Baixar aplicativo
92.85% Mantan Atau Mantan? / Chapter 26: Pulang

Capítulo 26: Pulang

"Ma-maksud nya bagaimana ini Sa?" Tanya Alfa yang sedikit kebingungan ketika melihat Aksa disampingnya.

Tak hanya Alfa, ketiga sahabatnya juga dibuat bingung dengan Aksa ini.

"Sudah diKatakan bukan kalau gue nggak pernah mengizinkan siapapun masuk ke mobil gue kecuali Lisa. Dan Lo kayak nya pengen banget nebeng, sebagai teman gue benar-benar nggak bisa nolak loh ketika Lo pengen nebeng. Jadi ya disini," tunjuk Aksa pada bagian belakang mobil.

Riko, Leon dan juga Gilang tertawa. Hampir saja mereka berpikir yang tidak-tidak pada sosok Aksa itu.

"Ta..tapi,"

"Kalau Lo nggak mau juga nggak apa-apa, mungkin outdoor yang Lo inginkan, basah-basahan ya kan? Oke, bagaimana kalau ki duduk di atas mobil gue aja," lanjut Aksa lagi, ekspresi nya begitu serius sekali hingga sulit untuk memastikan bahwa apa yang diKatakan eh Aksa itu adalah sebuah candaan.

"Mau nggak nih? Kalau nggak mau gue mau pergi, udah gerah di sini."

Alfa tentunya langsung mengelengkan kepalanya, bagaimana bisa ia duduk di atas mobil Aksa atau berada di jok belakang yang pengap nggak ketolongan itu.

"Ya jelas nggak lah, lebih baik gue pesan taksi aja." Sinis Alfa dan kemudian sambil menghentakkan kakinya ia langsung pergi meninggalkan Aksa dan yang lainnya di parkiran.

Tak k ada satupun yang ingin menolong Alfa saat ini, bahkan mencegah kepergian nya pun tidak dengan cara menawarkan mobil yang lainnya.

Gilang menepuk-nepuk punggung Aksa, "Gila lo Sa, sadis amat sih Lo jadi Cowok." Ucap Gilang.

"Gue nggak sadis, gue cuma mau nunjukin ke dia jangan berharap lebih, apalagi ingin menggeserkan posisi Lisa. Nggak akan gue biarin, meskipun saat ini kami sedang dalam fase tidak baik-baik saja bukan berarti dia bisa mengisi posisi Lisa. Bagi gue, Lisa akan selalu berada ditempat yang terbaik di hati gue." Ucap Aksa.

Ketiga sahabat nya hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar pengakuan Aksa itu, sambil berharap semoga semuanya tak akan menjadi hal yang disesali oleh Aksa nantinya.

"Ya udah deh, ayo pulang." Ucap Leon dan kemudian langsung berjalan ke arah mobil nya, yang diikuti oleh Riko dan juga Gilang.

"Ck! Pulang?" Tanya Aksa ketika melihat para sahabat nya sudah berada pada mobil mereka masing-masing.

"Terus mau kemana lagi kalau bukan pulang? Kan nanti malam kita ada acara Sa, gue mau istirahat lah." Jawab Leon.

"Bener banget, Tesa juga minta di jemput. Jadi sorry banget ya, kita harus mempersiapkan diri. See you tonight Sa," timpal Gilang yang kemudian masuk ke dalam mobilnya dan pergi tanpa memikirkan yang lainnya lagi.

Leon juga melakukan hal yang sama,"Gue duluan ya, ada janji sama butik mau cari baju." Ucap Leon, itu sebenarnya hanyalah alasan Saja karena ia sudah ada janji dengan Tina siang ini.

Tak menunggu mendapatkan jawaban dari Aksa, ia langsung masuk dan kemudian meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Mata Aksa menatap ke arah Riko dan ia menaikan alisnya, "Lo mau pulang juga?" Tanya Aksa.

"Lah jadi?" Tanya Riko yang merasa sedikit aneh dengan pertanyaan yang diberikan oleh Aksa itu.

"Nggak! Nggak ada kata pulang."

"Lah, aneh Lo! Orang mau pulang malah di larang."

