Baixar aplicativo
8.6% Laluna / Chapter 8: Secret Place

Capítulo 8: Secret Place

Chris berusaha menyadarkan Eden, ia terus mencoba memanggil nama Eden dengan nada tinggi, kemudian menamparnya

"nona Eden anda harus sadar!"

'pllaaakkkkk'

suara tamparan yang nyaring bunyinya.

"hhhhhhh awwww sakit"

Eden merespon dan merintih kesakitan, pipi Eden sedikit memerah dengan bekas cap tangan Chris.

Chris dan Cecilia kini dapat bernafas lega karena Eden telah sadar ...

mereka melanjutkan perjalanan dan sampailah di tengah hutan Utopia.

terdapat sebuah Padang rumput yang cukup luas, dengan sebuah air terjun yang menjulang tinggi, aliran air berasal dari gunung Anjani. pemandangan yang jarang terlihat, sebuah pelangi nampak samar diantara ujung kanan dan kiri air terjun, air nya begitu jernih mengalir ke bawah tepat di antara batu besar yang menyebabkan air terbelah menjadi 2 bagian.

melihat hal ini Eden langsung berlari dan membersihkan diri, sedangkan Cecilia membersihkan sebuah rumah kayu yang terletak tidak jauh dari air terjun tersebut dan Chris pergi mencari kayu disekitar.

setelah puas bermain air, Eden kembali ke rumah kayu.

malam itu mereka lalui dengan tenang.

* * *

keesokan harinya Eden mulai memeriksa di sekitar air terjun.

melalui Chris, tuan Jose berkata bahwa senjata milik nyonya Anna berada disekitar air terjun, tapi tuan Jose tidak tau pasti dimana tepatnya senjata itu tersimpan.

Eden mencari di dalam air bersama Cecilia, sedangkan Chris mencari di sekitar air terjun dan juga rumah tua.

sesekali bahkan Chris mencoba melompat-lompat di atas tanah, mencoba mencari bisa jadi senjata itu terkubur.

hari mulai sore, mereka bertiga kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat.

* * *

4 hari dalam masa kritis, pangeran Arthur akhirnya sadar, pelayan melaporkan hal tersebut pada raja.

dengan rasa bahagia dan bercampur khawatir raja menuju ruang perawatan pangeran Arthur. sesampainya di ruang perawatan, raja di sambut dengan senyum manis pangeran Arthur.

melihat adiknya tersenyum, raja sedikit tidak senang

"jangan mencoba merayu ku!"

ucap raja dengan nada kesal

"ahahaa raja aku hanya ingin membuat anda sedikit lebih lega dengan senyuman ini"

ucap pangeran Arthur

"jadi apa yang terjadi? aku mendapat laporan bahwa kau diserang? apakah yang menyerang mu tidak tau siapa sebenarnya yang sedang mereka lawan!!?"

tanya raja dengan sedikit marah

"ahh itu, aku rasa mereka bukan dari wilayah kita, saat sedang di serang aku melihat ada tanda bunga carnation"

ucap pangeran Arthur.

sedikit terkejut dengan ucapan pangeran Arthur, raja pun menanggapi

"itu, tidak salah lagi, mereka yang melakukan nya, lalu apakah kau ingat siapa yang menyelamatkan mu?"

tanya raja penasaran

"aku barusan juga ingin menanyakannya pada mu, kalau bukan karena dia mungkin aku sudah mati, dia berhasil mengalahkan kedua orang itu"

sambung pangeran Arthur.

raja semakin penasaran tentang seseorang yang menolong pangeran Arthur

"apakah kau mengingat wajahnya? seperti apa ciri-cirinya?"

"aku tidak terlalu ingat, karena aku mengeluarkan banyak darah jadi waktu itu aku sedikit kehilangan kesadaran, dia memakai cadar, yang ku ingat hanyalah rambut merah" jelas pangeran Arthur.

mendengar hal tersebut raja semakin yakin bahwa orang yang menolong Arthur dan orang yang bertemu dirinya di kebun khusus adalah orang yang sama.

setelah berbicara dengan pangeran Arthur, raja mempersilahkannya untuk beristirahat dan raja pun pergi menuju ruang kerjanya.

