Baixar aplicativo
83.46% My New Neighbour / Chapter 212: Pelik

Capítulo 212: Pelik

Saat itu Aris kembali berbalik dan berusaha menenangkanku.

"Lena tenanglah.. Pelankan suaramu!"

"Aaahhhk..." aku menjerit sambil berusaha menutupi bagian tubuhku menggunakan sprei itu, ketika Aris menghadap kearahku

"Ah, Maaf !" ucap Aris sambil dia berbalik kembali

"Lebih baik aku menunggumu diluar." lalu Aris pun pergi keluar dari kamar itu

Saat itu aku shock. Bagaimana bisa aku berada disini dengan kondisi seperti ini? Apa seseorang telah melecehkanku sebelumnya? Tapi siapa? Dan kenapa? Kenapa juga bisa ada Aris disini? Apa yang sedang dia lakukan? Sebelumnya aku ingat bahwa saat itu kepalaku sangat sakit. Terasa berat sekali.. hingga akhirnya aku tidak sadarkan diri dan berada disini dengan Aris.

Aku pun kembali mengingat bahwa sebelumnya aku bersama dengan Roy. Dia memainkan pertunjukkan dramanya dan mengakuiku sebagai pacarnya. Tapi, pada saat itu aku sudah meninggalkannya kan.. Apa mungkin ini ulahnya Roy?

Mendadak aku jadi teringat akan Mas Ryan.

"Seandainya kamu ada disini Mas.." ucapku sambil menangis

Aku terus menangis sambil memungut satu persatu pakaianku yang berceceran dilantai, sambil berusaha mengenakannya kembali. Aku tidak mungkin menghubungi Ryan, mengingat status kita yang sudah bukan suami istri lagi. Nanti yang ada, dia akan salah paham dan mengira ini semua Aris yang melakukannya. Dia bisa membunuh Aris saat ini juga disini, pikirku dalam hati.

Aku masih saja menangis terisak, sampai ketika pada saat aku keluar kamar dan Aris yang melihatku, kemudian dia

"Lena, kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir

"Apa ada bagian tubuhmu yang sakit? Apa tadi kau itu di.." Aris tidak melanjutkan kata-katanya, karena melihatku yang menatapnya sambil menangis

Aris terlihat kebingungan saat itu. Dia terlihat ingin memelukku, tapi tidak jadi dilakukannya. Dia hanya berdiri terdiam. Menungguku untuk bisa lebih tenang sebentar. Dan beberapa saat kemudian,

"Kau tidak apa-apa? Apa perlu aku hubungi Ry.."

"Jangan..!!" tolakku tiba-tiba memotongnya

"Jangan beritahukan dia mengenai hal ini. Kumohon Mas Aris.." ucapku kembali

"Tapi Lena.."

"Mas Aris.. Bisakah kau pergi sekarang?" pintaku tiba-tiba padanya

Aris terlihat terkejut saat itu. Dia tidak mengira bahwa aku akan langsung mengusirnya seperti itu.

"Aku akan pergi, tapi setelah kau jelaskan padaku apa yang terjadi padamu sebelumnya?"

"Aku.." aku kembali menangis tersedu

"Lena, katakaan padaku siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Aris memaksa

"Kau tahu, sebelumnya ada seseorang yang mengirimiku sms dan gambar foto-fotomu.." sambil Aris memperlihatkan semua sms dan foto-foto itu di handphonenya

"Jika kau mencurigai seseorang atau mengetahui sesuatu.. katakan padaku." desak Aris kembali

"Aku tidak tahu.. Aku benar-benar tidak tahu. Sebelumnya aku hanya mengantarkan cateringku ke Rumah Sakit N bersama pegawai dan juga Roy.."

"Roy?.." ucap Aris sambil mengernyitkan keningnya

"Iya Roy. Mas Ryan yang menyuruhnya.. Mas Ryan menyuruh Roy untuk menjagaku agar aku tidak dakat-dekat denganmu lagi seperti kemarin.."

"Astaga Lena..! Bagaimana bisa kau..  Dan kau mempercayai kata-kata Roy itu bahwa Ryan yang menyuruhnya untuk menjagamu?" ucap Aris tak percaya

Aku mengangguk perlahan menjawabnya.

"Apa kau itu bodoh? Bagaimana bisa seorang Ryan mempercayai Roy atau bahkan pria lain untuk menjagamu Lena? Kau kan tahu sendiri bahwa Ryan itu sangat posesif dan cemburuan.." ucap Aris marah dan kesal

"Aku yakin jika kau mengkonfirmasi ini pada Ryan, kau akan mendapat jawaban yang mengejutkan darinya.."

"Iya, aku tahu aku salah. Aku terlalu naif dan bodoh, sehingga Roy dengan begitu mudahnya bisa memperdayaiku seperti ini.." balasku kesal

Dan aku pun lalu pergi meninggalkan Aris.

Ditempat lain, saat itu Ryan sedang menyiapkan surprise untukku. Dia ingin kembali melamarku dengan menaruh cincin pernikahan kami didalam minuman susu favoritku itu.

"Apa tidak apa-apa jika cincinya dilapisi seperti ini? Kandungan logam cincinnya itu tidak akan mengkontaminasi susu didalamnya kan?" tanya Ryan memastikan pada karyawan tersebut

"Bapak tenang saja, bahan ini aman untuk dicampurkan kedalam minuman apapun.. Lagipula ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya, ada beberapa orang pria seperti bapak yang menggunakan metode ini untuk melamar kekasihnya.." balas karyawan itu tersenyum

Dan setelah semuanya telah selesai.

