Baixar aplicativo
6.66% Moodboster / Chapter 1: Yang Pertama
Moodboster Moodboster original

Moodboster

Autor: Lailanra

© WebNovel

Capítulo 1: Yang Pertama

Alisya Balqhis. Nama sederhana yang menjadi kebanggaan baginya. Biasa di panggil Alsa, bisa juga di panggil Al. Keceriaan selalu terlihat disetiap harinya, membuat setiap orang yang melihat rasanya ingin terseyum bersama, bahkan senyumnya mampu menghipnotis lawan jenis yang senyaksikannya. Namun Alsa tipikal gadis yang terlalu lugu dan polos. Mungkin dirinya sudah tertinggal jauh dengan remaja diluaran sana, jaman dimana anak sd udah panggil ayah bundah dengab pacaranya. Apa daya Alsa seorang remaja 16 tahun yang duduk di bangku kelas XII IPA di sebuah SMA Bakti Mandiri yang tidak pernah merasakan apa yang namanya pacaran.

Ada satu alasan yang membuatnya masih menyendiri, Alsa adalah seorang ketua kelas yang terkenal ketegasan dan kejutekannya, terlebih lagi jikalau sudah marah akibat ulah anak-anak kelas yang susah di atur. Sejauh ini ia sandiri pun tidak terlalu berminat dengan apa yang namanya pacaran. Alsa hanya takut hatinya akan terluka pada akhirnya.

"Haii Sa". sapa seorang cewek berlagak tomboy, bernama Kalya.

Kalya adalah sahabat baik Alsa, sifat Kalya bertolak belakang dengan sifat Alsa. Alsa adalah sosok cewe yang sangat feminim dan peduli sekali dengan penampilannya, Alsa pun bersifat layaknya seorang cewek biasa yang super kalem.

Tidak seperti sahabatnya, Kalya sangat amat tomboy, tidak peduli dengan penampilan dan tingkah lakunya pun sedikit tidak wajar untuk seorang gadis remaja. Kalya mempunyai sifat yang bisa di bilang petakilan.

Akan tetapi dengan kehadiran sahabatnya ini hidup Alsa menjadi sangat berwarna. Kalya sudah di anggap nya seperti lebih dari sahabat. Kalya seperti moodboster untuk Alsa.

"Heyy ." jawab Alsa meletakan tasnya dan duduk di bangku samping Kalya.

"Hmm... Gue mau minta pendapat lo, tapii gue ragu." seru Kalya memulai paginya dengan sedikit curhatan.

"Minta pendapat?"

"Yaaaaa, ini masalah hati sih." lanjut Kalya.

"Hati??" ucap Alsa merasa heran dengan apa yang dikatakan Kalya.

Dengan memasang raut muka yang malu-malu pun Kalya mulai berbicara.

"Gue.. Gue..(dengan menarik nafas) gue lagi suka Sa sama Farel. Ntah kenapa gw ada rasa sama dia. Jadi gimana?"

Alsa pun terkejut mendengar nya.

"Lo suka? jatuh cintaa??. Lo serius lo bisa jatuh cinta?" jawab Alsa tertawa terbahak-bahak.

"Ihhh kok ketawaa sih. Gue seriusss. Gue juga cewek normal kali yang ingin merasakan cinta. Jadi gue haruss apa?" ucap Kalya yang terlihat ragu-ragu.

"Yaudah tinggal lo deketin si Farel aja apa susahnya." balas Alsa dengan santai. Tapi tiba-tiba dengan serontak Alsa terbelalak ketika menyadari nama Farel keluar dari mulut sahabatnya.

"Tunggu, Farel?!!!! Lo yakin lo bisa suka sama dia?. Bukannya lo dukung gue buat jauhin biang kerok itu. Kan dia musuh gue tapi kok lo?? Kok bisa?" lanjut Alsa.

"Ihhh jadi bukan gitu loh. Yaa... Gue suka aja sama dia, rasa itu datang tiba-tiba ke diri gue." jawab Kalya.

