Baixar aplicativo
20.18% Memory Of Love / Chapter 22: Memilikimu

Capítulo 22: Memilikimu

Edwin memandangi Bila yang duduk dihadapannya dengan tatapan yang tajam penuh dengan cinta, sementara Bila hanya tersipu antara malu dan rasa tidak nyaman.

" Kak.... jangan mandang aku kayak gitu ah, ga enak" protes Bila yg terlihat kesal.

" Ga papa lah.... kamu kan pacar aku, kl bukan aku yg diijinkam memandang mu, terus siapa yang boleh " jawaban nakal keluar dari mulut Edwin.

"Iya....sih, tp ga gitu amat lah kak, ntar kalau dilihat orang ga enak, ini tempat umum lho " Bila mengingatkan dengan sedikit menggertak.

" Oh..... gitu, karena ini tempat umum dan banyak orang kamu ga mau?" Edwin mendekati Bila dan berbisik ditelinganya dengan mesra " memang kamu maunya dimana, yang cuma ada kita berdua?" bisiknya disertai senyum licik.

Mendengar hal tersebut wajah Bila memerah, tadinya ia ingin menggertak Edwin dengan mengingatkan situasi disekitar mereka, namun justru ialah yang disudutkan dan dibuat tak berdaya oleh kekadis barunya.

Edwin tampak girang mrlihat ekspresi Bila yang salah tingkah, dan ingin mencoba menggodanya lagi namun niatnya terhenti ketika bapak warung yang membawakan pesanan mereka datang " ini mas pesanannya " kata bapak itu sembari meletakkan pesanan mereka di bangku.

" Ya pak terimakadis " Bila menjawab dengan semangat karena merasa pertolongan datang diwaktu tepat.

Bapak itu pergi setelah mempersilahkan dan tersenyum ramah.

" Ya elah....kak, lapar apa rakus perasaan tadi jatah makanku udah dihabisin, masih kurang pak?" Bila berkata dengan nada mengejek.

Mendengar ejekan Bila, Edwin sebetulnya merasa malu, karena kata-kata yang Bila ucapkan memang benar, telinganya mulai memerah " iya gua rakus banget hari ini " gumamnya dalam hati.

Edwin berada disuasana yang baik setelah dijerjai Bila jadi mungkin inilah yang mempengaruhi nafsu makannya.

Ewdin terdiam sebentar, lalu otak nakalnya mulai menemukan ide licik untuk mengganggu Bila.

" Kamu ga suka aku makan banyak?"

" Terserah kakak, perut-perut kakak, yang bayarin juga kakak " Bila menjawab sambil tersenyum seakan merasakan suatu kemenangan.

"Bil..... karena kamu disampingmu, aku akan selalu merasa lapar, tahu ga kenapa ?".

" Ha....." Bila mengerutkan alisnya " kok aneh apa hubungannya sama aku?" ia tidak mengerti maksut Edwin.

"Jelas ada, aku jelasin" Edwin terdiam sejenak lalu melanjutkan kata-katanya dengan serius " gini Bil karena kamu hari ini cantik dan manis... banget kayak boneka jadi aku ga pernah puas memandang boneka cantik miliku ini, coba aja " Edwin tidak melanjutkan membuat Salsabila semakin malu, tapi tersisip rasa penasaran.

" Apa kak?" Bila bertanya.

" Coba aja kamu itu boneka pasti udah tak cium bibirmu, sampai aku puas dan ga kelaparan lagi" kata itu meluncur dari mulut Edwin.

Mendengar kejahilan Edwin Bila jadi tak tahu lagi harus berkata apa, untuk menghindari tatapan menggoda Edwin ia menjauh dan membelakanginya, lalu meneruskan untuk menghabiskan makanannya, kalau saja saat itu ia tidak krlaparan pasti ia akan meletakkan somay itu dan meninggalkan Edwin yang mulai nakal.

Untuk beberapa menit suasana menjadi hening, Bila yang memendam rasa malu dan kesal tak berani menatap Edwin, sementara Edwin tersenyum puas melihat tingkah imut Bila, jelas sekali bahwa ia belum pernah dipermainkan oleh seorang cowok, hatinya merasa bersalah.

" Bila kamu marah?" Edwin bertanya dengan nada menyesal " maaf ya..... kalu becandaku keterlaluan " ucapnya tulus.

Mendengar ketulusan Edwin mata Bila berkaca-kaca kemudian kembali memandang Edwin " iya kak sama-sama, kakak seneng banget ya ngerjain aku?" tanyanya polos.

