, pertentangan antar agama atau wilayah. Semua pada akhirnya ada pada satu hal yang diperebutkan. Kekuasaan, satu hal yang menggoda setiap pihak.

Takberbeda, Aigio melihat situasi ini seperti itu.

Di saat tim yang ia di dalamnya hanya sebagai bagian taktersorot. Ia melihat lebih dalam dan ia teringat Gorgonus.

Ketika polisi membunuh salah satu kembaran Claire. Polisi yang diketahui juga makhluk yang menyamar. Dia diikuti Aigio dan sampai di tempat yang ia duga aman.

Saat mengintai, River dan Gangga mengikutinya. Aigio taksadar sampai Oton memperingatkan. Sebenarnya Oton tidak hanya memperingatkan tentang River dan Gangga. Claire Raines asli juga ada di tempat pengintaian.

Bangunan tempat polisi itu bersembunyi ternyata milik Danielca Raines. "Sepertinya ini akan menjadi pembantaian, Aigio."

"Apa maksudmu, Oton?"

"Aku melihat seseorang. Tidak, aku merasa lebih. Mereka ada di belakang." Sahut Oton. "Lebih dari satu, ini seperti akan ada penyerangan."

Ada dua pihak yang datang, satu Sarge yang datang memimpin kelompok bersenjata dari kepolisian. Dari arah yang berbeda ada Grey Fargo dan Fabio Gilbert yang juga muncul bersama Claire asli.

Fargo, Gilbert dan Claire mendatangi bangunan itu bersama sesama polisi yang bersimpati pada Claire. Aigio bisa mendengar banyak perbincangan saat mereka bergerak masuk ke halaman bangunan.

Sementara itu tim polisi yang dipimpin Sarge juga datang karena info yang Aigio siapkan sejak lama. Begitu Oton mengetahui bahwa pembunuh Claire palsu yang disekap polisi.

Sarge dan Aigio saling berbagi informasi sejak ia paling bisa bergerak cepat dibanding para penegak hukum lain.

"Kamu bagaimana bisa secepat ini berada di lokasi? Dengar, jangan dulu bertindak sebelum ada dari sebagian kita yang merapat denganmu." Sahut Sarge. Terdengar dengusnya yang penuh nafsu. Polisi yang dimaksudkan Aigio yang ia ikuti sejak masuk ke ruang tahanan gedung jaksa penuntut dan memberi Claire suntikan beracun.

Polisi itu menyamar sebagai petugas kesehatan dan dengan dalih ia ingin melaksanakan pemeriksaan rutin pada penghuni ruang tahanan.

Ketika polisi itu berhasil mengelabui banyak orang kecuali Aigio yang sejak lama mengetahui bahwa Claire sebenarnya hanya memberi umpan. Aigio bisa mengintai dengan cara memanfaatkan seluruh CCTV di gedung kantor jaksa penuntut yang sengaja bawa Claire sebelum pengadilan.

Aigio membagikan foto polisi penyamar itu. Dan tidak mudah sebenarnya jika ingin cepat memastikan foto itu bisa meyakinkan orang seperti Sarge.

"Tim, kita bekerja secara tim. Bekerja hati-hati dan penuhi taktik sesuai prosedur operasional. Ingat, kita perlu polisi gadungan itu." Sarge memberi perintah pada setiap orang yang masuk dalam tim gabungan dalam proses penyerbuan serta pengejaran.

Setiap orang dengan rincian tugas yang berbeda. Di saat yang sama hal ini menjadi pertanyaan. Hal yang terbit di benak River yang acap kali terganggu oleh info yang cepat diterima sampai Aigio sadar bahwa ada seorang polisi yang menyamar.

"Sarge, maaf jika kupertanyakan perintah ini. Dan mohon izin juga sebelum kita bergerak."Sahut River menjelaskan hal yang mengganggunya. "Info ini bisa jadi masalah jika tidak ada penjelasan yang tepat."

"Apa maksudmu?" Gangga berhenti melangkah. Saat yang sama ia menyela kata-kata River dan terdengar di alat komunikasi setiap orang tim yang baru saja turun dari kendaraan angkutan kepolisian. "Info apa? Hei, aku kira ini langsung dari atasan utama?"

Pergerakan menyebar tim gabungan sudah tepat sesuai rincian tugas. Para penembak jitu telah menempati pos tidak jauh dari sekeliling bangunan.

Tim pelapis berada di kendaraan angkutan menanti perintah lanjutan. Beberapa mendukung Sarge, dua orang masing-masing bersama Gangga dan River.

Tidak ada yang mungkin bisa menduga. Banyak hal bisa terjadi. River juga bukan saja meragukan info tapi juga perintah. Terlalu dini untuk meneruskan satu informasi tanpa kepastian info itu benar-benar layak untuk ditindaklanjuti.

"Dimana Aigio?" Tanyanya.

"Ada, apa yang kulihat sudah kuperlihatkan di CCTV. Semua sudah dikirim sejelas yang bisa saya usahakan. Atasan utama yang ada di belakang perintah." Sahut Aigio.

"Kita live ini?" Tanya Gangga.

River juga terhenyak.

"Semua sudah kuhubungkan satu sama lain. Kupikir Sarge memberitahu. Kita tidak bisa mungkin tatap muka, situasinya perlu tindak cepat." Jawab Aigio.

"Sarge tidak mungkin melakukan semua. Kau yang harusnya memberitahu kami sebelumnya." River menaikan nada bicaranya. Dia tidak suka perlakuan Aigio seperti ini.

"Kau orang baru, kau yang harusnya berkomunikasi banyak dengan kami sebelum pada Sarge." Tambah River suaranya yang serak terdengar sedikit turun.

"Maaf, tapi..." Aigio bertahan. Suaranya perlahan dan sedikit berbisik.

"Kau harus menghormati pangkat petugas yang lebih tinggi darimu dan juga lebih tua!" Suara River kembali naik.

Oton tertawa terbahak-bahak. "Kurasa kita yang lebih tua, bukannya kita yang harus dihormati. Mereka tahu kau setara jenderal di Interfed?"

"Harus'kah kita beritahu kalau kita berasal dari planet lain juga?" Sahut Aigio. Oton memberinya isyarat, ia tetap harus fokus. Meski ia jika ingin berpendapat pastilah sama seperti pikir Oton.

Aigio berpikir lebih panjang lagi, takseharusnya River permasalahkan banyak hal di tengah tugas yang lebih serius. Sarge juga sepakat saat Aigio meminta River untuk tidak banyak dulu komentar tentang situasi lain.

"Tolong semua fokus ke tugas ini. Kita tidak mau kehilangan peluang ini." Sahut Sarge. Nada suara yang terdengar naik sehingga siapapun yang mendengar tidak akan lagi bersuara berusaha membalas.

Aigio dan Oton juga lantas berhenti bergerak. Oton mengira suara bicaranya terdengar Sarge. "Dia bisa mendengar kita?"

Aigio menggeleng, berbicara langsung. "Oton, kau yang sendiri membuat alat supaya kita bisa langsung saling berbicara tanpa menyulut rasa penasaran orang."


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login