* * *

setelah seharian mencari tanpa mendapatkan apapun, Chris dan Cecilia mulai mendiskusikan dan mengira-ngira dimana tempat yang bisa digunakan untuk menyembunyikan senjata di sekitar air terjun.

sedangkan Eden tidak memperhatikan apa yang dibicarakan Cecilia dan Chris.

ia terdiam, berfikir bahwa mungkin senjata itu di simpan pada tempat yang aman agar orang lain tidak menemukan nya.

ia masih saja terus berfikir, sambil sesekali memegang kalung yang ia pakai.

ia mengelus-elus kalung itu dan teringat sesuatu.

di gelang yang Eden pakai dulu memiliki sebuah ukiran, ia kemudian mencari secarik kertas dan mengingat kembali kemudian menuliskan kata-kata yang masih ada dalam benaknya.

setelah semuanya tertulis, Eden menunjukkan nya pada Cecilia dan Chris.

"ini, aku ingat ada tulisan ini di gelang ku dulu, apakah kalian tau sesuatu?"

ucap Eden sambil meletakkan secarik kertas dihadapan mereka

keduanya terkejut melihat tulisan itu, Eden yang penasaran dengan ekspresi mereka lalh kemudian bertanya kembali,

"kalian tau apa artinya ini? apakah sebuah sandi? ini sesuatu yg asing buat ku"

Chris menjawab,

"itu adalah tulisan bangsa Aztec kuno nona, tidak semua orang bisa membaca tulisan ini, bahkan kami berdua meskipun lahir dan besar disini juga tidak dapat membacanya"

"lalu, siapa yang bisa membaca nya?"

tanya Eden penasaran

"seharusnya kaum bangsawan bisa membaca tulisan ini nona, tetapi ..."

ucap Chris ragu

"tetapi apa, selesaikan penjelasan mu"

imbuh Eden mendesak Chris

"tetapi baik hamba maupun Cecilia tidak memiliki kenalan seorang bangsawan"

ucap Chris

"bagaimana dengan tuan Jose? dia bekerja di kerajaan, pasti dia memiliki teman bangsawan" imbuh Cecilia

"iya itu benar"

ucap Eden

"mungkin hamba harus mengirimkan pesan pada tuan Jose, hamba tidak bisa meninggalkan nona disini"

"baiklah aku setuju, tuliskan pesan mengenai hal ini, kira-kira berapa lama akan sampai?" tanya Eden

"bila dihitung dari mengirim hingga mendapatkan balasan kira-kira 2-3 hari nona"

"cukup lama, tapi mau bagaimana lagi, dialah harapan kita satu-satunya"

ucap Eden

"baik nona, hamba akan mengirimkannya segera"

ucap Chris.

setelah selesai menyalin tulisan, Chris memanggil burung pos, itu sejenis burung merpati yang bisa mengirimkan surat.

melihat burung itu, Eden berkata

"disini adalah tempat yang sungguh tidak terduga, banyak sekali hal-hal baru yang belum pernah aku temui"

"hal baru apa yang nona maksud?"

tanya Cecilia penasaran

"seperti burung merpati pengirim pesan, di kota ku sudah tidak ada hal seperti itu karena teknologi disana sangat canggih"

"benarkah? ahh aku jadi teringat saat mengunjungi nona, semua orang disana menaiki kuda besi, aku sempat terkejut"

imbuh Cecilia

"kuda besi? maksudmu sepeda? ahh kau lucu sekali"

jawab Eden sambil tertawa kecil

mendengar obrolan Cecilia dan Eden, Chris memotong pembicaraan mereka

"nona, sebenarnya ada hal yang ingin ku tanyakan"

"apa itu?"

jawab Eden

dengan sedikit ragu, Chris berkata

"itu, sebenarnya apa yang terjadi dengan adik anda sampai anda harus memberikan energi jiwa padanya?"

"itu emmm kenapa ya, aku juga sedikit ragu, sepertinya dulu Adel pernah hilang tenggelam karena terseret ombak, 8 jam kemudian dia ditemukan oleh paman Jason.. kenapa? apakah sudah menjawab rasa penasaran mu?"

tanya Eden

"bukan nona, maksud hamba begini, sebenarnya middlemist Camelia merupakan bunga yang berbahaya, karena itu ia hanya diperkenankan tumbuh di kerajaan. middlemist Camelia mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara menyalurkan setengah energi orang yang sehat pada orang yang sakit"

"lalu? bukankah itu tidak masalah selama aku tidak apa-apa?"

