Baixar aplicativo
100% LIE's (sorry and i love you) / Chapter 2: Part.2 HAPPY ENDING

Capítulo 2: Part.2 HAPPY ENDING

"JENNIE!! apa yang kamu lakukan??! Kamu kenapa?!" Lisa segera mendekati Jennie dan memeluk nya untuk menenangkan gadis itu dari serangan panik nya dan isakan tangis nya.

"aku takut Lis.. sangat takut, tadi dia ma.mau perkosa aku.. aku takut, ta.tanpa sadar a.aku pukul di.dia pakai va.vas Lis.. da.dan sekarang dia meninggal Lis" Jennie berusaha menjelaskan kepada Lisa ditengah isakan tangis nya.

Lisa yang mendengar itu segera mengeratkan pelukan nya, mengelus rambut Jennie dengan lembut, berusaha agar Jennie menjadi sedikit lebih tenang.

Jujur di dalam hati nya ia sudah sangat murka saat mendengar penjelasan Jennie, tanpa dijelaskan pun penampilan Jennie sudah bisa menjelaskan apa yang terjadi hanya dengan kaos nya sudah robek itu sudah membuat Lisa naik darah dan murka.

Namun Lisa berusaha menenangkan Jennie terlebih dahulu, karena ia tahu, Jennie sangat lah gampang untuk terserang panik. Ia tak mau gadis bermata kucing itu kenapa-napa jadi yang sekarang Lisa bisa lakukan hanyalah menenangkan Jennie.

~

Merasa Jennie sudah mulai tenang, Lisa sedikit melepas pelukannya dan segera menangkup pipi Jennie agar menatap dirinya.

"jangan takut Jen, kamu aman.. ada aku yang selalu nolongin kamu, sekarang kamu cuci tangan kamu dulu, ilangin semua darah ini ya" ucap Lisa sambil mengelus pipi Jennie dengan lembut.

Jennie hanya bisa mengangguk pelan sambil menatap mata Lisa yang membuat diri dan hati nya tenang dan merasakan kenyamanan.

Lisa secara perlahan menarik Jennie untuk berdiri dan mencucikan tangannya, berusaha agar tidak ada lagi bercak darah yang tersisa ditangan kecil itu.

Tak lupa Lisa menyuruh Jennie untuk segera mengganti pakaian nya, dan Lisa segera mengemaskan beberapa baju dan barang-barang Jennie kedalam koper.

"kenapa kamu mengemasi baju dan barang-barang aku Lis?" Jennie yang baru selesai mengganti baju dibuat bingung saat melihat Lisa memasuki baju-baju dirinya ke dalam koper.

"kamu cari kost atau apartment baru di deket kampus ya Jen, jangan kembali kesini lagi, aku gak mau kamu kenapa-kenapa" Lisa pun memberikan koper Jennie agar ia ambil dan segera pergi dari apartment itu.

Tapi Jennie tak kunjung mengambil koper nya melainkan terus menatap Lisa dengan sedih dan menggeleng kan kepala nya dengan cepat, menolak keputusan yang Lisa berikan kepada nya.

"GAK Lis, aku gak mau, aku gak mau pisah dari kamu, kalau aku pergi, kamu gimana?" tangisan Jennie pun kembali pecah.

"tenang Jen, biar aku yang atasin semua kekacauan ini ya, aku lebih baik milih kamu selamat dan baik-baik saja" Lisa langsung memeluk dan mendekap tubuh kecil itu agar gadis itu kembali tenang meski dirinya sendiri sedang tidak baik dan bingung harus melakukan apa.

"gak Lis, kalau aku sendiri siapa yang jagain aku?" Jennie memeluk erat pinggang Lisa

"Jen, kamu harus bisa sendiri, aku bakal terus jagain kamu kok, tapi untuk saat ini biar aku yang selesai in ini ya, aku yakin kamu akan aman kok" Lisa mengelus rambut Jennie.

