Baixar aplicativo
25% One Piece : My Adventure / Chapter 1: Other World
One Piece : My Adventure One Piece : My Adventure original

One Piece : My Adventure

Autor: Archerion

© WebNovel

Capítulo 1: Other World

Other World

Di sebuah bus kota, seorang penumpang sedang melihat jendela sambil mengantuk. Dia adalah seorang pria paruh baya, wajah biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa.

Pria itu adalah Evan, seorang pekerja biasa di sebuah perusahaan swasta kecil. Saat ini dia sedang pulang ke rumah karena baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan mendapatkan uang gaji bulan ini.

"Hari ini aku ingin makan sepuasnya, huuff." ucap Evan merasakan keinginan untuk beberapa makanan enak nanti saat pulang.

Menggosok matanya yang lelah, dia memandang ke luar jendela dari tempat dia duduk di bus. Dia bisa melihat matahari sudah terbenam. Inilah rutinitasnya sehari-hari, pagi berangkat bekerja dan pulang saat matahari terbenam. Sungguh kehidupan yang membosankan dan melelahkan, dia juga tidak menikah. Gaji bulanannya tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan 2 orang, apalagi setelah mempunyai anak.

Setengah jam kemudian, bus sudah mencapai tempat tinggalnya. Meregangkan anggota tubuhnya yang sudah mati rasa karena duduk begitu lama, Evan berdiri dan berjalan keluar menuju rumahnya. Yang tentu saja tidak akan berada di pinggir jalan, dia masih harus berjalan kaki sekitar 10 menit melewati gang-gang sebelum mencapai apartemen kecilnya.

Setelah selesai, Evan menyalahkan lampu di kamar dan melompat di tempat tidurnya dengan maksud untuk beristirahat sejenak.

Saat itu, Evan menerima pemberitahuan dari teleponnya yang memberi tahu dia telah menerima pesan baru.

Sambil mengeluarkan telepon dari sakunya, Evan yang berusia 45 tahun membuka matanya yang malas untuk melihat apa pesannya.

Membaca apa yang ada dalam pesan yang diterimanya, mata Evan berubah bersemangat ketika dia duduk dan segera membuka aplikasi banknya.

Mengklik pada tombol cek saldo, Evan tidak bisa menahan senyum dari melihat jumlah tujuh angka. Itu adalah gajinya untuk bulan ini dan tabungan seumur hidupnya, atau dengan kata lain semua uang yang ia dapatkan dari pekerjaannya, dikurangi uang yang ia habiskan untuk hidup.

Evan adalah orang biasa yang hidup bahagia bersama keluarganya sebelum ayahnya meninggal karena sakit, yang akhirnya dia harus berhenti bersekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah.

Awalnya kehidupannya benar-benar sulit, dia berhenti bersekolah saat berumur 15 tahun dan harus bekerja tetapi mengingat dia bahkan tidak bersekolah SMA, Evan hanya bisa bekerja sebagai kuli bangunan.

Evan berusaha keras setiap hari agar dia punya cukup uang untuk membeli barang-barang kebutuhan adiknya yang masih berumur 3 tahun, dia juga menyimpan sedikit untuk biaya sekolah adiknya nanti.

Memang sangat sulit untuk anak seusianya untuk bekerja, mengingat fakta bahwa Evan masih berumur 15 tahun dan harus berkerja di pekerjaan yang menggunakan banyak tenaga, tetapi Evan tidak menyerah dan terus melakukannya untuk keluarganya, terutama adiknya yang masih berumur 3 tahun.

Sejak saat itu, Evan menjalani kehidupan penuh beban di mana ibunya hanya seorang petani yang hasil kerjanya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Dia harus hidup mandiri dan mencukupi kebutuhan dasar sendiri.

Sejak saat itulah kehidupan membosankan Evan dimulai, bekerja dari pagi hingga sore. Hanya anime dan novel-novel yang menjadi hiburannya. Sampai ia pun menjadi orang yang tidak peduli dengan orang lain dan hanya tersenyum ketika bersama keluarganya.

Seperti ini, Evan terus hidup biasa-biasa saja sampai sekarang. Dia juga menyelesaikan tanggung jawabnya menyekolahkan adiknya sampai lulus universitas.

Setelah selesai membaca, Evan menutup aplikasi banknya. Tetapi tiba-tiba layar Hp nya berubah hitam, seperti baterainya habis.

"Apakah baterainya habis? Tapi tadi baterainya masih 30%." Ucap Evan tidak percaya. Dia tidak mau percaya kalau Hp nya rusak, dia baru saja menerima gajinya dan tidak ingin membeli Handphone baru. Tiba-tiba handphonenya kembali hidup, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Kemudian layar Hp nya menjadi buram dan beberapa kata-kata mulai muncul,

[Jika anda bisa bertransmigrasi ke dunia lain, dunia mana itu?]