"Ck! Gue nggak ngizinin Lo balik gitu aja. Jomblo kayak Lo ini benar-benar nggak bisa gue biarin gitu aja."

"Bilangin orang jomblo, lo sendiri juga jomblo, ngaca dong Bambang."

"Gue jomblo terhormat, beda sama Lo yang jomblo urakan."

Melihat mata Riko yang sudah memancar kan aura marah, Aksa terkekeh. "Lo boleh pulang kalau Lo anterin Nabila pulang. Kasian dia, nanti malam mau ulangtahun, dia juga butuh istirahat Dong untuk nanti malam,"

"Ck! Lo ngomong seolah-olah gue ini pacarnya."

"Nggak mau dengar apapun lagi dari Lo, sekarang jemput Bila dan ajak dia pulang, jadi cowok coba deh sesekali Lo itu peka sedikit Rik." Lanjut Aksa dan kemudian ia langsung membuka pintu mobilnya untuk meninggalkan Riko.

"Ingat ya, Lo harus antar Bila pulang sampai di depan rumah dengan selamat, gue akan pantau Lo terus, jangan sampai ada yang lecet dari tubuh sepupu gue itu. Jika itu Sampai terjadi maka, Lo akan berhadapan dengan gue secara langsung." Ucap Aksa dan kemudian langsung melajukan mobil nya untuk meninggalkan Riko.

Sementara Riko hanya bisa menghela napas pasrah saja dengan apanyang di Katakan okeh Aksa itu.

Ia menoleh kenarah lorong kampus dimana ia bisa menemukan keberadaan Bila.

Langkahnya tertatih untuk menyusuri koridor itu yang kini sudah sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang tersisa, mungkin masih menunggu hujan yang akan berhenti.

Karena mahasiswa Disini tak semuanya berasal dari keluarga kaya raya.

Langkah kakinya berhenti tepat di kelas Bila, terlihat wanita itu sedang tertawa terbahak-bahak bersama teman nya yang lain. Entah gosip apa yang membuat ia begitu bahagia seperti itu. Tapi ia cukup cantik dan menawan hati, senyum yang manis itu membuat Riko terhipnotis.

"Eh ada kak Riko, ngapain disini Kak?" Tanya salah satu anak kedokteran di kelas itu. Mamanya Kanaya, wanita yang terkenal begitu mengagumi Riko di Antara empat sekawan yang selalu menjadi bual-bualan di sekolah ini.

Mendengar nama Riko yang disebut kan sontak saja membuat Nabila menoleh kenarah pintu, dan benar saja disana sudah berdiri sosok Riko yang sedang menatap ke arahnya.

Nabila menjadi salah tingkah sendiri ketika mendapatkan tatapan tajam dari Riko itu.

"Nabila, ayo pulang." Ucap Riko langsung pada intinya tanpa lagi berbasa basi.

Mendengar itu Nabila benar-benar sungguh tak percaya, apakah ia berada di alam mimpi saat ini?

Tak mendapatkan jawaban yang di inginkan dari Nabila membuat Riko langsung saja masuk ke dalam kelas itu dan menarik tangan Bila untuk membawa wanita itu pulang.

"Eh?" Bila, masih berada dalam rasa terkejutnya saat ini.

Sama halnya dengan teman satu angkatan yang juga terkejut karena Bila di tarik paksa dengan Riko.

Apakah mereka semua sedang tidak salah lihat saat ini?

"Tunggu dulu, ini ada apa ya Kak?" Tanya Nabila sepanjang lorong menuju ke arah parkir.

Ia bahkan belum sempat mengucapkan kata selamat tinggal pada sahabat nya yang lain.

"Ada apa, apa nya?" Tanya balik Riko.

"Ya kenapa kak Riko tiba-tiba seperti ini?"

"Seperti ini bagaimana maksudnya?" Tanya Riko sambil melepaskan tangan Bila dan kemudian membuka kan wnaita itu pintu mobil. Matanya mengisyaratkan agar Bila mau masuk agar mereka bisa langsung pergi dari sini.

"Masuk Nabila Salsha Putri!" Ucap Riko mengucap nama panjang Nabila hingga membuat wanita itu langsung masuk ke dalam mobil Riko.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C26
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login