Lisa dengan berat hati melepas pelukannya, kemudian memegang pipi Jennie, menghapus air mata yang terjatuh ke pipi chubby sahabat nya itu menggunakan ibu jari nya, dan mencium kening Jennie dengan lembut dan sedikit lama.

"nanti aku kabarin kamu lagi Jen, jaga diri kamu baik-baik ya. Udah sekarang kamu pergi, cepet cari kost atau apart di dekat kampus, atau kalau tidak untuk sementara waktu kamu tinggal bersama Jisoo eonnie dulu ya" ucap Lisa sambil memberikan koper Jennie dan mendorong gadis itu untuk mau berjalan menuju pintu keluar.

Tak lupa ia juga memanggil kuma dan memberikan nya ke pelukan Jennie. Sebelum Jennie keluar ia membalikkan badan nya dengan ekspresi sedih, kesal, dan khawatir menatap mata indah milik Lisa.

"janji kamu bakal kabarin aku kan Lis?" Jennie memanyunkan bibir nya dan sedikit menunduk, melihat kuma yang melihat kearah dua manusia itu dengan muka bingung seakan tak mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi.

"janji Jennie ku sayang, aku janji" Lisa mengaitkan kelingking nya dengan kelingking Jennie. Perlahan ia melepas kan kaitan kelingking mereka, Jennie pun hanya bisa pasrah mengikuti perintah Lisa dan segera keluar, tanpa menunggu jennie untuk pergi, ia dengan cepat ia menutup pintu dan mengunci nya. Jennie yang bingung dan sangat kaget dengan apa yang Lisa lakukan hendak mengetuk kembali tetapi gadis dibalik pintu dengan cepat berteriak dari dalam.

"pergi lah Jen! Aku baik-baik aja, semua pasti akan baik-baik aja!" mendengar itu dengan berat hati Jennie perlahan melangkahkan kaki nya untuk pergi meninggalkan apartment mereka.

~

Kini hanya ada Lisa sendiri bersama dengan jasad pria itu.

"my GOD! Aku harus lakukan apa?!" ucap Lisa menatap nanar jasad pria tersebut dengan mengacak-ngacak rambut nya.

"semoga ini bisa menghilangkan semua jejak atau sidik jari Jennie" dengan cepat Lisa menghampiri jasad itu dan mengusapkan semua darah segar yang berceceran ke kaos yang ia gunakan, tak lupa pula ia usapkan darah itu ke wajahnya, memegang pecahan vas yang tergeletak di dekat jasad pria itu, ia berusaha menghilangkan semua sidik jari Jennie.

~

*FLASHBACK END*

~

"Lisa, aku kangen sama kamu" Jennie pun tak bisa menahan tangis nya lagi, setiap ia mengingat gadis Thailand itu entah kenapa air matanya selalu terus menetes.

"kamu dimana Lis? Mana janji kamu buat kabarin aku?"

Tiba-tiba ia teringat kembali dengan orang yang menelepon nya tadi pagi.

"apa yang tadi telepon aku itu Lisa? Tapi kenapa dia harus pakai telepon umum?"

Setelah menenangkan diri nya, Jennie segera beranjak keluar dan memutuskan untuk pulang.

~

Keesokan harinya Jennie masih berusaha mencari Lisa, Ia memutuskan untuk datang kembali ke apartment Lisa, namun ia kembali tidak menemukan gadis yang sangat ia rindukan.

Saat ia hendak ingin pulang, tetangga apartment mereka keluar dan menyapa Jennie.

"oh my, Jennie! itu kamu kan?" sapa Chaeyoung a.k.a. Rosé sambil mendekati Jennie.

Jennie yang mendengar seseorang memanggil nama nya dengan cepat menoleh dan membalikkan badannya.

"oh hai Chaeng, apa kabar?" jawab Jennie dengan senyum manisnya berusaha menutupi kesedihan yang ia rasakan.

