"Tania, lo liat Rafel ga? Soalnya dari tadi gue ga liat tuh," ucap Zergan.
"Enggak, gue ga liat dia dari tadi," jawab Tania.
"Ooh," sahut Zergan yang kembali menyibukkan dirinya dengan ponsel yang setia berada ditangannya.
"Emang kenapa? Tumben banget lo nanyain tu anak," ucap Tania.
"Gapapa, cuma nanya doang. Biasanya kan dia nempel mulu ama lo," ucap Zergan.
"Gak tuh, orang gue ga liat dia," ucap Tania.
"Kenapa? Lo pengen ketemu ama Rafel?" tanya Tania.
"Hmm, gak deh," jawab Zergan.
"Yaudah, kalo lo ga mau," ucap Tania.
"Maaf anak-anak, ibu datang telat," ucap seorang wanita paruh baya dan beberapa buku ditangannya yang tampak buru-buru.
"Iya bu...," jawab semua siswa siswi yang berada di ruangan tersebut.
"Mau sampe kapan lo disini?" ucap Tania yang melihat ke arah Zergan yang masih duduk disampingnya.
"Ooh, udah ada guru," ucap Zergan yang menggeser posisi kursinya seperti semula.
Jam pelajaran pun kembali berlangsung seperti sebelumnya, semua siswa siswi hanyak sibuk dengan kepentingannya masing-masing, seperti ada yang fokus melihat penjelasan guru, main ponsel, sibuk berkaca-kaca dan masih banyak kesibukan yang mereka lakukan.
Setelah beberapa jam, bel istirahat berbunyi semua siswa tampak cerah seketika dan mereka segera keluar dari ruangan tersebut. Tania yang merasa ada sebuah getaran diperutnya langsung merogoh ponselnya yang ia letakkan disaku hoodienya.
"Lo ga ke kantin?" tanya Zergan.
"Duluan aja deh," jawab Tania, yang sibuk dengan ponselnya.
"Ooh, okey," sahut Zergan yang melangkahkan kakinya keluar dari kelas tersebut.
'Tania, ke kantin bareng gue yah,' (pesan Clara).
'Ntar, gue ke kelas lo deh, kan searah ama kantin sekolah,' (pesan Clara).
'Tungguin gue, jangan pergi duluan yah,' (pesan Clara).
'Harus banget ya perginya bareng ama gue,' batin Tania.
'Iyaa, gue tunggu nih,' (pesan Tania).
'Cepetan, gue ga nunggu lama,' (pesan Tania).
'Iyaa, ini gue lagi jalan ke kelas lo nih, pokoknya lo harus tungguin gue, jangan pergi duluan,' (pesan Clara).
'Emang harus banget ya, lo pergi ke kantin bareng lo?,' (pesan Tania).
'Bukan harus Tania, tapi WAJIB,' (pesan Clara).
'Serah lo deh, lo dah dimana nih? Masih lama ga? Gue duluan ya, kelamaan nunggu lo,' (pesan Tania).
'Sabat dulu napa nyet, nih gue dah didepan kelas lo, lo dimana,' (pesan Clara).
'Dibumi,' (pesan Tania).
"Hai epribadeh.....," teriak Clara yang masuk ke kelas yang Tania tempati.
"Siapa suruh lo masuk? Malah teriak-teriak ga jelas lagi, untung ini kelas cuma sisa gue," ucap Tania yang beranjak dari duduknya.
"Sorry nyet," ucap Clara.
"Gue bukan monyet, lo kali yang monyet," ucap Tania yang keluar duluan dari kelas tersebut.
"Iih, salah mulu deh gue," ucap Clara.
"Iyaa, lo nyerocos mulu," ucap Tania.
"Iyalah, orang gue punya mulut, kalo gue ga ada mulut gue pasti ga bisa bicara lah," ucap Clara.
"Terserah," ucap Tania.
Tak terasa kini mereka telah berada di kantin, dan mereka telah duduk pada salah satu kursi yang berada di pojok kanan ruangan tersebut.
"Pesen apa teh nak Tania?" tanya penjaga kantin yang berada disisi meja kantin tersebut.
"Spaghetti sama jus jeruk aja bu," jawab Tania.
"Baik nak, kalo nak Clara mau pesen apa teh?" ucap penjaga kantin lagi.
"Samain aja deh bu, biar gampang," jawab Clara.
"Oke lah, tunggue bentar yah," ucap penjaga kantin yang berlalu dari hadapan Tania dan Clara.