"Sukses ya Pak buat lamarannya! Jangan lupa nanti share di cherrygram kami.. biar sekalian promosi susu kami.." ucap karyawan tersebut

Ryan hanya tersenyum menjawabnya. Padahal dia sendiri juga tidak memiliki akun cherrygram.

Saat itu, tidak menunggu waktu lama Ryan pun tiba dirumahku. Dia lalu mengetuk-ngetuk pintu sembari memanggil-manggil namaku.

Lima menit dia menunggu, tetapi masih belum ada jawaban dariku. Kemudian,

"Lena kemana? Bukankah dia seharusnya sudah mengantarkan semua cateringnya itu kan?"

Sekilas info: Ryan tahu bahwa aku telah terjun ke bisnis catering setelah bercerai dengannya. Lebih dari itu, bahkan tanpa sepengetahuanku itu, dia turut membantu jalannya bisnis cateringku ini. Mulai dari pembelian bahan makanan, Ryan sudah mengatur agar aku selalu mendapatkan diskon 30% untuk setiap bahan makanan yang kubeli. Ryan telah mengatur swalayan tersebut agar menjual barangnya murah hanya kepadaku saja. Bahkan, untuk perusahaan dan Rumah Sakit yang memakai jasa cateringku.. Ryan juga telah mengatur semuanya. Saat itu aku begitu polos, tidak mengetahui bahwa persaingan di bisnis catering ini sangat ketat. Tidak mudah bagi catering baru sepertiku untuk dapat masuk kedalam pangsa pasar, kecuali jika kita mengenal orang dalam atau membayar sejumlah uang kepada perusahaan mereka agar mereka mau memakai jasa catering kita.

Saat itu Ryan juga telah memiliki kunci serep rumahku. Setelah perceraian kami.. mungkin tepatnya setelah hari dimana Ryan lebih memilih Shina dibandingkan denganku, Ryan terus memantauku dari kejauhan. Meskipun tak pernah terlihat olehku, tapi dia terus mengawasiku. Dia membuat jarak agar aku sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

Ahh.. saat dia memilih untuk tidak menjawab pertanyaanku waktu itu (ketika aku menanyainya, apa yang dia lakukan saat Heru mengerjakan semua tugas-tugas kantornya), saat itu dia tidak bersama dengan Shina, tapi sedang mengawasiku. Dia tidak mau menceritakan itu semua padaku karena takut akan membuatku tersinggung dan marah, jika selama ini aku tahu dia yang selalu membantuku, terutama untuk masalah bisnis cateringku itu.

Ryan yang tidak sabar, akhirnya memilih untuk langsung masuk dengan membuka pintu rumahku menggunakan kunci serep. Dia lalu mencariku dengan meneriakkan namaku disetiap sudut ruangan, tetapi aku tidak ada disana. Saat hendak menghubungiku menggunakan handphonenya, Ryan kemudian melihat bunga ada didalam pot berada dikamarku.

"Bunga itu.. sepertinya aku tidak melihatnya ada disana kemarin. Apa Lena baru membelinya tadi pagi?"

"Tapi masa pagi-pagi dia sempat membeli bunga.. bukankah dia seharusnya sibuk didapurnya menyiapkan pesanan catering. Apa ada seseorang yang memberinya bunga itu? Siapa??" pikir Ryan tidak senang

Saat itu aku baru saja tiba didepan rumah. Aku begitu terkejut melihat pintu rumahku yang terbuka lebar, juga mobil Mas Ryan yang sudah ada didepan sana.

"Mas Ryan.." ucapku saraya masuk, memastikan apakah benar Ryan yang ada didalam

Ryan pun langsung keluar kamar dan menemuiku disana.

"Sayang kamu dari mana saja?"

"Tunggu dulu.. Mas, bagaimana kamu bisa masuk kedalam sini?"

"Ohh itu.. Tadi itu.. Tadi itu aku kaget. Begitu sampai kesini, aku ketuk-ketuk pintu, tapi tidak ada jawaban dari kamu. Terus aku panik dan langsung coba buka pintunya. Ehh.. pintunya gak ke kunci. Makanya aku bisa masuk.." Ryan mencoba menjelaskan padaku dengan berbohong

"Gak kekunci? Aneh.. Padahal tadi pagi sebelum ke dapur sudah aku kunci pintunya.."

"Sudah Sayang.. Pokoknya kamu harus lebih hati-hati lagi sekarang ya. Aku beneran kaget, kamu gak ada dirumah tadi. Kamu dari mana saja?" tanya Ryan khawatir

"Aku.." saat itu aku bingung, apakah harus kujelaskan mengenai kondisiku tadi padanya

"Sudah. Kamu pasti capek. Nih.. udah aku bawain susu favorit kamu, susu vanilla yang dari joymart itu. Kamu minum ini dulu.." ucap Ryan tersenyum sambil menyodorkan susunya ditanganku

"Nanti malam saja Mas aku minum. Aku lengket. Aku mau mandi dulu sekarang.."

"Tapi Sayang.. Susunya nanti basi loh kalau kamu gak minum sekarang.. Sayang.." Ryan memaksaku untuk meminum susunya sekarang juga

"Gak akan basi Mas. Aku tahu, susu itu bahkan bisa bertahan sampai besok jika kita menyimpannya didalam kulkas.."

"Gak bisa sampai besok dong Sayang. Susunya harus diminum sekarang. Nanti kandungan nutrisinya hilang.." Ryan masih membujukku untuk meminumnya

Tidak mempedulikan Ryan, aku pun langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diriku.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C212
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login