Baixar aplicativo
25% Nikah Gantung ( TAMAT) / Chapter 20: Pekerjaan kita masih banyak

Capítulo 20: Pekerjaan kita masih banyak

Kasih melihat Randi yang tengah sibuk menyusun kainnya ke dalam lemari, melihat Kasih datang Randi dengan cuek berkata..

"Kenapa lama sekali? bukankah sudah ku bilang, pekerjaan kita masih banyak , kenapa kau membiarkan aku menunggumu lama? " Kata Randi pura-pura cemberut, padahal dia tau apa yang terjadi dengan hati istrinya di luar sana tadi.

Kasih tertawa dan langsung menolong Randi mengemas pakaiannya ke dalam lemari itu.

Setelah selesai beres - beres.. Randi menarik tangan Kasih dan duduk di tempat tidur itu...

"Kasih.. mungkin ini sudah sangat terlambat, tapi gak papa kan? " Randi mengeluarkan kotak cincin dari sakunya, dan membuka kotak itu, didalamnya ada sepasang cincin yang sangat indah..

"Anggap saja ini cincin pernikahan kita" Kata Randi sambil memasangkan cincin itu pada Kasih. Dia juga meminta agar Kasih memasangkan cincin ke jari manisnya.

"Apa kamu suka model nya? " Tanya Randi lagi.

"Iya.. " Jawab Kasih tersenyum.

"tiga hari lagi, kita akan meresmikan pernikahan kita, agar semua orang tau tentang pernikahan kita, besok kita fitting baju ngantin" Kata Randi.

"Besok? " Tanya kasih lagi.

"Iya.. besok.. " Kata Randi tersenyum.

"Bagaimana dengan persiapannya? " Tanya Kasih Ragu.

"Semua sudah beres, undangan sudah di sebar, rumah kakek juga sudah di hias" Jawab Randi..

"Tapi... kenapa tadi Mas akan mengajakku ke tempat orang tua ku? " Tanya kasih heran.

"Aku sengaja menggodamu" Jawab Randi tersenyum

Randi berdiri dan berjalan ke arah lemarinya, dia membawa kotak perhiasan lainnya, kali ini lebih besar, Dia membukanya dan tampaklah sebuah kalung berlian yang sangat cantik, Randi memasangkannya ke leher Kasih seraya berkata..

"Selamat Ulang tahun Sayang.. " Kata Randi sambil mencium pipi istrinya itu. Kasih sedikit kaget, dia sendiri tak ingat hari ini adalah hari ulang tahunnya, gadis itu tersenyum lembut menatap suaminya seraya berkata..

"Terima kasih banyak Mas.. tapi.. ini terlalu berlebihan " Kata lagi.

"Berlebihan? Gak kok.. kita udah hampir delapan tahun menikah, aku baru memberikan ini padamu, jangan khawatir...ini uang ku kok, bukan uang kakek" Jawab Randi lagi, yang hanya di balas kasih dengan senyuman.

"Iya terima kasih banyak " Kata gadis itu lagi.

Kasih merasa sedikit malu pada diri sendiri, berfikir Suaminya akan menuntut haknya malam ini, ternyata malah menunggunya untuk merapikan pakaian yang dipindahkannya dadakan tadi.

Melihat wajah kasih yang malu Randi dapat mengetahui apa yang sedang dipikirkan gadis itu.

"Apa yang kau pikirkan tadi sehingga kamu begitu lama?" Kata Randi pura-pura polos. Kasih hanya tersipu malu...

Malam ini mereka benar-benar akan sekamar untuk pertama kalinya, Randi tak ingin lagi menjaga jarak dengan istrinya itu, sekarang gadis itu telah berusia 18 tahun.

"Sini... " Kata Randi sambil menarik tangan Kasih agar tidur di dekatnya.. Kasih terlihat masih malu dan gugup.

"Kamu harus terbiasa mulai sekarang.. karna mulai hari ini dan seterusnya, kamu akan tidur di kamar ini, aku tak mengizinkan kamu pindah kamar itu lagi setelah orang tuamu kembali. mereka akan disini sampai pesta pernikahan kita berakhir. " Kata Randi sambil memeluk Kasih.

Kasih tak membantah, dia berfikir mungkin sudah waktunya mereka berdua berperilaku layaknya suami istri.

"Aku masih akan menahan yang satu itu sampai acara pernikahan kita, tapi yang lain tak janji" Kata Randi, dan dia mulai menciumi istrinya itu, dan Kasih hanya terdiam, perutnya terasa amat kaku.

........