"kamu dari mana ajh Jen? Udah lama aku gak liat kamu" tanya Rosé dengan sedikit memiringkan kepala nya dan menatap gadis yang lebih kecil dari dirinya dengan tatapan bingung dan sedikit ada rasa khawatir.

"hm, aku sibu Chaeng, dan untuk sementara aku nginap di kost an temen" jawab Jennie dengan sedikit nervous.

Belum sempat Rosé menjawab Jennie segera melanjutkan kata-katanya.

"Chaeng, kamu liat Lisa gak? Atau kamu tahu gak dia dimana atau kemana?" tanya Jennie dengan tatapan khawatir.

Rosé tiba-tiba terdiam, tidak langsung menjawab pertanyaan yang dilayangkan oleh Jennie.

"Chaeng-ah" Jennie yang tidak sabar mendengar jawaban nya pun menggoyangkan pundak Rosé.

"eh iya Jen, hmm.. tentang Lisa.. dia.. dia ditangkap polisi Jen.. kamu gak tau?" tanya Rosé dengan perlahan dan nada sangat berhati-hati.

"WHAAT?!! Wae-yo Chaeng?? Apa yang membuat Lisa ditangkap oleh polisi?" ucap Jennie dengan membulatkan matanya karena sangat kaget. Mendengar itu tiba-tiba jantung Jennie berdetak sangat cepat dan ia menerka alasan yang membuat Lisa ditangkap polisi.

"hmm.. untuk itu aku juga gak tau pasti nya Jen, tapi yang aku denger katanya Lisa ngebunuh pria yang tinggal di sebelah apartment kalian itu" jawab Rosé sambil menunjuk pintu apartment yang dulu ditempati oleh pria tersebut.

Seketika itu juga gadis bermata kucing itu langsung terdiam, dirinya seperti disambar petir mendengar apa yang terjadi dengan Lisa, terkaannya ternyata benar dan itu sangatlah tidak bagus.

"no.no.no.. itu bukan Lisa.. kenapa mereka mengira Lisa lah yang membunuh pria itu? oh my, Lisaaa, apa yang sudah kamu lakukan? kenapa kamu ngelindungin diri aku seperti ini?" ucap Jennie di dalam hatinya.

"Jennie, hey.. you okay?" melihat Jennie yang terdiam dan terlihat sorotan matanya yang sangat khawatir dan sedih akhir nya Rosé menepuk pundak Jennie untuk menyadarkan gadis itu dari lamunan nya.

"eh, iya Chaeng.. maaf.. Lisa gak mungkin bunuh orang Chaeng, kamu pasti salah kan? Lisa gak dipenjarakan Chaeng?" tanya Jennie yang sudah mulai panik dan berusaha menahan tangisan nya.

"aku juga gak mau percaya berita itu Jen, tapi semua penghuni apartment ini tahu dan banyak yang menyaksikan kalau Lisa dibawa polisi, saat ditangkap pun mereka bilang baju Lisa dan muka Lisa itu berlumuran darah, namun bukan darah Lisa melainkan darah pria yang dibunuh nya itu. Dan kemarin sempat aku dengar juga katanya Lisa kabur dari kantor polisi, dan tempat pertama yang polisi cari itu ke apartment ini." Jelas Chaeng panjang lebar sambil memegang tangan Jennie agar ia sedikit lebih tenang dan tidak panik.

"kabur? Terus kamu tahu Lisa gimana sekarang? atau dimana?" Jennie pun berusaha menguatkan dirinya agar tidak terlalu panik.

"maaf Jen, aku juga gak tahu kepastian nya, karena aku juga hanya mendengar gosipan para penghuni disini. Tapi hari ini tidak ada polisi yang datang mungkin mereka sudah menemukan Lisa" Rosé pun menundukkan kepala nya dan terlihat kesedihan di wajahnya. Ia tahu Lisa orang yang sangat baik, meskipun mereka hanya tetangga apartment tetapi mereka sering ngobrol dan jalan bersama hanya untuk hangout.

