*****
"Sayang kamu lagi di mana?"
"Di apartemen."
"Kok aku pencet-pencet bel gak kamu bukain?"
"Oh, aku lagi di lantai basement sayang. Lagi ngerokok,"
"Masih lama?"
"Ini udah mau naik, udah selesai kok. Tunggu bentar ya!"
"Iya."
*****
Dewa memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana lalu bersandar pada dinding apartemen. Beberapa saat kemudian, Dewa melihat Ara yang berjalan cepat menghampirinya. Tatanan rambut dan pakaiannya benar-benar berantakan tapi tetap terlihat manis.
"Udah lama ya?"
"Lumayan."
"Maaf sayang, aku lagi pengen ngerokok di bawah soalnya."
"Iya gak papa, habis berapa batang tadi?"
"Separo doang, soalnya langsung aku matiin pas kita selesai telfon. Yaudah yuk masuk!"
"Iya."
Dewa mengekori langkah kaki Ara, ia masih mengekorinya hingga Ara memasuki area dapur.
"Kok ngikutin aku sampai sini?"
Dewa tidak menjawab pertanyan Ara, tapi ia malah melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Ara dan menumpukan dagunya di atas pundak Ara.
"Kamu kenapa?"