Baixar aplicativo
18.27% Laluna / Chapter 17: Another Plan

Capítulo 17: Another Plan

* * *

keesokan harinya di istana Vie rose

Hansel datang bersama para pelayan untuk mengantarkan baju dan juga menyampaikan pesan dari raja,

"hamba mohon ijin untuk menghadap nona"

"ada urusan apa tuan Hansel datang kemari?"

tanya Eden lalu bangkit dari tempat duduknya untuk menyambut kedatangan Hansel

"hamba membawa pakaian untuk nona dan juga pakaian khusus untuk pertandingan besok"

ucap Hansel kemudian mempersilahkan pelayan menunjukkan pakaian pada Eden

"benarkah? cepat sekali pakaian-pakaian itu jadi, lalu apakah aku boleh mencobanya?"

sambil mendekat pada pelayan lalu melihat baju yang tergantung rapih menggunakan hanger

"tentu saja nona, biarkan para pelayan membantu anda"

Eden pun beranjak menuju ruang ganti untuk mencoba pakaian yang akan ia kenakan besok pada pertandingan..

setelah selesai memakai pakaian tersebut Eden keluar dan berbicara pada Hansel

"pakaian ini sungguh sesuai dengan ukuran ku, tapi kenapa punggungnya agak terbuka seperti ini ya? hehe"

ucap Eden sedikit canggung dan agak tidak nyaman sambil menunjukkan punggungnya

"pakaian ini yang mulia raja yang memesan khusus untuk anda, beliau juga yang mendesain pakaiannya"

jelas Hansel sambil sedikit menundukkan kepala

'desain khusus apanya, ini agak sedikit seksi, dasar Louise dia itu benar-benar mesum' gumam Eden dalam hati..

melihat Eden yang diam mematung membuat Hansel memanggil nama Eden agar ia terbangun dari lamunannya

"nona.. nona Eden"

seru Hansel

"ahhh iya ada apa tuan Hansel?"

menjawab dengan sedikit bingung

"seperti nya ada hal yang sedang anda fikirkan" tanya Hansel

"ahh hehe tidak, tidak ada apa-apa aku hanya menyukai pakaian ini"

menjawab dengan canggung

"baiklah kalau begitu nona, izinkan hamba menjelaskan mengenai pertandingan besok"

ucap Hansel kemudian mempersilahkan Eden duduk, begitupun Hansel yang ikut duduk lalu mulai menjelaskan

"iya silahkan katakan"

jawab Eden

"pertandingan akan dimulai pukul 9 pagi, pertandingan pertama adalah berburu, panitia akan melepaskan 5 ekor rusa di hutan kerajaan dan tugas para peserta adalah membawa 1 jantung rusa sebagai tanda bahwa peserta telah berhasil berburu. jumlah peserta yang akan ikut pertandingan adalah 10 orang, dan ini merupakan sistem gugur, jadi 5 orang peserta yang lolos akan masuk ke semi final dan bertanding pada hari berikutnya. apakah ada yang ingin nona tanyakan?"

jelas Hansel

"mengenai peserta, apakah mereka semua bangsawan?"

Eden sedikit penasaran dengan lawannya nanti

"tidak nona, beberapa dari mereka merupakan kesatria utusan sebagai perwakilan dari bangsawan yang mengikutsertakan putri mereka sebagai calon istri raja dan juga kesatria yang pernah menjaga perbatasan, yang mulia raja tidak menentukan syarat khusus untuk peserta"

menjelaskan gambaran umum para peserta

"baiklah aku mengerti"

Eden merespon penjelasan Hansel dengan serius

"anda harus lolos nona, anda adalah harapan besar negeri ini"

imbuh Hansel

"hahaha harapan besar apanya, tuan Hansel terlalu melebih-lebihkan"

sambil tertawa kecil menjawab pertanyaan Hansel

"kami sudah menyiapkan senjata di halaman istana Vie rose, senjata itu bisa nona gunakan untuk berlatih.. kalau tidak ada yang ingin di tanyakan, hamba permisi dulu nona" berpamitan pada Eden kemudian pergi.

setelah Hansel pergi, Eden keluar menuju halaman istana Vie rose, ia berlatih sendiri untuk mempersiapkan pertandingan besok. kurang lebih dua jam Eden berlatih pedang, tombak dan memanah.

saking seriusnya Eden bahkan tak sadar kalau Arthur sedari tadi melihat Eden berlatih dari kursi taman.

saat menoleh kebelakang, Eden sedikit terkejut dengan penampakan Arthur,

"ada apa? kau ini bahkan tidak sadar ada orang yang menunggu dari tadi"

ucap Arthur merespon ekspresi terkejut Eden.