"gitu yah Chaeng, makasih banget yah buat info nya" Jennie pun memeluk Rosé dan segera pamit untuk pulang.

Jennie pun langsung menuju mobil nya dan menutup pintu nya dengan sedikit membanting.

"LISA BODOH!!" PABO!! STUPID!! Apa yang sudah kamu lakuin? Kenapa kamu yang dipenjara? Harus nya aku yang sekarang berada didalam penjara!!" teriak Jennie didalam mobil, air matanya sudah mengalir membasahi pipinya.

Dengan segera Jennie menjalani mobilnya dan memutuskan untuk pergi ke kantor polisi. Sesampai nya ia di kantor polisi ia segera meminta waktu berkunjung untuk bisa bertemu dengan Lisa.

Setelah polisi memberikan izin, Jennie diantar kan ke sebuah ruangan. Ruangan dimana ditengah nya dibatasi dengan kaca besar.

Menunggu sekitar 5 menit akhir nya Lisa memasuki ruangan tersebut, Jennie yang melihat orang yang ia sayangi menggunakan pakaian penjara semakin tak bisa menahan tangisan nya, ia terisak sambil menutup mulut nya, berusaha menahan suara isakan tangis nya.

"Jen" panggil Lisa lembut dengan senyuman maaf terukir jelas di bibir tebal nya.

"BODOH!! apa yang sudah kamu lakukan? kenapa?! kamu gak tau gimana khawatir nya aku saat kamu gak kasih kabar sama sekali?! Aku tuh kangen sama kamu! gak seharus nya kamu seperti ini Lisa" teriak Jennie sambil terus menangis.

"maaf Jen, maaf, ku mohon jangan menangis, aku lakuin ini demi kamu, aku lebih baik pilih dipenjara dari pada aku lihat kamu yang dipenjara, itu terlalu menyakitkan untukku Jen" Lisa pun menempelkan tangan nya sejajar dengan pipi Jennie seakan ingin menghapus air mata gadis itu.

Ingin sekali rasa nya ia pecahkan kaca pembatas ini, melihat Jennie menangis seperti itu membuat hati Lisa sangat sakit, ia sangat ingin memeluk Jennie saat ini, menenangkan nya.

"ma.maaf Lisa, karena a.aku kamu jadi be.begini.." Jennie berusaha berbicara ditengah isak tangis nya.

"tidak Jen, kamu gak usah minta maaf, ini sudah keputusan aku" Lisa merasakan matanya yang mulai terasa panas, ingin rasa nya ia menangis juga, melihat Jennie menangis terisak seperti ini hanya membuat hati nya sakit dan ia sangat ingin menangis juga.

"tapi kenapa Lis? Kenapa kamu bohongin semuanya? Kenapa kamu bilang kalau kamu yang ngebunuh pria sialan itu?!!" Jennie pun sedikit meninggikan suara nya.

"karena aku sayang dan cinta sama kamu Jen" ucap Lisa dengan sangat lembut dengan tatapan yang sangat tulus menatap mata Jennie.

Lisa pun memberikan isyarat untuk Jennie meletakkan telapak tangan nya di kaca sejajar dengan tangan nya. Setelah Jennie melakukan nya Lisa kembali tersenyum sambil terus menatap lurus kemata Jennie.

"Jen, aku mau jujur ke kamu, sebelum nya maaf setiap kamu nanya ke aku tentang lagu yang selalu aku nyanyiin itu aku selalu mengelak dengan hanya bilang bahwa lagu itu untuk orang yang special, sebenernya lagu itu untuk kamu Jen" ucap Lisa masih dengan tersenyum dan berusaha dengan keras untuk tidak menjatuhkan air matanya.

Jennie pun hanya terdiam seperti terhipnotis dengan tatapan menawan Lisa, dan sedikit terkejut dengan apa yang ia katakan.

