Baixar aplicativo
21.18% Lady Renee / Chapter 25: Serangan Tidak Terduga 2 

Capítulo 25: Serangan Tidak Terduga 2 

Ivana tidak pernah murka sebelumnya, baru kali ini ia merasakannya.

Sepanjang ia hidup di Mansion keluarga Emmanuel, hanya satu orang yang pernah mengusiknya dan ia sudah mati, setelah itu Ratu selalu mengirimkan orang-orang, tapi mereka berhasil ia perdaya dan mereka selalu berakhir ketakutan.

Pada kenyataannya, mereka yang dikirim Ratu adalah orang-orang lemah dan mudah dipengaruhi. Ivana selalu berhasil membawa mereka sampai ke titik terendah yang tidak pernah mereka pikirkan sebagai manusia.

Mereka menjadi monster yang terjebak dalam ketakutan yang kuat di dalam diri mereka.

Ivana tahu, seharusnya ia tidak besar kepala saat melihat Renee.

Wanita itu bukan wanita biasa, seharusnya ia tahu.

Ivana menatap dua sosok yang ada di depannya dengan muram, ia berdiri di belakang para monster dengan tatapan tajam, seakan memberi ilusi bahwa ia adalah orang yang mengendalikan semua monster.

Para monster itu tidak menyerang Leo dan Renee, seakan-akan sedang menunggu komando yang akan dikatakan oleh Ivana.

"Leo, aku tidak tahu kalau kau selama ini menipuku," kata Ivana sambil mengambil dua busur panah di tangannya. "Tidak heran kau tidak sesedih itu ketika harus duduk di kursi roda."

Leo mengeratkan genggaman tangan pada pedangnya, merasa ia tidak harus meladeni perkataan Renee.

"Leo …."

"Renee, dengarkan aku." Leo berucap tanpa menoleh, Renee langsung menatap laki-laki yang berdiri di depannya. "Larilah."

"Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu." Renee langsung membantah tanpa menunggu Leo melanjutkan perkataannya. "Aku bisa membantumu."

Leo menoleh ke belakang, ia menggeleng pelan.

"Bantu aku dengan cara lain," kata Leo dengan setengah berbisik, pedang yang ia pegang berkilat-kilat terpantul cahaya lentera yang menyala di sudut. "Pergi ke lantai atas dan bunyikan lonceng, cepat!"

Renee tersentak, tanpa aba-aba ia langsung berbalik dan berlari menjauh.

"Leo, kau tahu tidak akan bisa melawan kami."

"Aku bisa atau tidak, itu akan menjadi masalah nanti."

Ivana mendecih, tepat saat langkah kaki Renee menapak tangga, ia langsung menarik busur panah dan para monster bergerak menyerang Leo.

BRAKH!

Renee terengah-engah melompati anak tangga, ada dua monster di bawah sana yang mengejarnya dengan langkah yang serampangan, saat kaki mereka memijak anak tangga, suara retakan dan patahan langsung terdengar, seakan-akan mereka bisa menghancurkan semua yang mereka lewati.

Renee tidak tahu mengapa ia harus membunyikan lonceng di lantai atas, tapi ia tidak punya pilihan dan mengikuti apa yang Leo katakan, ia percaya pada laki-laki itu.

Mungkin saja itu adalah pertanda bantuan, kan?

Renee mendengkus, ia terus berlari dengan napas tertahan, salah satu monster melompat mendahului dan menghadangnya di atas anak tangga.

"Sial."

Renee menggertakkan gigi, ia tidak boleh berhenti, kalau ia berhenti mereka akan menangkapnya dari depan dan belakang.

Wanita itu dengan cepat mencabut salah satu lukisan yang ada di dinding, ia mengayunkan ke wajah sang monster, menariknya ke bawah.

BRAKH!

Sang monster langsung mengamuk, lehernya tertarik dan Renee menendang kakinya, wanita itu melompat ke atas dan terus berlari, mengabaikan monster yang terjerat lukisan itu berguling menimpa monster lain yang mengejarnya.

Renee tidak tahu seperti apa keadaan Leo di bawah sana, tapi sepertinya tidak terlalu bagus, ada bunyi retakan demi retakan di bawah sana, tidak ketinggalan juga sabetan pedang yang menghantam sang monster.

Renee bahkan bisa mendengar teriakan Ivana yang marah.