"ada urusan apa yang mulia datang kemari?"

sambil berjalan mendekat pada Arthur

"kita belum sempat berkenalan, perkenalkan nama ku Arthur"

sambil memberi salam dengan menunduk

"baiklah, perkenalkan nama ku Eden"

membalas salam perkenalan Arthur dengan menunduk juga

"senang berkenalan dengan anda nona Eden, apakah anda mau berlatih dengan ku?"

mencoba menawarkan diri untuk membatu latihan Eden.

Eden dengan sedikit tersenyum menjawab Arthur

" baiklah, mohon bantuan yang mulia untuk menjadi teman berlatih ku"

kembali menunduk sebagai ucapan terimakasih.

"dengan senang hati"

ucap Arthur kemudian mengambil pedang dan mulai berlatih dengan Eden.

pada awalnya Arthur mencoba mengetes sejauh mana keahlian pedang Eden, ia bahkan terlihat tak niat melakukan serangan.

karena meremehkan kemampuan Eden, Arthur sempat kualahan karena tak bisa menangkis serangan hingga membuatnya jatuh ke tanah.

"jangan main-main dengan ku pangeran Arthur"

ucap Eden dengan pedang terhunus ke arah Arthur lalu menarik pedang tersebut kemudian membantu Arthur berdiri dengan mengulurkan tangan padanya.

Arthur memegangi tangan Eden lalu berdiri sambil membersihkan pakaiannya.

setelah itu Arthur tak lagi bisa bermain-main, ia mulai fokus untuk menyerang Eden, kali ini ia sama sekali tidak memberi celah pada Eden untuk menang.

"sriiingg.. srriinggg.. srriinggg"

suara pedang di ayunkan untuk menyerang Eden namun Eden berhasil menahan serangan tersebut.

tenaga Eden dan Arthur sangatlah berbeda, ia kini mulai terpojok dengan gerakan Arthur yang begitu gesit hingga membuat Eden hampir terjatuh namun berhasil mengendalikan diri.

keduanya sama-sama berhenti menyerang untuk mengatur nafas tetapi tetap mempertahankan posisi siaga,

"ternyata kemampuan yang mulia tidak bisa dianggap remeh, bersiaplah aku akan menyerang ada"

ucap Eden seraya mengelap keringat yang bercucuran dari dahinya.

tak berlama-lama Eden kemudian menyerang Arthur dengan membabi buta bahkan Eden menggunakan beladiri campuran untuk menyerang Arthur hingga latihan itu berakhir dengan pedang Eden yang tepat terhunus ke arah leher Arthur.

"hosh.. hosh.. hosh.. baiklah nona aku menyerah, aku mengakui kemampuan mu ini jauh dari ekspektasi ku"

ucap Arthur dengan Ter engah-engah lalu menjatuhkan senjatanya.

Eden kemudian menarik pedangnya dan meletakkannya begitu saja lalu duduk dan berbaring di rumput halaman, tepat disebelah Arthur.

"hosh..hosh..hosh.. harus ku akui juga bahwa kemampuan yang mulia sangat hebat"

ucap Eden sambil mengatur nafasnya

"jangan panggil aku yang mulia, panggil saja Arthur"

dengan nada masih Ter engah-engah menjawab Eden agar keduanya lebih akrab.

"bagaimana mungkin aku memanggil nama anda begitu saja, bisa-bisa aku di penggal" ucap Eden dengan nada sedikit meledek

"apakah kau pernah memanggil nama yang mulia raja sebelumnya?"

tanya Arthur sambil melihat ke arah Eden yang berbaring di sebelahnya

"iya pernah, di depan banyak orang, dan aku hampir di penggal, tapi.."