Melihat pertanyaan muncul di layar handphone nya, Evan mulai berpikir bahwa ia berhalusinasi karena dia kelelahan.

Tetapi bahkan jika itu adalah halusinasi atau mimpi, Evan lebih dari bersedia untuk bermain bersama karena dia adalah seseorang yang menikmati hal-hal seperti itu.

[One Piece] Jawab Evan di handphonenya.

[Alasannya?]

[Aku ingin bebas, aku ingin melakukan apapun yang aku mau. Tidak peduli kejahatan atau kebaikan] Balasnya lagi.

[Kemampuan apa yang diinginkan? Sebutkan satu saja dan hanya dari dunia One Piece.]

(Kemampuan, ya? Itu juga harus dari One Piece.) Berpikir selama beberapa detik, Evan memutuskan bahwa ia menginginkan,

[Aku ingin buah iblis cabang-cabang yang menjadikan aku memiliki kemampuan memakan buah iblis lebih dari satu.]

[Dimana tempat dan waktu anda ingin di transmigrasi kan saat di dunia One Piece?]

[Desa Kuen, seminggu sebelum baby 5 di buang oleh ibunya.]

Balas Evan sambil terkekeh, karena berpikir apa yang diminta sangat baik. Tentu saja, dia tidak tahu apakah buah iblis seperti itu ada dan kalau benar, dia tidak akan cepat mati. Kemudian tentang baby 5, dia bisa langsung punya bawahan yang setia.

[Tujuan telah ditetapkan sebagai - One Piece]

[Evan, Anda telah dipilih oleh kehendak chaos sebagai salah satu dari semua manusia di planet bumi yang beruntung untuk bertransmigrasi ke dunia lain.]

[Mendapatkan hadiah : Tubuh D. - Buah Iblis : - Zoan (Mitos) : Vampir. - Paramecia : Gravitasi.]

[Proses Transmigrasi akan dimulai dalam 1 menit. 59.... 58....57...]

"Eh?"

Hanya dengan membaca kata-kata, Evan dapat sedikit banyak menebak apa yang terjadi. Tapi meski dia ingin percaya, tapi dia tidak bisa. Tidak ada contoh seperti itu di bumi. Kalaupun ada, orang itu sudah pergi. Bagaimana caranya memberitahu orang lain.

Karena pada saat ini, Evan telah menyadari bahwa dia tidak berhalusinasi, atau bermimpi. Dan semuanya terjadi nyata.

Semakin berlalu, tubuhnya mulai menghilang ke ketiadaan. Tidak ada perasaan kehilangan tubuh atau sakit, dia masih merasakan kakinya. Tapi setelah disentuh, tidak ada apa-apa di sana.

Meskipun Evan terlihat tenang, sebenarnya dia sudah ketakutan. Dia hanya terlalu terkejut dan takut sehingga membuatnya tidak bisa berpikir.

[...5..4..3..2..1. Ding]

"Aaaaaa--"

*****

Bulan perak diangkat tinggi di langit dan melemparkan cahaya perak jernih ke dunia dalam gelombang yang cerah.

Di sebuah pantai di pulau yang gersang, sebuah wajah muda menatap langit sebelum memejamkan mata dan membuka lagi. Papan kayu berderit saat tubuh pemuda itu bergerak.

"Eh, dimana ini?" Gumam pria muda yang sedang melihat sekeliling.

Pria muda itu adalah Evan, orang yang baru saja bertransmigrasi dari bumi.

Setelah beberapa saat, Evan sudah mulai tenang dan tidak terburu-buru untuk berlatih atau mengembangkan kekuatannya atau apapun. Tetapi ia mulai dengan menyesuaikan pola pikirnya tentang bumi dan dunia ini, di sini adalah dunia yang kuat memakan yang lemah. Tapi di dunia inilah kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, karena geografi di dunia ini, menangkap seseorang jauh lebih sulit daripada di bumi. Dunia dimana 70% nya adalah air, sedangkan daratan hanyalah sebuah kepulauan besar yang tersebar di seluruh dunia.

"Ini benar-benar transmigrasi yang seharusnya tidak mungkin." setengah bergumam setengah menghela nafas pada dirinya sendiri.

Gagasan 'transmigrasi' tidak asing bagi Evan. Kehidupan sebelumnya atau bisa dibilang beberapa saat yang lalu. Memiliki drama televisi, webserial, dan webnovel tentang transmigrasi dan reinkarnasi. Namun, sampai transmigrasinya sendiri, itu khayalan belaka, dongeng, mitos dan fantasi yang tidak dipercayai oleh siapa pun yang nyata.