"Di mana loncengnya?!" Renee tanpa sadar berteriak dengan panik.

Di lantai atas ruangannya tak kalah luas, ada banyak pintu dan gelap, ia harus membuka satu persatu.

"Lonceng tidak mungkin ada di tempat yang sempit, kan?"

Renee menggelengkan kepalanya, ia panik, monster yang sempat berguling tadi kini mengejarnya dan semakin ganas, gigi mereka yang panjang itu terlihat menonjol dari mulutnya dan tubuh mereka semakin lama semakin membesar, seakan-akan bisa meledak kapan saja.

"Berh … hen … ti …."

Salah satu monster yang berusaha menggapainya itu mengangkat tangannya, mengantam dinding yang ada di sebelah Renee hingga lukisan yang ada di dinding berjatuhan ke bawah.

Renee menggelengkan kepalanya kuat-kuat, salah satu monster manangkap ujung roknya dan menimbulkan robekan yang besar hingga setengah rok itu terkoyak, tapi wanita itu tidak berhenti, ia terus berlari sampai ke ujung dan menemukan tangga ke atas.

Renee tidak tahu mendapatkan kepercayaan diri dari mana, tapi ia yakin seyakin-yakinnya kalau lonceng itu ada di atas tangga.

"Berhenti!" Ivana muncul dari belakang dengan busur panah yang berlumuran darah, Renee tersentak.

Leo … apa yang terjadi pada Leo?

"Aku bilang berhenti sebelum semuanya menjadi lebih buruk, Renee!"

Ivana meenghentakkan kakinya ke arah Renee, rok yang ada di bawah tubuhnya mengembang, wajahnya yang pucat itu terlihat muram dan semakin lama semakin tidak nyaman di pandang.

"Kalau kau tidak berhenti, aku akan mengubahmu menjadi monster!"

"Monster?! Kalau begitu … coba hentikan aku!"

Renee melepas sepatunya dan melemparnya ke bawah, naik tangga lagi dengan kakinya yang telanjang, suara berderap jatuh dan semua lampu yang ada di Mansion tiba-tiba saja padam.

Renee tersentak, tanpa cahaya, ia tidak bisa menuju ke atas sana, ia tidak bisa melihat.

"Hehehe … sekarang kau tidak bisa bergerak, Renee." Ivana terkekeh di bawah sana, kakinya menapak ke anak tangga dan menimbulkan suara derit yang amat keras, Renee bisa merasakan kalau di sekitarnya ada napas kasar para monster. "Kenapa kau memilih membantu Leo? Apa kau jatuh cinta dengan wajahnya?"

Renee menelan ludah, ia memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam.

Dalam keadaan seperti ini, ia harus tenang.

Ia harus tenang.

"Jangan jatuh cinta padanya, Renee." Ivana berkata lagi, semakin lama suara dari mulutnya dan derit anak tangga semakin terdengar jelas, wanita itu semakin mendekat padanya. "Leo tidak akan mencintaimu, ia sudah mencintai orang lain yang jauh lebih cantik dan kaya dibandingkan dirimu."

"Diam." Renee mengerutkan keningnya, ia membuka matanya dan samar-samar ia bisa melihat seperti apa situasi di depannnya, matanya perlahan mulai terbiasa dalam kegelapan. "Aku percaya dengan keputusanku sendiri atau tidak, itu adalah urusanku."

Ivana tertawa terbahak-bahak, Renee merasakan di bawah kakinya ada sesuatu yang licin bergerak, seperti tubuh ular, Renee langsung mengangkat kakinya.

"Apa kau pikir bisa pergi dariku?"

Ivana tiba-tiba saja menangkap tangan Renee, memaksa wanita berbalik menatapnya.

Renee menggertakkan gigi, ia melihat di sekeliling Ivana dan dirinya sekarang dikelilingi dengan monster, wajah wanita itu berubah menjadi setengah rusak dan dari bawah roknya, ada ular yang mendesis dengan suara yang nyaring.

Renee merasakan tangannya mulai gemetar, ia menahan napasnya dan menatap balik Ivana yang memegangnya dengan erat.

"Aku pasti ... bisa pergi darimu."


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Winart12 Winart12

Terima kasih atas kunjungan pada LR, terima kasih atas power stone dan komentarnya (◍•ᴗ•◍)❤

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C25
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login