Baixar aplicativo
52.43% My Teacher My Husband / Chapter 97: Ch. 97

Capítulo 97: Ch. 97

Calon ayah?

Calon ayah?

Calon ayah?

Sehun menatap dokter itu dengan pandangan yang entah apa, sangat sulit diartikan. Senang, sedih, sakit, khawatir, takut, dan kecewa. Sehun bahkan tak mengerti kenapa responnya bisa begitu.

Senang karena akhirnya ia bisa mendapatkan gelar ayah yang selama ini ia impi-impikan.

Sedih, sakit, khawatir, takut, dan kecewa karena ia mendapat kabar bahagia ini saat hubungannya dengan Suzy berada dalam masa yang tak baik-baik saja. Ada perasaan bersalah yang berkumpul dalam hatinya, membuatnya merasa tak enak karena pernah bahkan hampir melukai gadis yang saat ini tengah membawa darah dagingnya itu.

"Hamil? Kau serius?" Sehun memastikan, menatap istri kecilnya dari jauh dengan pandangan menerawang entah kemana.

"Ya Tuan. Usianya dua minggu." Dokter itu kembali tersenyum, menuliskan beberapa resep obat dan vitamin untuk ditebus oleh pria tampan di depannya ini.

"Tuan bisa menebusnya di luar." Ujar Dokter itu dan berlalu pergi dari ruangannya. Sehun masih terdiam hingga dengan segera ia mengambil ponsel yang bersemayam dalam jas hitam mahalnya.

"Ini bukan april moop." Guman Sehun. Berjalan mendekati Suzy dengan langkah pelan. Entah kenapa jantungnya menjadi seberdebar ini sekarang. Menyadari jika dalam perut istrinya itu ada segumpal darah miliknya, aahh.. itu membuat Sehun merona bahagia. Impiannya selama ini akhirnya bisa tercapai.

Tak.

"Gadis sialan!" Umpat Sehun setelah melayangkan jentikan jarinya pada dahi Suzy. Bagaimanapun ia masih marah pada gadis itu. Tak mau tau apa pun penyebabnya, ia masih tetap marah.

"Hei adik kecil. Baik-baik di dalam sana ok!" Bisik Sehun tepat di depan perut Suzy. Hatinya menghangat sekarang, kurang lebih sembilan bulan lagi maka ia akan menggendong malaikat mungilnya. Oh apa sekarang ia harus mulai membeli peralatan bayi? Belajar bagaimana merawat bayi? Atau bagaimana? Ah jujur saja Sehun sudah tak sabar menantikan hari itu.

"Ugh Sehun." Suzy melenguh. Mencoba untuk duduk tapi Sehun sudah terlebih dahulu menahannya. Membaringkan lagi tubuh dengan wajah pucat pasi itu.

"Diam saja. Bagaimanapun aku masih marah padamu!" Sungut Sehun bersedekap dada. Ia tak akan pernah lupa dengan insiden 'kelupaan diri' Suzy dengan tugas dan kewajibannya.

"Aku minta maaf." Cicit Suzy.

"Ck diam saja. Mulai sekarang perhatikan apa yang kau makan, apa yang kau kerjakan, waktu tidur, dan aku akan mengantar jemputmu ke kampus mulai detik ini." Jelas Sehun panjang lebar. Menatap Suzy dengan alis terangkat meminta jawaban. Bagaimanapun Sehun tak berbicara dengan patung bukan?

"Kenapa?" Tanya Suzy heran.

"Tentu saja. Little Oh harus mendapat perhatian ekstra." Jawab Sehun asal. Tanpa ia sadar ucapannya barusan membuat Suzy membolakan matanya pada ukuran yang paling besar. Oh kecil?

"Maksudmu? Ada Oh kecil?" Mata Suzy mulai berkaca-kaca. Apa di dalam perutnya sudah ada detak jantung yang lain, apa beberapa bulan lagi perutnya akan membesar? Apa tubuhnya akan seperti melon? Bulat?

"Jaga dia. Aku akan sangat murka jika terjadi sesuatu pada malaikat kecilku." Ujar Sehun dengan nada tegasnya, menatap kedalam mata Suzy yang masih berkaca-kaca.

Jauh dalam hatinya, Suzy merasa sedih saat Sehun hanya mengucapkan jaga malaikat kecil mereka dan jangan sampai ada sesuatu yang terjadi pada dedek bayi itu. Apa jika Suzy yang kenapa-napa Sehun tak masalah dengan itu? Suzy sedikit banyak merasa cemburu dengan itu. Apa Sehun tidak akan mencintainya lagi? Suzy ingin bunuh diri mendengar itu.

"Tentu saja aku juga akan murka jika sesuatu juga terjadi padamu. Kau harus menjaga dirimu sendiri dan juga malaikat kecil kita. Kau mengerti?" Tanya Sehun.

Suzy terisak, mengangguk dengan lelehan air matanya yang menganak sungai pada pipi gembilnya itu. "Hiks tentu sa- hiks saja." Jawab Suzy sesenggukan, mengundang tawa kecil dari pria yang ia buat mengamuk beberapa malam lalu.

"Terima kasih." Bisik Sehun seraya memeluk Suzy.

**

"Heol! Kalian sudah diberitahu Sehun?" Pekik Baekhyun histeris, berlari dari ujung ke ujung dengan tangan menggenggam ponselnya.

"Apa?" Tanya Jiyeon penasaran.