"maaf sebelum nya, tapi sebenar nya aku cinta sama kamu Jen, dari pertama kita berkenalan aku merasakan jantung ku berdetak sangat kencang bahkan hanya dengan menatap mu saja. Saat kita pertama kali bersalaman aku merasakan seperti ada sengatan listrik yang menjalar ke dalam tubuh ku, aku tulus sayang sama kamu, meskipun aku tahu mungkin kamu hanya menganggap aku sebagai sahabat mu saja, aku akan selalu ada dan selalu jagain kamu Jen, sekarang aku mohon kamu jangan sedih lagi ya, please jangan nangis lagi, hati aku sakit ngeliat kamu nangis terisak seperti ini, semuanya pasti akan baik-baik saja, aku bisa pastikan tidak akan lama didalam penjara" tanpa sadar air mata Lisa sudah mengalir membasahi pipi nya.

"daamn! Why i'm cry.. f*ck I can't hold this tears anymore" Lisa menghapus air mata nya dengan kasar namun cairan bening itu terus menetes.

Sedangkan Jennie mendengar pernyataan Lisa semakin terisak, entah sudah berapa banyak air mata yang dikeluarkan Jennie untuk gadis Thailand itu.

"aku.. aku pengen kamu cepet keluar Lis, aku kangen sama kamu, aku gak bisa tanpa dirimu Lis, memang aku selalu menganggapmu hanya sahabat, tapi itu hanya untuk awal kita berteman, jujur aku juga tidak tahu sejak kapan perasaan aku ternyata sudah berubah menjadi sayang dan bahkan aku sekarang sadar kalau aku cinta sama kamu Lis, saat kamu suruh aku pergi, hati aku sakit Lis, tidak mendapat kabar dari mu sangat menyiksa ku, dan sekarang aku melihat kau di penjara sangat menyakitkan hati ku" jawab Jennie menatap mata Lisa dengan tangisan yang masih keluar dari matanya, namun kini ada sedikit rasa bahagia karena ia mengetahui perasaan Lisa yang sebenarnya.

"aku janji setelah aku keluar, aku akan selalu disamping kamu Jen, gak akan aku tinggalin kamu lagi apalagi suruh kamu pergi untuk kedua kali nya. karena aku pun sakit ketika menyuruhmu pergi. Jennie-ya, aku minta sesuatu dari kamu"

"minta apa Lis?" Jennie sedikit mengusap air mata nya berusaha agar air matanya berhenti mengalir.

"maukah kamu menunggu aku keluar dari penjara Jen?" tanya Lisa dengan sedikit menundukkan kepala nya, entah kenapa ada sedikit rasa malu dan perasaan sangat berharap jika Jennie mengiyakan permintaannya.

"PABO! aku pasti nunggu kamu keluar tanpa kamu pinta, dan aku janji bakal terus dateng jenguk kamu disini" Jennie mengangguk kan kepala nya dengan yakin dan memberikan gummy smile nya.

Tak lama alarm berbunyi menandakan jam jenguk mereka sudah habis, dengan kasar polisi menarik tubuh Lisa untuk segera keluar dari ruangan dan masuk kembali ke dalam sel penjara.

Jennie yang melihat itu langsung membulatkan matanya dan sedikit kaget sekaligus kesal melihat orang yang ia cintai diperlakukan kasar seperti itu.

Lisa dengan cepat memutar kepalanya dan melihat Jennie untuk berteriak

"aku cinta sama kamu Jen!! Tunggu aku, jaga diri kamu, jangan genit-genit atau hanyut dengan rayuan-rayuan laki-laki di luar sana!!" teriak Lisa sambil tersenyum lebar. Mendengar itu Jennie hanya bisa menggelengkan kepala dan terkekeh.

"aku juga cinta sama kamu Lis, dan aku gak akan termakan rayuan orang lain. see u tomorrow babe" balas Jennie sambil memberikan wink kepada Lisa yang sudah berdiri di ambang pintu.