sanggah Eden

" sebenarnya yang membuat saya penasaran adalah penyebab sebenarnya adik anda hilang, karena middlemist Camelia hanya berlaku untuk orang asli Aztec dan juga yang pernah terkena sihir"

imbuh Chris

"sihir kata mu? di kota kami sudah tidak mengenal hal itu, aku mengetahui soal sihir hanya disini saja"

ucap Eden sedikit marah

"tunggu dulu, kau bilang sihir? apa mungkin ada yang berniat jahat pada ku tapi salah mengenai Adel?"

imbuh Eden mencoba memahami maksud cerita Chris

"hamba juga tidak tau pasti nona, orang tersebut jelas bukan orang sembarangan, di Aztec tidak semua orang memiliki kemampuan sihir dan bisa di hitung jumlahnya. atau mungkin saja orang itu adalah buronan yang mencoba kabur dengan bersembunyi di kota anda"

jelas Chris..

ditengah pembicaraan mereka yang begitu serius,

"kreeseekk.. kreesseekk"

terdengar suara dari semak-semak di samping rumah, seperti ada sesuatu disana.

mendengar suara itu, Chris mengambil pedang dan mencoba mendekati semak-semak untuk mencari tau siapa yang sedang berada disana. sedangkan Eden dan Cecilia menunggu di depan rumah.

Chris mulai menebaskan pedangnya pada semak-semak, betapa terkejutnya dia melihat seseorang tergeletak bersimbah darah.

melihat hal itu Chris mencoba untuk membawanya ke dalam rumah.

Eden membantu membopong tangan orang tersebut, sedangkan Cecilia membantu menyiapkan tempat tidur.

lukanya begitu parah, tebasan pedang di bagian dada, tangan dan kaki, Cecilia dan Eden berusaha menghentikan pendarahan dengan menempelkan kain di bagian luka.

setelah 30 menit berlalu akhirnya pendarahan berhenti, untuk mencegah lukanya terkenena infeksi Eden membubukan middlemist Camelia pada luka orang tersebut dan Cecilia membalutkan kain.

mereka memutuskan untuk bergantian menjaga orang tersebut.

keesokan harinya Chris dan Cecilia melanjutkan pencarian, sedangkan Eden mendapat giliran menjaga orang asing tersebut.

orang itu terbaring lemah, rambutnya berwarna pirang, tubuhnya kekar, sambil membersihkan tubuh si pria Eden bergumam

"dia lumayan tampan juga"

tiba-tiba tangan Eden dipegang oleh pria tersebut, dengan memasang ekspresi tak senang si pria lalu bertanya,

"siapa kau?!"

"kau mengagetkan ku saja. aku hanya berusaha menolong mu"

ucap Eden

si pria mencoba untuk bangkit, Eden berusaha membantu nya tetapi si pria menepis tangan Eden.

"baiklah tuan jutek berusaha lah untuk bangkit sendiri"

ucap Eden menyindir si pria sambil melipat tangan di dadanya

si pria masih berusaha untuk bangun tetapi ia tetap tidak bisa.

"anda ini kenapa keras kepala, biar ku bantu tuan tampan"

sambil mengulurkan lengan ke bahu si pria kemudian membantunya untuk duduk

"baiklah kau sudah duduk sekarang, apa yang ingin kau lakukan?"

tanya Eden

"apakah kau tau siapa aku?"

tanya si pria pada Eden

"apakah anda lupa ingatan? anda semalam datang ke rumah kami dengan bercucuran darah"

jelas Eden ketus

si pria kemudian diam sambil mengingat kejadian semalam, ia telah diserang kemudian kabur kedalam hutan dan tidak mengingat kejadian selanjutnya.

kemudian si pria bertanya pada Eden

"kenapa kau menolong ku?"

"karena anda manusia, jadi sebagai sesama manusia harus saling menolong"

ucap Eden sambil tersenyum manis pada si pria

mendengar hal tersebut sikap si pria yang tadinya dingin menjadi lebih melunak

"siapa nama mu?"

tanya si pria jutek

"Eden, kalau tuan siapa?"

tanya Eden balik sambil sesekali mengelap lengan si pria

"Noah, panggil aku Noah, apakah kau tinggal sendiri disini?"

tanya Noah pada Eden

"tidak tuan, aku tinggal bersama saudara ku, tapi kami tidak menetap disini, apakah kau sudah lapar? aku akan mengambilkan mu makan, tunggulah sebentar"

Eden bangkit dari kursinya, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil bubur kemudian kembali kepada Noah.

dengan sabar Eden menyuapi Noah, awalnya Noah tidak mau karena malu disuapi oleh Eden, tapi ia tidak bisa menolak karena tangannya belum bisa digunakan.

