A/N: Tolong ingatkan saya (mungkin lewat komen) kalau sudah seminggu lebih tidak update. Dan baca saja dengan pelan-pelan TAT
Sudah kuusahakan yang terbaik untuk menulis setiap bagiannya ya! Semoga suka~
.
.
"Aha... Benar juga," kata Ginnan. "Kau kan lebih suka mendengar instrumental musik klasik daripada lagu-lagu pada umumnya. Aku lupa."
"Hn."
"Baiklah, kenapa tidak artikan dengan sederhana saja?" kata Ginnan. "Seperti kau dan aku yang berencana membuat karya bersama. Kau novelisku, aku komikusmu."
"Boleh juga," kata Renji, dengan dengusan kecil. "Lalu? Bagian memudarnya? Maksudmu kau lupa begitu—"
"Hahah... Tidak mungkin lah," kata Ginnan. "Lagipula kau berencana denganku selamanya, iya kan?"
"..."
Renji tidak menjawab, tapi Ginnan entah kenapa senang sekali. Dasar pria satu ini. Kenapa selalu tidak mudah mengungkapkan bahasa hatinya?
Judul novel ini ditulis dengan Ilham. Kalian tahu apa itu?
Itu seperti saat pikiran saya kosong dan hanya asal saat memasukkan kata "Mimpi" di kolom judul. Yang tergambar dalam khayalan saya hanyalah Novelis x Komikus.
Novelisnya harus pria! Dia juga harus luar biasa tampan dan memiliki kehidupan yang megah tapi hampir tidak pernah bahagia (Ide cerita yang klise kan XD) Dia juga menulis cerita BL/gay. Jadi, sebenarnya lagu Isyana Sarasvati tidak ada kaitannya. Hanya saja kebetulan cocok XD