"Mam!" Teriakan Arland menggema ke seisi ruangan.
Alaric yang mendengarnya merasa sedikit kesal. Pasalnya, bukan hanya sekali Arland berteriak mencari ibunya. Tetapi nyaris berkali-kali.
Bocah sepuluh tahun itu berlari kesana-kemari membawa buku gambarnya yang dia tenteng sejak tadi.
Sepuluh tahun? Ya, sepuluh tahun telah berlalu tanpa terasa. Arland dan Dylan sudah tumbuh menjadi bocah menggemaskan dengan tingkahnya yang aktif. Mereka juga sudah memasuki sekolah dasar kelas 3.
Sedangkan sang ayah yang kini tengah bekerja merasa pening mendengarnya. Sedikit terganggu.
"Ada apa sayang? Mami sedang di luar." Kata Alaric.
"Mami kemana?" Tanya Arland polos.
Belum sempat Alaric membuka mulutnya untuk menjawab, putranya yang satu itu kembali mencecarnya dengan banyak pertanyaan susulan.
"Kenapa Daddy tidak menemani Mami? Daddy tidak takut Mami dibawa om-om genit?" Alaric menganga, mengerjap tidak percaya dengan ucapan bocah berusia sepuluh tahun di depannya ini.
"Dad—"
Volume dua akan menceritakan tentang perjalanan cinta Arland dan Dylan yang juga terlibat cinta segitiga. Tapi, lebih rumit daripada cerita Rosea, Alaric, dan Darren. Jadi, jangan lupa baca!