"Suzy berbuah!" Pekik Baekhyun dengan senyum manisnya, menerjang Chanyeol dengan pelukannya dan tertawa renyah tanpa tau bagaimana respon teman-temannya itu.

"Berbuah?" Ulang Jiyeon tak paham. Bagaimana bisa Suzy berbuah? Sehun itu manusia dan Suzy juga manusia, jadi bagaimana bisa jika Sehun ditambah dengan Suzy menghasilkan buah? Lelucon garing macam apa ini?

"Kau serius?!" Pekik Kai tanpa sadar.

"Kau mengerti?" Pekik Baekhyun tak mau kalah. Bergantian memeluk Kai dengan bonus kecupan di kedua pipi pemuda hitam itu.

"Menjijikan! Aku tau!" Dengus Kai dengan senyum tulusnya. Bagaimanapun Kai ikut bahagia dengan kabar gembira itu.

"Huwaaaaa!" Pekik Baekhyun sekeras-kerasnya. Pemuda cantik itu bahkan lebih bahagia lagi, dapat diketahui dengan pekikan kerasnya itu bukan?

"Bagaimana bisa Suzy berbuah bodoh?!" Kesal Jiyeon yang tak mengerti satu pun. Apanya yang berbuah coba? Bukannya semua perempuan itu berbuah?

"Bukan buah yang itu bodoh!" Hardik Kai tak tahan. Bagaimana bisa perempuan itu sebodoh ini, Kai baru tau tentang satu fakta ini.

"Suzy hamil idiot!" Pekik Baekhyun lagi, menggelantung bagai anak koala pada tubuh Kai. Dia benar-benar bahagia.

"Mari kita berbelanja ke mall! Cepat!" Seru Chanyeol tak sabaran.

Untung saja acara badan amal mereka sudah selesai beberapa jam lalu. Sekarang mereka bisa bebas. Niat awalnya pulang dan istirahat, tapi saat mendapar kabar Suzy hamil mereka langsung memutuskan untuk pergi belanja saja. Memberi perlengkapan untuk calon Oh kecil.

"Ayo! Aku akan jadi paman!" Seru Baekhyun, melambai bahagia pada dua bersaudara yaitu Jessica dan Krystal.

**

"Tidak! Sepatu biru itu saja. Lebih bagus!" Baekhyun bersikeras dengan pilihan sepatu biru bermotif polkadotnya. Itu cantik dan lucu menurutnya.

"Tidak! Merah." Jiyeon bersikeras.

"Putih dan hitam lebih netral. Bukan begitu Chan?" Tanya Kai tenang. Menimang-nimang sepatu pada kedua tangannya dan menunjukannya pada Chanyeol. Hanya mereka berdua yang tenang sepertinya.

"Beli saja semuanya! Kalian berisik sekali!" Dengus Kai tak tahan. Bagaimanapun telinganya butuh ketenangan ngomong-ngomong.

"YES!!" Seru dua manusia itu. Memasukannya dalam troli dan kembali berkeliling. Masih banyak yang harus mereka beli diantaranya, baju, celana, peralatan makan mungkin? Dan juga mainan.

"Aku tidak menyangka akan menjadi bibi pada usia semuda ini. Suzy sungguh luar biasa." Takjub Jiyeon. Mengambil sepaket boneka yang secara tak sengaja tertangkap oleh matanya. Mereka berempat terlalu antusias dengan acara 'mari berbelanja untuk Oh kecil'.

"Ah kita seperti calon bibi dan paman yang baik ya, aku akan meminta Sehun untuk memberikan satu gold cardnya untukku." Canda Baekhyun dengan kekehannya.

**

"Hei dad." Sapa Kris dengan santainya. Berjalan menuju tempat Siwon duduk seraya menyesap Americano miliknya.

"What?" Ketus Siwon. Dia sedang malas diganggu sekarang.

"Kau tau pak tua? Sebagai calon kakek kau harus lebih ramah." Dengus Kris dengan wajah datar andalannya. Apa pun yang terjadi, dia akan selalu datar-datar saja bukan? Bahkan adiknya begitu. Ya, si keparat Oh Sehun.

"Apa maksudmu tonggos bau?" Sinis Siwon. Entah hubungan macam apa yang mereka jalani. Tak ada manis-manisnya sedikit pun.

Drtt.. drrtt..

Oh bastard sehun is calling..

"Apa?" Sapaan tak bersahabat Kris berikan. Jarang-jarang bocah macam Sehun ini menelfonnya.

"Hei calon paman kelebihan kalsium. Tambah jumlah black cardmu mulai sekarang, katakan juga pada duda tua itu." Balas Sehun.

Keluarga mereka benar-benar aneh bukan? Luar biasa aneh malah.

"Kau akan jadi calon ayah dude?" Tanya Kris tak percaya. Otaknya sangat encer untuk sebuah kode murahan macam itu.

"Yeah tentu. Katakan pada kakek tua itu untuk sering-sering memberiku libur. Bye."

"Enak sekali hidupmu Namsan tower!"

Pip.

"Yah, dan begitulah ceritanya." Simpul Kris seraya menaik turunkan alisnya pada sang ayah.

"Setan kecil itu akan menjadi ayah setan? Oh semoga saja anaknya juga tak jadi seperti ayahnya." Siwon memijat pelipisnya, pening tiba-tiba saja menerka kepalanya. Memikirkan bagaimana jika setan kecil kembali terlahir?

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C97
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login