"tapi apa?"

tanya Arthur penasaran

"tapi aku malah melumpuhkan para prajurit yang berusaha menangkap ku"

tawa Arthur meledak setelah eden menceritakan kejadian tersebut.

"hahahaha... hahahaha...."

"kenapa anda tertawa?, apakah ada yang lucu dari cerita ku?"

merespon heran dengan tawa Arthur yang tiba-tiba meledak

"tentu saja itu sangat lucu, pantas saja kakak ku sangat menyukai mu.. selain unik, kau ternyata sangat pemberani hahaha.. pada siapapun termasuk raja negeri ini hahaha"

menatap Arthur dengan tatapan aneh..

tak berselang lama, tawa Arthur berhenti karena kedatangan Liliana..

benar, Liliana adalah kekasih raja yang bertahan hingga beberapa tahun lamanya. orang-orang menganggap bahwa Liliana adalah wanita kesayangan raja dan akan menjadi kandidat terkuat ratu the Great Aztec.

"mohon ijin menghadap yang mulia Arthur, dan perkenalkan nama ku Liliana"

sambil menunjuk memberi hormat

sontak ucapan liliana membuat Arthur dan Eden berdiri.

Eden terlihat sedikit gugup karena ini pertama kali seseorang menghampiri nya ke istana Vie rose selain tuan Hansel.

"ada perlu apa kau kemari" ucap Arthur dengan nada sedikit kasar

"yang mulia maafkan hamba telah lancang mengganggu yang mulia, hamba kemari ingin menemui nona Eden untuk membicarakan suatu hal yang penting"

ucap Liliana yang terlihat sangat sopan dan lemah lembut.

'lihatlah wanita ini, dari cara bicaranya sudah terlihat bahwa dia adalah serigala berbulu domba'

gumam Eden dalam hati sambil melihat Liliana dari ujung rambut hingga kaki.

"kau tidak perlu sampai sejauh itu Liliana, percuma saja, menang atau kalah raja tidak akan pernah menerima mu sebagai ratu"

menegaskan posisi Liliana di hati Louise.

sambil tertawa pelan Liliana menjawab,

"hamba tidak mengerti maksud yang mulia, hamba kesini hanya ingin..."

"syyyuuutt"

suara anak panah yang melesat mengenai lengan baju Liliana dan membuatnya sedikit robek.

Liliana tidak bisa berkata apapun, ia sangat kesal karena ucapannya terhenti oleh anak panah yang dilesatkan Eden.

"aduuhh maafkan hamba nona Liliana, hamba tidak sengaja mengenai lengan Anda.. mohon maafkan kelalaian hamba karena belum bisa mengontrol anak panah ini"

sambil mendekati Liliana dan memegang lengan baju yang sobek.

Liliana menyingkirkan tangan Eden yang mencoba memegang lengannya.

dengan sedikit kesal namun tetap tersenyum, Liliana membalas perkataan Eden

"ahh tidak apa-apa, lagi pula baju ini ingin akan segera ku buang. mungkin ini kesalahan ku karena tidak tahu waktu untuk berkunjung. kita masih bisa berbincang di lain waktu kan nona Eden?"

menjawab Eden dengan suara pelan lalu tersenyum.

"ahahaa iya tentu saja lain waktu mari berbincang"

menjawab Liliana dengan nada yang canggung

"kalau begitu hamba permisi dulu yang mulia" memberi hormat pada Arthur kemudian pergi

"wanita-wanita itu sungguh merepotkan, bisa-bisanya kakak memelihara wanita seperti mereka"

ucap Arthur sambil menghela nafas

"mereka? apakah ada lebih dari 1 orang?"

tanya Eden

"ahh kau tidak perlu khawatir, kakak membiarkan putri bangsawan datang padanya hanya sebagai selingan saja, dia tidak benar-benar menyukai mereka"

ucap Arthur mencoba menjelaskan

"bukankan itu menyakitkan?"

ucapan Eden membuat Arthur terdiam dan menatapnya

"iya, bukankah menyakitkan untuk mereka mengetahui bahwa raja hanya memanfaatkan tubuhnya saja"

berbicara dengan sedikit tertunduk

"heiii tunggu dulu kau jangan salah paham, kakak tidak ber..."

seru Arthur namun Eden memotong ucapnya

"sudahlah, aku lelah.. mari berbicara lagi lain kali"

ucap Eden dengan tangan kanannya memegang leher bagian belakang.