Tiba-tiba dua orang siswi datang menghampiri meja yang ditempati Tania dan Clara.
"Eeh, Clara kok lo mau sih temenan ama cewe aneh kaya dia? Mending lo temenan ama gue, cantik, pinter dan pastinya ga gila," ucap salah satu siswi.
"Ehh, lo siapa sih? Kalo lo ga seneng ama gue ngomong langsung! gue emang aneh, tapi gue bukan gila! ngerti lo! gue emang aneh dan itu menurut lo kan? Karena apa lo ngomong kaya gitu? Karena lo ga pernah tau apa yang gue rasain!" bentak Tania yang kini berdiri dari duduknya.
"Upss, sorry gue ga tau itu," ucap siswi tersebut.
"Yaudalah, mending gue ke kelas dari pada debat ama cewe aneh kek gini, awet-awet yah lo temenan ama nih cewe jangan ketularan gilanya, hahahaha," ucap siswi tersebut yang pergi dari hadapan Tania.
"Huffth...," Tania menghela nafasnya kasar dan duduk kembali di kursinya dengan kepala yang sengaja ia telungkup kan dimeja.
"Udah Tan, ga usah dengerin mereka," ucap Clara.
"Ngapain lo masih disini, sana tinggalin gue sendiri. Mungkin takdir gue yang ga pernah punya teman kaya kalian," ucap Tania dengan wajah yang kini sengaja ia tutup dengan telapak tangannya.
"Tan..., kok lo ngomong gitu sih? Gue ga pernah kaya mereka, gue bakal selalu jadi temen lo. Lo juga berhak punya teman, bukan cuma mereka," ucap Clara.
"Tapi gue beda dengan lo Ara, gue bukan manusia biasa, teman-teman gue ga pernah bisa lo liat. Jadi, gue yakin lo pasti ga nyaman temenan ama gue, dan sebaiknya lo cari teman yang lain selain gue," ucap Tania.
"Gue ga mau tau lo beda apa engga, yang penting gue selalu nganggap lo itu sama kaya gue ga ada bedanya. Kalo lo nyuruh gue untuk jauhin lo dan cari teman selain lo, maaf Tan, gue ga bisa lakuin itu. Sampe kapan pun, gue bakal selalu jadi temen lo," ucap Clara.
"Kenapa lo ga mau cari temen lain, selain gue?" tanya Tania.
"Karena mereka ga sama kaya lo, mereka temenan ama gue cuma karena ada maunya aja, beda dengan lo. Lo itu tulus temenan ama gue," jawab Clara.
"Terus?" ucap Tania.
"Terus apaan," sahut Clara.
"Lo masih mau temenan ama gue?" tanya Tania.
"Sampe kapan pun, gue bakal selalu jadi temen lo. Ga usah raguin itu," ucap Clara.
"Makasih Ara," ucap Tania.
"Iyaah," sahut Clara yang kini memeluk Tania.
"Tania," panggil Clara.
"Apa?" sahut Tania yang keluar dari pelukan Clara.
"Sekarang gimana kalo kita sahabatan? Karena gue ga mau jadiin lo sebagai teman," ucap Clara.
"Kenapa?" tanya Tania.
"Karena kalo cuma teman mah, gue ga bisa curhat-curhatan dong ama lo, kan cuma temen. Kalo sahabat, lo itu termasuk bagian didalam hidup gue, jadi lo berhak tau apa yang gue rasain dan begitu juga gue, gue juga harus tau tentang hal yang lo rasain. Gimana? Lo mau jadi sahabat gue?" tutur Clara.
"Hmm, gimana yah...," sahut Tania yang tampak berfikir.
"Ayolah Tan, mau yah...," desak Clara.
"Iye deh, gue mau," ucap Tania.
"Yeeeay.....," teriak Clara yang sangat keras tentunya, buktinya kini semua orang melihat ke arahnya.
"Apa lo liat-liat, mau gue colok tu mata!" ucap Clara yang merasa menjadi objek semua siswa siswi.
"Teriak lo sih, kurang kenceng," ucap Tania.
"Hahahaha, itumah terlalu kenceng beb," ucap Clara.
"Serah lo deh," ucap Tania.
"Lo serah mulu deh, dari tadi," ucap Clara.
"Iyah, terus apaan?" ucap Tania.
"Hmm, apa yah..," ucap Clara yang tampak susah berfikir.
"Pikirin yah, ntar kasih tau gue," ucap Tania.
"Iih, lo becanda mulu deh ama gue," ucap Clara yang kesal.
— Novo capítulo em breve — Escreva uma avaliação