Di saat Nana sibuk dengan fikiranya, Lion semakin maju mendekatinya. Menyadari Lion yang semakin dekat, Nana sekuat tenaga membawa kakinya untuk berlari menuju pintu, tapi sayang Lion menarik tangannya dan melemparnya ke sofa.
"Auuuhh.. " Nana meringis kesakitan sebab kakinya terbentur meja di samping sofa sehingga terlihat lebam di kakinya.
Namun Lion tidak perduli dengan ringisan Nana, dia memblokir tubuh Nana sehingga Nana tidak bisa bergerak.
Lion tersenyum licik menatap mata Nana yang ketakutan. "Kamu kesini untuk memata-mataiku bukan?
"Si..siapa yang memata-mataimu? aku kesini karena urusan kerjaan, jadi tolong jangan sakiti aku !" Nana mencoba membela diri.
"Alasanmu tidak masuk akal, yang benar adalah kamu mengetahui kalau aku adalah Ceo KI grup itu sebabnya kamu mengejarku sampai di sini, aku benar bukan? " tanya Lion dengan sinis.
"Itu tidak benar, aku tidak tau siapa kamu, kalaupun aku tau maka aku tidak mungkin mau menginjakkan kakiku di sini" jawab Nana dengan lantang.
Mendengar jawaban Nana, Lion geram. "Aku sangat benci gadis munafik sepertimu"
Tubuh Nana semakin gemetar melihat ekspresi bengis Lion, "A..aaapa maksudmu? "
Lion semakin menurunku tubuhnya dan berbisik ditelinga Nana, sedang Nana berusaha melindungi tubuhnya agar tidak tesentuh oleh Lion.
"Bukankah kamu menginginkan tubuhku ? Jadi kenapa kamu pura-pura menolak ku ? apakah aku perlu melayanimu sekarang?" bisik Lion.
Mendengar perkataan Lion, mata Nana menyala, ekspresinya berubah gelap. Bagaimana tidak Lion sudah menyinggung dan merendahkan kesucian nya yang sangat di jaganya.
Nana mengepalkan tinjunya seraya mengumpulkan keberaniannya, dia benar-benar hilang kesabaran. Nana mendongak menantang tatapan Lion, setelah itu dia tersenyum sinis dan langsung menendang bagian kelelakian Lion.
"Auuhh... " Lion meringis kesakitan dan langsung bangkit menjauhi Nana, segera setelah itu Nana bangun dari sofa dan memperbaiki pakaiannya.
Nana menatap jijik kearah Lion yang sedang menahan sakit, dengan lantang dia berkata, "Seumur hidup aku tidak pernah bertemu lelaki menjijikan sepertimu, kamu siluman yang tidak punya hati, kamu mengerikan, dan aku kasian dengan orang tuamu karena mereka memiliki anak kurang ajar sepertimu"
Mendengar perkataan Nana ekspresi Lion semakin buas sambil menahan sakitnya dia menatap Nana dengan ekspresi mengerikan.
"Kamu kira aku takut dengan tampang jelekmu itu hah? " ucap Nana sambil berteriak dan menunjuk kearah Lion. "Kamu salah, aku diam karena masih menghargaimu tapi sekarang aku tidak akan diam lagi, aku akan menghadapi siluman gila sepertimu, jika aku melihatmu lagi aku tidak akan lari, meskipun kamu menembak ku sampai mati, tapi aku pastikan akan menghantui hidupmu, kamu bajingan, kamu sampah aku sangat membencimu dunia akhirat"
Lion di buat tercengang mendengar perkataan pedas Nana, baginya itu pertama kalinya ada orang yang memandangnya serendah itu, apa lagi itu seorang gadis yang begitu lantang berteriak kearahnya, biasanya para gadis mengejar dan memimpikan bisa berada di pelukannya.
Setelah selesai mengeluarkan emosinya, Nana segera berbalik meninggalkan Lion yang masih menahan sakit, tapi langkahnya terhenti ketika dia mendengar Lion mencoba menghentikanya.
"Heii..ular betina, kamu mau pergi kemana?, jangan kira kamu bisa lepas dariku, aku akan membunuhmu ! " teriak Lion.
Nana berada di ujung ke marahannya, dia melepas sepatunya yang sebelah dan berbalik menatap Lion dengan sinis.
Melihat Nana memegang sepatunya di tangan kanannya, Lion mulai curiga kalau itu bukan alamat baik, Lion mundur beberapa langkah sambil menunjuk kearah Nana. " Gadis ular apa yang ingin kamu lakukan ? "
Tanpa menjawab Lion, Nana melempar sepatunya kearah Lion, dan lemparan Nana tepat mengenai perut Lion, sayangnya Lion tidak sempat menghindar.
"Ahh.. "Lion meringis sekali lagi sampai berlutut di lantai.
"Rasain kamu siluman brengsek" kata Nana sambil bergegas keluar dari ruangan itu.
Melihat Nana keluar dengan menggunakan sepatu sebelah, Hyun Ae merasa heran namun tidak berkata apa-apa, tiba-tiba dari dalam ruangan, terdengar suara sesuatu yang di banting dengan keras, Hyun Ae kaget, sedangkan Nana menengok dengan ngeri.
'Tampaknya Lion mulai murka'. Batin Nana bergidik ngeri.
Dengan cepat Nana melepas sepatunya yang sebelah dan berlari sekencang-kencangnya.
Beberapa saat kemudian Nana berhasil keluar dari kantor Lion, dengan segera dia berjalan menuju halte
»Halte Bus«
Nana duduk menunggu bus sambil mendongak menatap awan mendung yang tampaknya akan segera turun hujan.
'Ohhh...Nana, apa yang sudah kamu lakukan? ini negara orang, tapi kamu sudah membuat masalah besar. Siluman itu sudah murka dan tampaknya kamu sudah tidak bisa lagi menghirup udara di sini dengan tenang, Aangggg... aku ingin pulang'. Batin Nana sambil mengacak-acak rambutnya.
Nana benar-benar menyesali perbuatannya tadi, dia sadar ada di negara orang, dan dia juga tau kalau sudah berurusan dengan orang besar seperti Lion, tentunya tidak akan selamat dari kejarannya, mengingat itu Nana menangis tersedu, untungnya suasana halte cukup sepi.
Namun tanpa Nana sadari ada seorang pemuda yang tinggi dengan tatapan lembut bersandar di tiang halte sambil memperhatikan Nana sedari tadi dengan seksama.
'Gadis ini lucu sekali, dari bahasa yang dia gunakan, sepertinya dia orang Indonesia'. Batin pemuda itu sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipitnya.
Sedang Nana menunduk menikmati airmatanya yang jatuh, tepat saat itu seseorang iba-tiba menjulurkan sapu tangan kepadanya.
" Ambillah! " kata orang itu.
Mendengar suara itu, Nana langsung menengok dan menemukan wajah tampan sedang berdiri di sampingnya.