Meskipun ada sedikit rasa sedih didalam hati Jennie, namun ia bahagia karena ternyata mereka merasakan perasaan yang sama.

Jennie pun memutuskan untuk pulang.

~

~

5 tahun kemudian lisa pun dibebaskan dari penjara, ya Lisa hanya dipenjara 5 tahun saja dikarenakan polisi yang menyelidiki kasus ini melihat kalau Lisa hanya melindungi diri nya dan Jennie dari pria yang berniat memerkosa mereka berdua, polisi memeriksa kamera CCTV di apartmen mereka dan melihat jika pria itu memang berusaha masuk dengan membobol pintu dengan sebuah pin kecil, dan polisi pun sempat mewawancarai Jennie untuk mendapatkan detail dalam kasus ini, sebenarnya Jennie ingin berkata jujur bahwa sebenarnya ia lah yang membunuh pria itu, namun ia ingat Lisa tidak mengijinkan dirinya berkata jujur, karena Lisa tidak ingin kalau ia keluar penjara tapi malah Jennie yang dipenjara, jadi ia memberitahu Jennie untuk tetap berbohong, dan Lisa merasa jika Jennie tidak memberitahu kebenaran nya ia bisa dibebaskan setidak nya tidak dipenjara seumur hidup.

Dan selama 5 tahun itu pula Jennie selalu datang menjenguk Lisa, tidak ada hari dimana Jennie tidak menjenguk Lisa, meskipun ia datang hanya untuk mengobrol, menceritakan bagaimana ia di kuliah, dan selalu mengucapkan jika ia sangat merindukan gadis jangkung yang sudah menjadi pacarnya itu, dan tentu saja ia datang untuk memberikan makanan yang lebih layak dimakan untuk Lisa.

Kini Jennie sudah memiliki apartmen sendiri sehingga untuk kali ini Lisa lah yang menumpang tinggal bersama.

~

~

* 2 bulan setelah Lisa keluar dari penjara *

Malam ini Lisa mengajak Jennie untuk dinner di sebuah restoran untuk merayakan anniversary mereka. Sesampai nya di restoran pelayan langsung mengantar mereka ke meja yang telah di pesan Lisa. Meja itu berada di paling pinggir tetapi di tengah-tengah ruangan, dekat dari jendela sehingga mereka bisa melihat keindahan kota seoul di malam hari.

Setelah mereka duduk tak lama kemudian pemain biola menghampiri mereka dan mulai memainkan alunan lagu yang sangat romantis. Jennie yang melihat itu sangat kaget dan bingung. aura disekitar mereka berubah menjadi sangat romantis dan itu membuat jantung Jennie berdetak tak karuan, pikiran nya menerka-nerka dengan apa yang Lisa siapkan untuk mereka.

"Lis, apa yang kamu rencanain? aku merasa kau menyiapkan ini semua tidak hanya untuk dinner" tanya Jennie sedikit berbisik dengan mata disipitkan seperti sedang mengintrogasi sosok gadis didepannya itu.

"apa sih baby? kita memang hanya dinner kok, tapi ya memang ada sesuatu yang ingin aku lakukan untuk mu" Lisa memegang tangan Jennie dan menautkan jari jemari mereka.

"apa yang akan kamu lakukan lagi? Kamu gak akan ninggalin aku atau mutusin aku kan?" tanya Jennie dengan memicingkan matanya dan sedikit panik.

"hahaha ya gak lah sayang, sejak kapan orang yang mau mutusin pacar nya dengan dinner se romantis ini? Udah sekarang kita makan dulu ya" Lisa pun hanya tersenyum lebar dan segera memberikan isyarat kepada pelayan untuk mengeluarkan makanan mereka.

Setelah selesai makan, tiba-tiba lampu di ruangan itu mati dan digantikan dengan lampu-lampu kecil, dari speaker terdengar lagu Ed Sheeran – perfect mulai dimainkan.

