Grey bermimpi dia berada di ruangan kosong setelah melihat sekeliling dan memastikan kalau dia hanya sendirian Grey merasa kalau seluruh elemen beresonansi dengan dia, dia juga merasa bisa melihat siklus kehidupan dan kematian.
"Awal akan membuat akhir, dan akhir akan membuat sebuah awal yang baru."
Grey merasa dia bisa mengendalikan segala elemen di dunia ini.
Lalu tiba-tiba pandangan dia berubah, dia melihat awal mula kehancuran alam semesta.
Dia melihat perang antara 2 orang yang menghancurkan seluruh semesta, setiap kali mereka bentrok, gelombang kejut dari bentrokan itu akan menghancurkan sekitarnya, planet hancur, meteorit hancur, bintang hancur.
Tiba-tiba pandangan Grey berubah lagi dia sekarang melihat kalau mereka berdua sama-sama sekarat dan tiba-tiba ada sebuah tangan yang besar menyerang mereka dan mereka berdua pun menghilang.
Grey merasa kalau tangan tersebut mengandung hukum alam yang tidak dapat di tentang dan tangan tersebut juga memberikan perasaan kalau dialah awal mula semuanya.
Lalu Grey terbangun dan melihat kalau dia sekarang berada di dalam tenda.
Dia kemudian teringat oleh Fai yang sekarat, lalu dia berusaha untuk bangun.
Tapi tiba-tiba rasa sakit dan tidak berdaya muncul di seluruh tubuh Grey dan kemudian dia pingsan lagi.
Keadaan di akademi setelah pertempuran sangat menyedihkan banyak siswa yang gugur karena ledakan tersebut dan banyak juga guru yang terluka parah.
Nathaniel yang telah kembali ke wujud aslinya juga berada dalam kondisi yang mengerikan.
Badannya seperti vas yang retak, darah mengalir di seluruh tubuh Nathaniel.
Berita tentang penyerangan di akademi pun tersebar luas banyak orang yang tidak menyangka akan ada organisasi yang berani untuk menyerang Kerajaan Agnia.
Kejadian tersebut memicu kehebohan dan kegemparan di Kerajaan Agnia. Berita penyerangan terhadap akademi menyebar luas, dan rakyat pun terkejut. Tak seorang pun mengira bahwa ada kekuatan gelap yang berani melanggar wilayah mereka.
Raja Agnia, yang terguncang oleh serangan ini, segera mengumpulkan para penasihatnya. Mereka mempertimbangkan langkah-langkah yang harus diambil untuk melawan ancaman tersebut. Keadaan yang sedang genting ini membutuhkan tindakan cepat dan efektif.
Sementara itu, Grey, yang baru saja pulih dari pingsannya, sadar bahwa kekuatan dan penglihatannya dalam mimpi itu mungkin tidak hanya sekadar mimpi biasa. Ia merasa terpanggil untuk menyelidiki lebih jauh tentang visi yang ia alami.
Dengan tekad yang bulat, Grey meninggalkan tenda dan menuju perpustakaan kerajaan. Ia membutuhkan pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam tentang alam semesta dan kekuatan-kekuatan yang ia saksikan dalam mimpinya.
Di perpustakaan, Grey mendapati Nathaniel, yang telah pulih sebagian dari luka-lukanya. Nathaniel adalah seorang pengamat alam yang bijaksana, yang telah mempelajari sejarah dan mitos-mitos kuno. Ia mungkin memiliki petunjuk yang diperlukan oleh Grey.
Grey mendekati Nathaniel dengan hati-hati, dan menceritakan semua yang ia lihat dan rasakan dalam mimpinya. Nathaniel, yang terkejut mendengar cerita Grey, mengangguk penuh pemahaman.
"Grey, apa yang kamu alami adalah panggilan takdir," kata Nathaniel dengan suara serak. "Kemampuanmu untuk melihat dan merasakan elemen-elemen dunia ini, serta visi tentang kehancuran alam semesta, menandakan bahwa kamu memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan."
Grey mendengarkan dengan penuh konsentrasi. Ia merasa semakin yakin bahwa ini bukanlah kebetulan belaka, melainkan takdir yang mengarahkannya pada misi yang jauh lebih besar.
"Kita harus mengumpulkan sekutu dan mencari petunjuk tentang siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini," kata Grey dengan tegas. "Kerajaan Agnia membutuhkan pertolongan, dan aku siap menjalankan takdirku sebagai pahlawan yang melindungi dunia ini."
Nathaniel mengangguk setuju, menghormati tekad dan keberanian Grey.
Sorry if the update took a while. I am taking a break.
— Novo capítulo em breve — Escreva uma avaliação