Setelah tenang, Evan mencoba duduk dan melihat sekeliling. Yang dilihatnya adalah padang rumput gersang, tetapi tiba-tiba tatapannya tertuju pada sebuah kotak di depannya.

Tanpa ragu, Evan mengambilnya dan membukanya. Kemudian,

"Hahahaha..."

Evan tertawa sangat keras karena dia terlalu senang, apa yang didalamnya adalah hal-hal yang diinginkannya saat membalas pertanyaan-pertanyaan dari Will of Chaos di Handphone nya.

Didalamnya terdapat 3 jenis buah iblis yang berbeda,

"Dengan ini, aku bisa segera menjadi kuat, hahaha.." Ucap Evan sambil tersenyum.

Karena Evan tahu, dia harus menjadi kuat untuk hidup dengan kebebasan di dunia ini, meski menjengkelkan dan melelahkan tapi dia juga bersemangat untuk prospek masa depannya. Dia tidak harus pintar dan berpendidikan tinggi untuk mendapatkan kekayaan seperti di bumi.

Di sini, selama dia kuat, dia bisa melakukan apapun yang dia suka.

Tanpa menunggu lama, Evan mengambil salah satu dari buah iblis yang berbentuk seperti 2 buah pisang kembar tetapi warnanya hijau tua dengan pola-pola aneh.

Kemudian Evan langsung memakannya, tapi beberapa detik kemudian.

"Hueegh"

Evan berusaha memuntahkannya tetapi tidak ada yang keluar.

(Fuck off.. rasanya terlalu busuk. Ini seperti puluhan jenis kotoran di campur menjadi satu.) Pikir Evan mencoba mengabaikan rasanya, tetapi setelah tatapannya tertuju kepada 2 buah iblis yang tersisa. Dia menyadari bahwa siksaannya masih berlanjut.

Mengambil kedua buah iblis di masing-masing tangan, Evan ingin memakannya sekaligus karena tidak ingin memakan sesuatu yang rasanya seperti kotoran.

"Dua saja sudah cukup, tidak perlu tiga kali." Ucap Evan.

Kedua buah berbentuk seperti buah pir dan buah apel, satu berwarna putih dan satunya lagi berwarna merah.

Buah iblis sebelumnya tidak membuatnya memiliki semacam kemampuan, hanya saja, seperti perasaan kalau memakan buah iblis lagi, tidak akan terjadi apa-apa.

Tanpa menunggu lama, Evan langsung memakannya tapi sebelum itu.

"Terkutuk lah kau ODAAAA..." Teriaknya.

Kemudian,

"Huueegghh..." Teriaknya, dengan wajah yang terlihat pucat dan menyakitkan.

Setelah beberapa waktu mencoba memuntahkannya tetapi tidak bisa, Evan merasakan kalau tubuhnya bertambah kuat dan beberapa informasi memasuki pikirannya.

Kemudian Evan berdiri dan berjalan menuju laut, melihat perubahan apa yang terjadi pada tubuhnya.

Saat berjalan, Evan merasakan tubuhnya lebih ringan daripada tubuhnya di bumi. Mungkin karena dia memakan buah iblis gravitasi sehingga gravitasi di tubuhnya berkurang.

Melihat ke air laut, apa yang dilihatnya adalah seorang pria muda berusia 19-20 tahun.

"Apa yang terjadi? Bukankah seharusnya aku pria paruh baya? Kenapa aku terlihat sangat muda?"

Bingung dengan apa yang terjadi, Evan mencoba mengingat bagaimana dia datang ke dunia One Piece.

"Itu benar, saat itu aku mendapat hadiah tubuh D. Bisa juga terjadi karena buah iblis vampir, seperti milik alvida yang langsung berefek." Gumam Evan.

Puas dengan apa yang diketahui, Evan kembali melihat bayangan nya di laut.

Rambutnya berwarna hitam, sama seperti saat masih di bumi. Dengan gaya di belah satu di sisi kiri dan rambutnya menutupi setengah mata kanannya. Pupil matanya berwarna merah, seperti sharingan tanpa tomoe. Sementara wajahnya terlihat tampan, tidak seperti sebelumnya yang biasa-biasa saja. Kulit putih pucat, seperti ciri-ciri vampir di film dengan tinggi 180 cm.

Setelah selesai, Evan meninggalkan pantai dan berjalan menuju tempatnya semula. Mencari tempat yang nyaman untuk bermalam, lagipula sekarang masih tengah malam. Hanya karena cahaya bulan lah dia bisa melihat jelas.

Menemukan apa yang dia cari, Evan memejamkan matanya. Dia tidak mau repot-repot berlatih atau melihat kemampuannya, semuanya bisa dilakukan besok.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Archerion Archerion

Novel pertama, jadi kalau banyak kekurangan. Aku minta saran mu. Ok

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login