"Hah! Minta maaf kepada Yaya dan Bibi Jiang!" tegas Ye Tiancheng dengan mata yang terbakar. Ia semakin mengerutkan keningnya, wajahnya sedikit memerah, dan ia sangat marah.
"Haha… Aku lupa mengatakan bahwa Ayah tidak jauh lebih baik. Dulu, saat Ayah mengalami krisis, keluarga Song membantu Ayah. Kemudian, saat keluarga Song menderita kerugian besar, Ayah malah memperburuk keadaan dan mengambil keuntungan dari musibah yang mereka alami. Ayah adalah orang yang munafik yang berpura-pura menjadi orang baik dan rendah hati!" cibir Ye Fei mencibir tanpa takut dengan pria di depannya.
Hanya Ye Fei yang tahu bahwa saat ia mengucapkan kata-kata ini, ia tidak hanya menyakiti Ye Tiancheng, tetapi hatinya sendiri juga terluka. Ia adalah darah dagingnya. Ia pernah merasakan kehangatan, persahabatan, serta kesedihan. Saat Ye Fei menggunakan kata-kata yang tajam untuk menyakiti pria yang dulu pernah tinggal dengan rukun bersamanya ini, ia merasakan kegembiraan sekaligus sakit hati.