Esok harinya mereka fitting baju pengantin, untung saja Kasih tidak menyukai baju yang terlalu terbuka, sehingga bekas merah yang di buat Randi semalam di sekitar dadanya, tidak kelihatan.

Gadis itu tampak anggun dalam balutan baju pengantin itu.

Teman-teman Kasih menelfonnya..

"Kasih... kamu ada di mana? " tanya Wina dengan nada penasaran..

"Aku sedang fitting baju pengantin.. trus... sebentar lagi bakal ngambil foto prewed." Jawabnya, Kasih mengeraskan speker ponselnya karna dia sedang dirias, sehingga Randi dapat mendengar percakapan mereka, kebetulan pagi itu belum ada yang datang.

"APA? KAU AKAN MENIKAH? " tanya gadis itu kaget. Kasih ikutan kaget, dia hendak mengecilkan volume ponselnya, tapi Randi menahan tangannya... sifat keponya muncul.

"SAMA COWOK MANA? BARU AJA LULUS UDAH DIAJAK NIKAH, DIMANA KAMU SEKARANG? KAMI AKAN KE SANA. " gadis di seberang sana masih marah-marah.

Kasih menjadi malu mendengarkan perkataan sahabatnya itu. Kasih memandang Randi, cowok itu berkata..

"Berikan saja alamatnya" Katanya sambil tersenyum.

Kasih memberikan alamat mereka, tak lama kemudian, teman-teman Kasih telah sampai di tempat itu, dan melihat orang yang akan bersanding dengan sahabatnya itu adalah Randi.. mereka langsung berlari ke arah kasih dan berkata..

"Duuuh.. ternyata Mas Randi... kalau cowok nya kayak ini mah... aku juga mau nikah muda.. " Kata Fia yang selalu menjadi teman sebangku Kasih..

mereka terpesona melihat ketampanan Randi dengan pakaian itu.

"Marah-marahnya gak jadi? " Tanya Kasih, mereka semua terdiam karena malu.

......

Saat pengambilan foto prewed, fotografer tak terlalu sulit mengarahkan mereka, Kasih bisa melakukannya dengan baik, karna kejadian semalam tadi sudah membuat mereka semakin dekat, jadi Kasih tak terlalu kaku dan malu dalam berpose mesra dengan suaminya itu.

Teman-teman kasih terpana, bagaimana mungkin gadis polos yang tak pernah pacaran ini bisa semudah itu melakukan adegan-adegan mesra tersebut..

Adegan pertama,

Kasih berdiri di depan, Randi memeluknya dari belakang, mereka saling bertatapan sambil tersenyum samar.

Adegan kedua

mereka saling berhapan sangat dekat, berpegangan tangan, dan kening masing-masing beradu, tatapan mereka ke bawah.

Adegan ke tiga

Masih berhadapan, saling bertatapan, Tangan kiri Randi merangkul pinggang Kasih, tangan kanannya memegang lembut pipi Kasih..

mereka benar -benar mendapat melakukan hal itu dengan baik. penjiwaan yang sungguh baik.

Begitu juga dengan adegan-adegan lainnya, dapat dilakukannya dengan sempurna.

fotografer itu tersenyum puas melihat hasil jepretan nya.

Wina berbinar melihat sahabatnya itu dan berkata..

"Pengen nikah.... " katanya tanpa sadar.

"Pengen nikah? sama siapa? cowok aja kamu gak punya. " Celetuk Fia.

"Aku nungguin Randa... " kata gadis mungil ini merengek.

"Ye... maunya,... emang Randa bakalan mau sama kamu" Jawab Fia lagi.

" Aku ada di sini " Tiba-tiba sebuah suara terdengar di belakang mereka. Mereka berbalik, dan amat kaget ketika orang itu benar-benar Randa.

Randa menatap gadis itu sambil tersenyum lembut.

Wina menjadi malu, kulit wajahnya yang putih mulus langsung kelihatan merah.

Tiba-tiba saja gadis cerewet yang jutek tadi menjadi amat pendiam, tak satupun kata yang keluar dari mulutnya setelah kedatangan Randa di sana.

Randa dapat memperhatikan ekspresi Wina saat ini, dia tersenyum sendiri melihat gadis itu telah berubah drastis menjadi sosok yang pendiam, padahal dari tadi dia tak henti mengoceh. Randa sudah ada di sana sejak awal pemotretan, dan duduk di belakang, dia dapat mendengar semua perkataan Wina selama pemotretan berlangsung..


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
dian18051984 dian18051984

sobat pembaca.. terima kasih atas sarannya, ceritanya bakalan diusahakan seaman mungkin.. mudah-mudahan tidak mengecewakan.. (。’▽’。)♡

next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C20
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login