"Tapii dia itu kan play boy. Lo ngga takut kalau diri lo nantinya bisa bertempat di daftar nama mantan-mantan dia yang isinya cilly semua? Ngga bisa kah lo cari selain dia?. Kan lo udah tau dia musuh bebuyutan gue dari dulu Kall." Alsa memelas.

"Itu udah pilihan gue. Ayoo lahh, gue mau ngerasain rasanya falling in love. Lagi pula dia ganteng kok dan ngga seburuk yang lo kira." balas Kalya memohon kepada Alsa.

"Mmmm... Gimana yaa... Kalau itu mau lo, mmmmm oke deh." seru Alsa yang coba membuat sahabatnya itu tersenyum dan semangat lagi.

Sebetulnya Alsa enggan menyetujui kalau sahabatnya menyukai bad boy kelas itu, karna Alsa tidak mau sahabatnya berubah sikap humorisnya menjadi hilang karna soal cinta nya mungkin bisa di hianati oleh Farel yang terkenal playboy.

kriiiiiinnnggggggggg!!!!

Bel masuk pun berbunyi dan Alsa sang selaku ketua kelas pun memimpin kelasnya untuk berdoa. Kelas yang sangat amat ajaib pun tidak mudah untuk di atur Alsa. Tiada hari tanpa Alsa harus berteriak agar kelasnya mendengar perintah Alsa.

Sehabis berdoa pun kelas kembali berisik karna tak ada guru yang masuk ke kelas itu. Hingga Alsa pun mencoba mencari Pak Iman untuk menanyakan apakah guru Biologi masuk ke kelas Alsa atau tidak.

Setelah Alsa bertemu dan berbicara dengan Pak Iman, ternyataa Pak Iman bilang kalau Bu Janah tidak hadir untuk hari ini dikarenakan ada acara dikeluarganya. Dan Pak Iman pun tidak memberikan tugas karna Bu Janah pun tidak memberi tahunya. Pak Iman hanya menyuruh Alsa untuk menertibkan kelasnya agar tidak ribut walaupun tidak ada guru.

Alsa pun kembali ke kelasnya. Betapa terkejutnya dia melihat kelasnya begitu hancur, diatas meja guru ada yang sedang menyanyi nyanyi dengan memegang sapu, papan tulis pun penuh dengan promotan instagram, dipojok kelas ada yang sedang bermain kartu, dan apa kabar dengan geng geng nya Alsa?, seperti biasa menggibahkan sesuatu yang mereka anggap menarik. Kebayang gimana hancurnya kelas itu.

Alsa duduk di bangku depan dan memegang kepalanya yang menunjukan bahwa dia tak kuat melihat ulah teman-teman kelasnya. Tiba-tiba seorang menghampiri Alsa dan duduk di samping Alsa.

"Yang sabar ya." Suara yang berat khas cowok cool itu membuat Alsa terkejut dan langsung menoleh ke cowok yang disampingnya tersebut. Ternyata itu adalah Fahri, teman sekelas Alsa yang sebenarnya Alsa sangat terpesona dengan dia.

"Iyaa gue sabar kok, udah biasa kaya gini". Jawab Alsa santai.

Sejujurnya Alsa gugup karna ada Fahri di sampingnya. Alsa hanya bisa menatap ke bawah karna dia tidak mau banyak tingkah didepan orang yang dia kagumi. Sekelas tau kalau Alsa suka dengan Fahri sejak kelas 10. 

Tapi Fahri tidak merespon sama sekali, Fahri hanya menganggap Alsa seorang teman biasa. Alsa suka sama Fahri semantara Fahri suka dengan Zahra anak kelas sebelah. Alsa hanya bisa memendam perasaannya itu.

Alsa bisa menyukai Fahri karna waktu kelas 10 mereka pernah dekat dan kedekatan mereka hancur setelah Fahri tau bahwa Alsa suka dengannya. Fahri pun mulai menjauh karna Fahri tidak mau Alsa nantinya akan sakit hati karna Alsa terlalu mencintai Fahri dan Fahri tidak sama sekali mencintai Alsa dan hanya mengganggap Alsa sebagai teman biasa. 

