"Apa kamu begitu benci aku datang ke rumahmu?"
Bo Siqing berkata datar sambil melirik Yun Hua.
Tenggorokan Yun Hua tercekat, bibirnya mengatup dan dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Benci dia datang ke rumahnya?
Ya, bukannya begitu.
Dia bukan gadis muda sejati, dia tidak mempunyai kerinduan apa pun terhadap cinta. Bagi orang lain cinta berarti romansa. Cukup asal ada perasaannya.
Tapi baginya... realita lebih dari segalanya!
Latar belakang keluarganya dan Bo Siqing bagaikan bumi dan langit, perbedaan usianya juga jauh...
Sama sekali tidak perlu dipertimbangkan!
"Bagaimana kalau aku bilang benci?" Yun Hua mengerutkan bibirnya.
Bo Siqing langsung tampak terluka, "Sungguh menyakitkan hati."
"Kenapa kamu tidak terlihat seperti sakit hati?"
"Lalu aku harus bagaimana menunjukkannya? Menangis?" Bo Siqing mengedip-ngedipkan matanya.
Yun Hua menatapnya sedetik lalu tertawa, "Apa kamu bisa menangis?"