"Aku akan membunuh mu, sungguh." Masih saja Maxim bisa menangkis perkataan D. Krack, padahal getaran itu sudah menjalar sampai ke suaranya, tidak hanya di kakinya saja.
D. Krack menarik senyuman di permukaan wajahnya, ia melihat kalau Maxim tiada ampun baginya. "Baiklah jika itu kemauan mu. Yang pertama jatuh ke tanah, dialah yang sudah tewas duluan dan wajib langsung mengalah untuk di tebas lehernya, bagaimana?"
"Kalian lebih mirip psikopat daripada pembunuh bayaran, itu yang menjadi dasar kami untuk memusnaskan kalian." Sepertinya untuk hal yang satu ini, Maxim keceplosan mengatakan sedikit alasan mereka untuk menyerang.
D. Krack menyisakan tawa jahatnya untuk kemenangan di akhir. "Keceplosan?"
Wajah Maxim langsung berubah menjadi pucat.
…
KRACK!
"ARGHHHHHH!"
Itu adalah suara tulang yang patah milik seseorang yang kini sudah tersungkur di tanah, tak sadarkan diri.