" Hehehe..... maaf, habis kamu kalau lagi kesel lucu "

Mereka menikmati hari pertama sebagai srpasang kekasih dengan indah, layaknya anak remaja menghabiskan waktu berjalan-jalan dan bercanda.

Waktu menunjukan pukul 15.00 setelah Bila melihat jam tangannya ia meminta ijin pada Edwin " kak aku boleh kan ganti baju, habis sholat Ashar ini, kalau aku pulang pake baju ini nanti kelihatan aneh, aku ga mau ibu mikir macam-macam" Bila menjelaskan dengan tenang, sehingga Edwinpun tidak keberatan.

Setelah Shalat dan mengganti bajunya Bila diantar kembali pulang oleh Edwin, tepat pukul 16.00 mereka tiba dirumah keluarga Salsabila.

Setelah mengantarkan Bila dan berpamitan pada ibunya, Edwin meninggakan rumah itu dan bergegas pulang.

Sampai dihalaman rumahnya, Edwin memarkirkan mobilnya, namun dihalamannya sudah terparkir mobil mobil Pajero berwarna merah dengan stiker hello kitty, ia mengenali mobil itu, itu adalah mobil milik Caca.

Caca adalah anak seorang anggota DPR dikota itu, makanya tidak heran kalau ia memiliki kemewahan yang jarang didapatkan gadis yang seusia dengannya.

Selama ini Edwin tahu kalau Caca memiliki perasaan pada Edwin, namun karena mereka adalah teman dari kecil maka Edwin hanya menganggapnya sebagai teman, jika saja ke dua orang tua mereka tidak memiliki hubungan maka Edwin akan membuangnnya seolah ia hama bagi tanaman.

Selama ini Caca selalu hadi orang ke-3 dalam hubungannya dengan beberapa gadis sebelum Salsabila, ia selalu menjadi orang bermuka dua yang siap menghancurkan hubungannya, termasuk dengan seorang gadis yang menjadi cinta pertamanya bernama Vita.

Karena Vita yang begitu percaya pada Caca dengan semua hadutannya, maka disaat hubungan ke dua remaja itu sedang indah-indahnya Vita meninggalkan Edwin disaat usianya tepat 17 tahun, diacara ulang tahun itu Vita yang saat itu sangat ia cintai memutuskannya didepan semua temannya dengan penuh amarah.

Tak terasa kejadian itu sudah 2tahun berlalu, namun jika ia mengingatnya maka rasa kesal untuk Caca seolah kembali tumbuh.

Itulah yang membuat Edwin tak pernah mau menhadikan Caca sebagai kekasihnya, ia kebih memilih gadis lain walaupun pada akhirnya mereka akan berpisah karena hasutan Caca.

Setelah masuk ke dalam rumah, nampak Caca sedang duduk menanti Edwin ia mengensakan rok mini diataslutut berwarna krem, dengan kemeja tanpa lengan polos warna senada berhiadkan renda didada, ia terlihat sangat menarik dengan make up flowles, setelah melihat Edwin masuk Caca berdiri dan melempar senyum termanisnya.

Namun senyum memabukkannya seketika sirna melihat gurat dingin di wajah Edwin, namun ia tetap berusaha berprilaku manis, apa lagi ada pak Broto di ruangan itu.

" Win kamu baru pulang?" Caca membuka percakapan.

" Ya" jawan singkat Edwin sambil duduk.

" Ta sudah Ca, karena Edwin sudah pulang kalian ngobrol saja, om masuk dulu mau istirahat" Pak Broto mempersilahkan sambil melangkah pergi dari ruang tamu.

" Ngapain lo kesini, kalau lo mau minta dianter sorry gua ga bisa, gua capek" kata-kata dingin dari mulut Edwin seolah menghantam Caca.

" Oh.... gitu ya, tadinya aku mau ngajak kamu halan, tapi sepertinya kamu juga lagi ga mood. ya udah lain jali aja " Caca menjawab dengan tenang dan lembut " tapi aku bolehkan tetep disini, kita udah seminggu ga ketemu lho" Caca memohon dengan manja.

" Ok ga oapa, terserah lo " jawab Edwin datar.

Mendengar jawaban Edwin kedua ujung bibir Caca tertarik ke atas membentuk srnyum yang indah, mubgkin seandainya cantik wajahnya sesuai dengann pribadinya Edwin akan jatuh cinta pada gadis itu.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Bubu_Zaza11 Bubu_Zaza11

Maaf baru Up.

Kemarin ngantuk banget seharian.

Habis pulang kerja dan ngurus anak midok tidur kayak beruang sampai sore.

happy reading aja ya.

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C22
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login