Jennie yang dari tadi sedang terpana melihat keindahan ruangan dengan lampu-lampu kecil tidak menyadari kalau Lisa sudah berjalan mendekati nya. Lisa pun menepuk pundak Jennie perlahan untuk menyadarkan nya. Dengan tatapan bingung gadis bermata kucing pun mendongakkan kepala nya dan menoleh kearah seseorang yang sudah berdiri didepannya, Lisa yang melihat ekspresi lucu kekasihnya itu pun tak bisa menyembunyikan senyuman nya dan berusaha untuk tidak tertawa, Jennie pun memberikan tatapan bertanya kepada Lisa.

Tanpa menjawab, Lisa secara perlahan berlutut dengan satu kaki, tangan Lisa pun mengambil sekotak box kecil di dalam celana nya. Dengan perlahan membuka box itu di depan Jennie. kemudian menatap mata kekasihnya itu dengan sangat tulus dan penuh cinta

"Jennie Kim, mungkin aku bukan lah orang yang sempurna, mungkin aku sering membuat kesalahan, sering sekali membuat mu malu dengan tingkah ke kanak-kanakan ku, i'm so sorry about everything babe, but deep in my heart i'm trully trully love you, semua yang aku lakukan hanya untuk bisa lihat atau bikin kamu bahagia Jen. Aku gak mau kehilangan mu, dan aku ingin menjalani sisa hidup ku bersama mu, berdua dengan mu, dengan keluarga kecil kita nanti.

So will you marry me Jen?" Lisa memberikan senyuman sangat tulus kepada Jennie sambil menunggu jawaban 'ya' keluar dari mulut kekasihnya itu.

Sedangkan Jennie, ia hanya bisa menutup mulut nya kaget melihat sikap romantis Lisa, dan tanpa disadari air mata nya menetes, berbeda dengan 5 tahun yang lalu, tangisan Jennie kali ini adalah air mata bahagia, tanpa ragu ia langsung menganggukkan kepala nya, dan tersenyum memberikan gummy smile nya yang sangat lebar.

"ya Lalisa Manoban, aku mau menikah denganmu"

Lisa pun menarik tangan kiri Jennie dan langsung menyematkan cincin pemberian nya itu ke jari manis Jennie. Setelah itu ia mengecup tangan Jennie.

"i will always love you Jen, and i will always protect you babe, sampai waktu memisahkan kita, namun meskipun waktu memisahkan kita aku yakin hati ini akan selalu mencintai mu Jennie" Lisa berdiri dan langsung mengecup kening Jennie kemudian mereka pun saling bertatapan. Dengan perlahan Lisa memajukan kepala nya dan memiringkan nya sedikit, kemudian memberikan ciuman ke bibir kecil Jennie dengan sangat lembut, mereka berdua pun tersenyum disela-sela ciuman.

" i love you too Lisa, i will always love you too" ucap Jennie berbisik setelah melepaskan ciuman mereka.

Lisa memeluk erat tubuh Jennie dan mengelus rambut Jennie. Senyuman bahagia pun tak luntur dari bibir mereka berdua.

~~

~~

THE END

~~

~~


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
cindy_blink cindy_blink

Hello readers, thankyou again buat yang sudah membaca cerita ku ini, ini adalah cerita fanfic kedua ku, kalau kalian berminat dan penasaran dengan cerita pertama ku silahkan dibaca ya, BESTFRIEND ~CHAELISA~.

Aku sekarang sedang membuat cerita baru dan lebih panjang part nya dari dua fanfic ku itu, dan tokoh nya masih menggunakan nama BlackPink.

jangan lupa vote, comment, share, atau masukkan ke library kalian ya.

sekali lagi terima kasih :)

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

next chapter
Load failed, please RETRY

Novo capítulo em breve Escreva uma avaliação

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C2
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login