Alsa sendiri pun mengganggap Fahri hanya nge-PHP in Alsa, mendekati, membuat Alsa memiliki rasa, membuat Alsa mencintai dan akhirnya membuat Alsa tersakiti karna ditinggal begitu saja.

Sampai sekarang pun Alsa masih mengagumi Fahri dan tidak bisa move on darinya. Itu lah perasaan Alsa. Bagi nya move on dari mantan gebetan itu lebih sulit karna hati kita masih penasaran untuk memilikinya.

"Baguss lah kalo lu sabar. Kelas kita kan kelas ajaib, jarang jarang lo punya teman teman kayak gini. Gitu-gitu mereka solid juga loh. Satu berisik semua berisik kan??" seru Fahri tersenyum yang masih berada di samping Alsa.

"Kalo misalkan solid mereka bisa lah ngertiin gue sebagai ketua kelasnya. Solid kan susah senang bersama, tapi ini gue lagi susah yang lain malah seneng-seneng." geram Alsa yang merasa kesal karna kelasnya tersebut.

Dan respon Fahri hanya tertawa kecil.

Alsa merasa ketika ia sedang berbincang dengan Fahri seperti ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Tapi Alsa tidak meperdulikan itu.

"Aaaa ciieee duduk beduaan nihh, clbk kah kalian?" celoteh Aura teman Alsa setelah melihat Fahri duduk samping Alsa.

"Apaan sih loh." dengan perasaan agak malu malu dan sebal Alsa pun bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri temannya.

Beberapaa saat setelah freeclaas bel istirahat pun berbunyi. Semua murid bersorak dan sebagian besar berlarian ke kantin.

Di kelas pun tersisa hanya beberapa orang, ada Alsa hanya di temani Kalya sementara teman-teman segengnya pergi ke kantin.

"Ehhh, tumben si Farel ngga kekantin juga." tanya Kalya.

Alsa pun hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu. Mereka pun meneruskan makannya.

"Farel Ibrahim dipanggil ke BK sekarang juga temui Bu Rima"

Muncul seorang cewe berkacamata depan pintu kelas yang tujuannya melaksanakan apa yang disuruh petugas BK untuk memanggil si Farel.

Dengan santai pun Farel berjalan keluar kelas dan menuju ke BK.

"Farel kenapa lagi Kal?" tanya Alsa dangan penasaran.

"Katanya sih dia bikin ulah lagi, dia tadi habis ribut sama Aji dikamar mandi."

"Lohhh kok gue ngga tau?" Alsa yang sedang menyantap bekalnya pun kaget ketika mendengar jawaban dari Kalya.

"Kan tadi lo lagi manggil Bu Janah makanya lo ngga tau, kasihan banget yaa Farel." seru Kalya melanjutkan makannya.

"Huffttt, biarin aja dia kenaa masalah lagi. Lagian kan udah gue suruh jangan keluar kelas pas gue lagi ngga ada di kelas. Kalo mau keluar kelas juga seharusnya dia izin dulu sama gue, dia malah ngelanggar. Biarin aja urusan dia, dia yang kena jugaa." omell Alsa yang bersikap tidak peduli dengan kasus nya si Farel.

Kalya dan Alsa pun masih asyik melanjutkan makan bekalnya itu. Tiba- tiba...

"Alisya, lo dipanggil Bu Rima tuh di ruang BK."

Alisya pun terkejut dan langsung menghampiri siswi yang menyuruhnya ke BK tadi.

"Gue ke BK, kenapa?" tanya Alsa heran.

Siska pun menjawab

"Katanya sih lu ikut ketarik sama kasus nya si Farel yang berantem sama Aji."

Alsa beku seketika ketika ia ikut terseret kasus Farel itu.

" What??!!"


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login