Saat jam sepuluh malam, Vania duduk santai di teras kontrakannya yang merupakan keramik berwarna putih kebiruan. Wanita itu mengenakan celana jeans pendek berwarna biru dipadu dengan t-shirt putih kedodoran dan membiarkan rambutnya yang panjang tergerai bebas. Dia tampak seperti gadis dan mungkin tidak ada yang mengira dia memiliki seorang anak jika sedang sendirian seperti itu.
"Kenapa Max belum pulang juga? Apa dia akan lembur lagi malam ini? Hampir setiap hari dia selalu pulang malam dan telat makan." Vania bertanya-tanya sambil menatap pintu kontrakan Max yang berwarna cokelat muda, masih tertutup.
Hingga beberapa menit duduk di teras, akhirnya Vania tersenyum lega saat seseorang mengendarai sebuah motor beat berhenti di teras kontrakan Max. Dia beranjak berdiri dan berjalan menuju kontrakan itu.
"Hai, Max. Kamu selalu lembur," sapa Vania saat Max membuka helm nya dan segera turun motor.