"baiklah aku mengerti"

jawab Arthur

"aku permisi dulu"

Eden berpamitan pada Arthur kemudian berjalan kembali masuk ke istana Vie Rose.

ucapan Eden menutup pembicaraan mereka sore itu.

keduanya memilih untuk kembali ke istana masing-masing.

* * *

( di ruang kerja raja )

Hansel dan Jose sedang melaporkan masalah sengketa perbatasan dan juga masalah pertandingan besok pagi.

Jose melaporkan bahwa Assiria mengklaim Lamina termasuk ke dalam zona teritorial negara Assiria. hal ini berdasarkan kajian ulang terhadap buku perjanjian lama antara the Great Aztec dan Assiria.

mendengar hal tersebut raja sangat marah dan menggebrak meja.

'braaakkk' "bagaimana bisa mereka mengklaim wilayah netral!!? aku sudah bersikap terlalu lunak pada mereka!!! apapun yang terjadi tetap pertahankan Lamina sebagai wilayah netral" ucap Louise marah mendengar laporan Jose, sorot matanya begitu tajam, alisnya di kerutkan dan wajahnya sedikit memerah, tak ada seorangpun yang berani menatap ke arah Louise ketika ia sedang marah termasuk penasehat sekalipun.

"baik yang mulia, hamba akan mengutus delegasi untuk melakukan perundingan lagi" ucap Jose mencoba memberikan solusi

"tidak, kau yang harus langsung kesana. jika mereka menolak maka perang jalan satu-satunya"

emosi Louise semakin memuncak mendengar solusi Jose.

"sebenarnya hamba sendiri juga tidak mengerti alasan mereka tiba-tiba ingin mengklaim wilayah tersebut, yang hamba tau di sana hanya ada hutan utopia yang merupakan hutan tak berpenghuni"

imbuh Jose menjelaskan analisanya

"apakah ada tambang emas disana? apakah kau pernah kesana?"

tanya raja pada Jose dan Hansel

ke dua nya saling menatap dan Jose menjawab pertanyaan raja

"hamba belum pernah kesana yang mulia"

raja terdiam sejenak dan mulai berfikir, sebenarnya apa yang di incar oleh Assiria, tiba-tiba terbersit dalam pikiran raja yang teringat pada Eden, pasti ada hubungannya dengan Eden..

raja kembali menyusun ingatannya saat kejadian di camp militer laut thalsa, kala itu Noah sedang bersama dengan Eden dengan kondisi tangan yang sedang terluka.

'tidak salah lagi, tujuan Noah adalah mengincar Eden'

gumamnya yang merasa yakin dengan analisanya sendiri.

"Jose, siapa raja Assiria yang sekarang?"

tanya raja mencoba memastikan.

"putra mahkota Noah telah naik tahta tepat pada hari ini yang mulia"

Jose menjawab raja

'benar dugaan ku'

kembali bergumam dalam hatinya.

"Hansel, ubah pertandingan yang tadinya akan dilaksakan selama 3 hari menjadi 2 hari, hapus pertandingan semi final dan langsung masukkan dalam pertandingan final"

seru raja membuat keputusannya sendiri.

"tapi yang mulia, untuk suatu pertandingan final akan sangat aneh bila peserta yang mau adalah 5 orang"

ucap Hansel

"kalau begitu kurangi jumlah rusa menjadi 3 ekor!!!!! begitu saja tidak tahu!!"

menjawab Hansel sambil berteriak karena marah.

"baik yang mulia"

jawab Hansel yang tertunduk takut dengan raja saat ity

"untuk pertandingan final tidak akan ada duel tapi keluarkan Kerberos"

ucap Louise sambil bersandar pada kursinya dan kembali terlihat tenang.

'KERBEROS!!!!!!!!!!!!?'

Hansel dan Jose sontak terkejut dengan permintaan raja.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C17
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login