Baixar aplicativo
78.57% Mantan Atau Mantan? / Chapter 22: Tunangan Aksa

Capítulo 22: Tunangan Aksa

Aksa, Riko, Leon dan juga Gilang turun dari mobil. Semua mata menatap ke arah mereka yang baru saja sampai di kampus.

Dengan menggunakan kacamata hitam membuat Mereka benar-benar sangat tampan sekali.

Memang di kampus ini, mereka berempat selalu menjadi sorotan.

Bersamaan dengan itu, Nandra dan juga Lisa juga baru saja turun dari mobil.

Kali ini Nandra tak lagi menggunakan taksi, ia membawa mobilnya sendiri. Namun bagaimana dengan Lisa? Kenapa Lisa bisa berada satu mobil dengan Nandra?

Mata Aksa menoleh ke arah Lisa yang kini juga menatap ke arah nya. Rasa tak enak juga menjalari saat ini di hati Lisa.

Bagaimana bisa kebetulan seperti ini dengan Aksa? Pasti Aksa akan kembali salah paham lagi nantinya.

Tatapan mata Aksa beralih ke arah Nandra yang baru saja berada disamping Lisa.

Senyum sinis terbit di wajah tampan nya itu dan kemudian ia langsung melangkah kan kakinya meninggalkan parkiran tanpa mengatakan apapun lagi.

Sontak saja hal seperti itu langsung membuat semua orang terbelalak, bagaimana bisa Aksa tak menghampirinya Lisa? Apakah mereka tak salah lihat bahwa kedua mantan itu seperti orang asing saat ini?

Diikuti dengan Ketiga temannya membuat langkah Aksa benar-benar sangat menatap sekali . Tak ada yang tahu bagaimana dengan hati Aksa saat ini.

Untungnya, dalam keadaan seperti ini ketiga sahabat nya itu tetap berada di sampingnya untuk menguatkan nya.

Tapi langkah nya harus terhenti karena seorang wanita cantik yang menghadang jalannya itu. Sontak saja hal itu langsung membuat Aksa dan yang lainnya menanggal kan kacamata hitam mereka masing-masing.

"Sa!" Pekik wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Fany.

Terdengar tarikan nafas Aksa yang kasar dan kemudian menatap sinis ke arah Fany.

"Apa lagi sih Fan?" Sinis Aksa yang benar-benar malas dengan Fany ini. Entah kenapa ia harus dipertemukan dengan Faby seperti ini.

"Ck! Lo bohongi gue ya? Katanya Lo nggak sekolah disini."

"Emang nya apa pentingnya sama Lo huh gue harus Dimana?" Sinis Aksa

"Terus kenapa Lo nggak datang tadi malam di acara makan malam itu huh?"

"Gue sibuk!"

"Sesibuk apaan sih Lo?"

"Gue sibuk main sama teman-teman gue, kenapa huh?"

"Siapa sih ini Sa?" Tanya Gilang yang tak suka dengan wanita di hadapan mereka. Apakah wanita itu tidak tahu siapa mereka ini hingga berani-berani nya menghentikan langkah kaki mereka.

"Entahlah, gue juga bingung siapa wanita ini!" Jawab Aksa dan kemudian langsung memakai kembali kacamatanya dan langsung pergi meninggalkan Fany.

"Aksa!" Pekik Fany namun tak sama sekali membuat langkah Aksa berhenti.

Leon yang berada paling belakang menghentikan langkahnya dan kemudian menatap wajah Fany itu.

"Apa Lo liat-liat huh? Gue cantik? Terimakasih!" Ucap Fany sinis.

Hal itu membuat Leon tak lagi bisa untuk tak tertawa melihat wanita yang super PEDE seperti Fany ini.

"Iya, Lo cantik!" Puji Leon yang langsung membuat sudut bibir Fany mengembang.

"Lo orang yang kesekian mengakui kecantikan gue!" Jawab Fany.

"Tapi sayangnya Lo udah nggak perawan lagi!" Lanjut Leon yang membuat Fany menegang di tempatnya.

Matanya terbelalak menatap ke arah Leon itu, bagaimana Leon bisa tahu kalau dirinya sudah tidak perawan lagi?