setelah selesai menyuapi Noah, Eden pergi ke dapur, ia membersihkan alat makan. sedangkan Noah masih duduk diatas kasur sambil melihat indahnya air terjun lewat jendela.

ia bergumam,

"aku baru tau ada tempat seindah ini di Utopia"

Eden tidak sengaja mendengar perkataan Noah dan tersenyum, sambil membersihkan alat makan Eden bertanya

"dimana anda tinggal?

sejujurnya tidak semua orang bisa masuk ke hutan Utopia, bagaimana anda bisa senekat itu?"

ucap Eden sambil berteriak

"karena aku sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan, saat aku masuk hutan Utopia mereka sudah tidak mengejar ku"

jawab Noah sedikit lemah

"apakah anda mencuri sesuatu?"

tanya Eden sambil mencuci piring yang di dapur

"kau penasaran dengan asal usul ku?"

jawab Noah sinis

"ahh baiklah aku mengerti, pasti anda seorang CIA"

ucap Eden sedikit meledek si pria

"CIA, CIA ? apa itu?"

"itu sejenis mata-mata, ahh maaf aku lupa tidak ada istilah seperti itu disini."

sambil tersenyum menjawab pertanyaan Noah.

Chris dan Cecilia yang kelelahan memutuskan untuk kembali ke rumah kayu, mereka melihat si pria yang terdiam dan memandangi air terjun.

"sudah berapa lama dia sadar?"

sambil berbisik pada Eden dan meletakkan pedangnya di sudut ruangan

"kira-kira 2 jam yang lalu"

jawab Eden

"sudah berapa lama dia duduk?"

bisik Cecilia pada Eden sambil membantu Eden membilas piring yang ia cuci sebelumnya

"kira-kira 2 jam yang lalu"

jawab Eden

"apakah kalian menemukan sesuatu?"

imbuh Eden dengan sedikit mengibaskan tangannya yang basah setelah mencuci piring.

keduanya menghela nafas dan menggelengkan kepala.

Eden terus memperhatikan si pria dengan seksama, sepertinya si pria bukan orang sembarangan, bahkan Eden menduga bahwa dia adalah bangsawan.

"tuan Noah, apakah kita bisa bicara sebentar" tanya Eden

tanpa memalingkan wajah Noah menjawab "katakanlah"

"apakah anda seorang bangsawan?" mendengar perkataan Eden, Noah menoleh kearah nya

"apa mau mu?"

Noah menjawab dengan menunjukkan ekspresi tak senang di wajahnya

"jadi benar kau bangsawan?"

sambil membawa secarik kertas Eden mendekati Noah

"tolong baca tulisan ini"

sambil menunjukkan secarik kertas dan mengetuk kertas itu dengan jari telunjuk agar Noah melihat.

Noah terus menatap Eden tanpa memalingkan pandangan dari matanya

"kau mau mempermainkan ku?"

ucap Noah lalu mengambil kertas dan mulai membacanya

"cahaya bulan akan menunjukkan jalannya"

Noah membaca dengan lantang

"apakah tulisan itu benar berbunyi seperti itu?"

ucap Eden ragu sambil memegang dagu menggunakan punggung telapak tangannya

"kalau tidak percaya kenapa bertanya padaku" Noah sedikit membentak Eden

tak terima dengan perkataan Noah, Chris dan Cecilia marah

"hei jangan kasar pada nona kami!!"

mendengar Chris memanggil Eden dengan imbuhan 'nona', Noah sedikit terkejut karena di another world nona/lady merupakan nama imbuhan yang disematkan pada bangsawan sedangkan Eden menyebut pelayannya sebagai saudara merupakan sebuah hal yang belum pernah ia temui sebelumnya.

tidak ingin membuat suasana jadi kacau, Eden berusaha melerai

"Chris sudah-sudah, mungkin tuan ini lelah, sebaiknya kita menunggu di luar dan meneruskan pencarian nanti malam"

tanpa berkata-kata mereka bertiga pergi keluar..

* * *

malam telah tiba, bulan bersinar begitu terang. Eden dan Cecilia mencoba mendekati air terjun, sambil menikmati sinar bulan Eden mulai berpikir.

ia menemukan sesuatu, sinar bulan ternyata tepat menerangi jalannya air terjun.

tanpa berkata apapun pada Chris dan Cecilia, Eden kemudian masuk kedalam air.

melihat hal itu Cecilia dan Chris terkejut sambil berteriak "nona, nona apa yang anda lakukan!"...


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C8
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login