"Atau mungkin, kau bisa mengolok Pak Romeo untuk memaafkan Aminah," sahut Lilis.
Sejenak Stephanie terdiam, ia sedikit tersentuh akan ucapan Lilis, tapi perasaan cemburu buta dan juga iri itu lebih besar daripada rasa sayangnya sebagai sahabat, "Sudahlah, tak usah ikut campur urusan dia, biarkan saja," langkah Stefani menjauh.
"Jahat sekali,"
"Delon kemari, Kau hari ini akan sangat sibuk dengan mengantar 20 buket bunga, ini alamat alamatnya dan juga ini daftar pesanan, sebelum jam makan siang kau sudah harus kembali ke toko, kau dengar," ucap pak Romeo dengan perintah yang menohok.
"Stefani, kau siapkan 100 buket bunga kecil yang akan segera diambil pukul 3 nanti, dan aku tak ingin ada satu buket bunga pun yang rusak, layu ataupun tak sesuai standar, kau dengar,"
"Apa-apaan Pak Romeo, mana mungkin kedua tanganku bisa membuat rangkaian bunga sebanyak 100 dalam waktu beberapa jam, dasar pembunuh, bilang saja jika ia ingin menyiksaku," Stefani tampak menggerutu.