"Ma-maksud Lo apa ngomong gitu huh? Ini pencemaran nama baik, dan gue bisa tuntut Lo untuk ini." Ancam Fany dengan terbata-bata.

Leon terkekeh sendiri, "Baiklah, akan aku tunggu surat panggilan dari pengadilan untuk hal ini," Leon membelai lekuk wajah Fany dengan lembut sekali, Fany hanya diam saja untuk itu. "Dan gue harap hal ini tak akan membuat Lo malu, karena gue bicara seperti ini memiliki bukti sayang." Lanjut Leon, ia menghembuskan nafasnya ke tengkuk Fany.

Setelah mengatakan itu ia menatap wajah Fany sekali lagi, "Anggap saja ini akan jadi rahasia kita berdua ya cantik, sampai jumpa lagi. Semoga harimu menyenangkan," ucap Leon dan kemudian melambai kan tangan ke arah Faby sambil tersenyum.

Semantra Fany ia benar-benar tak bisa berkutik, rahasia besar yang telah ia simpan dengan susah payah itu ternyata ada orang lain yang tahu.

Kini ia benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi, ia takut kalau Leon akan menceritakan perihal ini kepada anak-anak yang lain.

Tapi detik kemudian ia sedikit merasa tenang ketika mengingat kata-kata Leon bahwa ini adalah rahasia mereka berdua saja, tapi apakah ucapan Leon itu bisa di percaya? Bagaimana kalau laki-laki itu adalah orang yang tak bisa dipegang kata-kata nya?

Beberapa asumsi yang mengerikan kini memenuhi isi kepalanya hingga membuat Fany benar-benar menjadi gusar saat ini.

"Fany Aryani."

Panggilan atas nama dirinya itu membuat Fany menoleh ke arah sumber Suara, ia melihat sosok Nandra yang berada tak jauh dari Dirinya.

Tak lama kemudian matanya beralih menatap ke arah samping Nandra, ada seorang wanita cantik.

Entah kenapa ia merasa sedikit tidak asing dengan wanita itu, mereka seperti pernah bertemu tapi ia lupa Dimana.

Langkah Nandra mengikis jarak antara mereka.

"Lo disini juga Nan?" Tanya Fany yang di anggukkan oleh Nadra.

"Iya, Lo juga disini?" Tanya Nandra.

"Iya, baru kemarin masuk." Jawab Fany,

"Kalau gue baru tiga hari sih sama hari ini."

Lisa menatap ke arah Fany dengan tatapan yang tak suka, ia ingat bahwa wanita ini adalah wanita yang telah memeluk Aksa tempoh hari di depan halte

Entah bagaimana bisa mereka kembali dipertemukan seperti ini.

Asik berbicara hingga lupa dengan sosok Lisa yang ada disamping nya.

"Oh iya, kenal kan ini Lisa, teman kampus gue." Ucap Nandra mengenalkan Lisa pada Fany.

Mendengar nama Lisa disebutkan Fany seperti pernah mendengar nama itu. Ia mencoba untuk mengajak pikirannya untuk berpikir sekali lagi, mengingat dimana mereka ini pernah bertemu.

Tapi detik selanjutnya, otak nya seakan telah menemukan ingatannya yang lama, hingga membuat wajah yang tadi terlihat ramah kini berubah menjadi ketus.

"Lo kalau nggak salah cewek waktu itu kan yang ada di halte?" Ucap Fany.

"Dan Lo, cewek yang waktu itu juga kan memeluk Aksa di tempat umum. Nggak tahu malu banget sih!" Balas Lisa tak kalah sinis dari Fany.

Mendengar itu Nandra menaikkan alisnya melihat perdebatan kedua nya itu. Tak ia sangat bahwa Fany juga mengenal Aksa.

"Lo kenal Aksa Fan?" Tanya Nandra.

Fany menatap ke arah Lisa yang terlibat begitu sederhana sekali penampilan nya itu.

"Lebih dari kenal malahan, gue calon tunangannya." Jawab Fany sambil tersenyum penuh dengan kemenangan ketika mengatakan itu Dan melihat raut wajah Terkejut dari Lisa.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C22
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login