Baixar aplicativo
0.56% Kehangatan dari Senja / Chapter 1: Pertemuan
Kehangatan dari Senja Kehangatan dari Senja original

Kehangatan dari Senja

Autor: fennycyntiia

© WebNovel

Capítulo 1: Pertemuan

Pagi ini, adalah hari pertama Senja memasuki sekolah baru. Bukan karena, ia baru kelas 10.Tetapi, Senja selalu membuat onar membuli siapapun. Dan, tak pernah mengerjakan tugas. Maka dari itu ia dikeluarkan. Entah sudah berapa sekolah yg ia masuki. Tetap saja tidak ada perubahan.

"Tumben sekali sudah bangun." Ledek Adisty yang melihat anaknya berjalan menuju meja makan.

"Jelaslah kan hari ini hari pertama senja disekolah baru." Ucap Senja dengan nada sombongnya.

"Senja, Mama mohon jangan membuat onar lagi." tatap mama Senja dengan sendu.

"Jika tidak membuat onar bukan Senja namanya."

"Tapi, kamu harus memikirkan masa depanmu nak. Mama dan Papa gak akan bisa selamanya bersamamu. Bahkan, bisa saja sewaktu - waktu apa yang kita punya diambil. Mama mau kamu mempersiapkan semuanya nak. Mama mohon nak. Lakukan demi mama dan masa depanmu." Ucap Adisty memegang pundak anaknya. Tanpa ia sadari air matanya menetes.

"Maa, Jangan nangis. Gabiasa - biasanya mama begini. Jangan nangis ma. Senja janji akan melakukan yang terbaik. Maa maafkan Senja. Selama ini, tidak pernah membuat mama bangga" Senja terdiam tatapannya begitu dalam. Tangannya mengusap pipi mamanya. Hatinya teriris. Ia menyesali semuanya.

Adisty menggelengkan kepalanya " Waktu kamu lahir Mama sudah bangga kepadamu. Memiliki anak secantik kamu." Adisty mendekap tubuh mungil Senja. Senja membalas dekapan Adisty.

"Sudah sudah. Mari mama antar ke Sekolah barumu."

"Let's Goooo" Senja berlari meninggalkan Mamanya.

"Entah aku. Atau, dirimu yang akan jauh lebih kuat nanti." Batin Adisty

Kini Senja dan mamanya berada tepat didepan gerbang SMA Galaxy.

"Masuklah ini sekolah barumu. " Adisty tersenyum manis kearah Putrinya.

"Bahkan, ini lebih bagus dari sekolah yang Aku bayangkan. Senja pergi dulu." Sambil mengecup pipi sang Mama

"Keren banget dari sekolah gue yg dulu dulu " batinnya Senja

Senja memasuki perkarangan sekolah, semua mata tertuju padanya.

"Cantik bangeeettttt"

"Liat bodynyaaaaaaaa"

"Gelaaseeeeeh murid baru yaaa?"

"Bening banget anjimmmm"

"Kampret itu siapa? Cantik banget"

"Queen baru ni"

"Cantik namanya siapa?"

"Kenalan dong"

Dan masih banyak lagi kalimat lain yg mengarahkan pujian untuknya. Sudah biasa baginya mendengarkan kata - kata seperti itu.

Senja tak memperdulikan dan tetap melanjutkan perjalannya menyusuri koridor menuju ruang kepsek.

tok tok tok

"Masuuk"

Kini Senja berhadapan langsung dengan kepala sekolah SMA Galaxy

"Oh jadi kamu, anaknya Adisty? Mama mu itu temen sekolah ku dulu. Karena, itu makanya ku terima kau sekolah disini, bahkan saat kau sudah kelas 12. Baiklah kau kelas 12 IPA 3, Biar kusuruh keponakanku mengantarkanmu, kebetulan dia sedang disini" Ucap Kepala Sekolah itu panjang lebar. Dengan logat Medan.

Senja hanya mengangguk dan tak menjawab baginya ini sangat membosankan.

"Langit antarkan dia ke 12 IPA 3."

Langit keluar dari dalam toilet. Ia tak henti - hentinya memandangi senja

"Cantik" Batin Langit

"Hei, dia memang cantik ayolah antarkan dia 15 menit lagi upacara akan dimulai."

Langit tersadar dari lamunannya.

"Lah dari mana dia tau isi hati gue" Batin Langit

"Antar saja sendiri" Jawabnya dingin. Lalu meninggalkan ruangan itu.

"Pergi ikuti dia, dan tanyakan kelasmu."

Senja mengajukan dua jempolnya. Lalu berlari mengejar Langit.

"Langittt. plis ya anterin gue, ke kelas gue gatau" mensejajarkan langkahnya dengan Langit.

"Punya mulutkan? Tanyalah. Banyak orang disini."

"Ih. Kan lo yang disuru nganterin gue tadi."

"Bawel lo ya" Ucap Langit sambil menarik lengan Senja mengantarkannya ke 12 IPA 3.

"Ganteng banget" Batin Senja.

Kini Senja dan Langit menjadi pusat perhatian. Sang most wanted dan murid baru yang teramat cantik.

"Ini kelas lo" Melepaskan tangan Senja dan meninggalkannya.

"Buseeeet, tengkyuuu mas Ganteng" Melambaikan tangannya kearah Langit.

Senja berjalan memasuki kelasnya.

"SENJAAAAAAAAAAA" Deyana berlari memeluk Senja.

"Deyana?!" Membalas pelukan Deyana

"Lo kok ga ngabarin gue pindah ke Galaxy?"

"Sengaja biar kejutan. Gataunya malah satu kelas"

"Lo duduk bareng gue ya"

Senja mengangguk antusias

"Siapa Dey? kenalin dong"

"Bening banget anjrit kenalin dong Dey"

"Berisik bangsat" Bentak Deyana

Tak lama bel menandakan akan dimulai nya upacara pun berbunyi. Para siswa siswi berhamburan menuju lapangan upacara.

"Yuk. Udah bel noh" Ucap Deyana sambil menarik tangan senja.

"Banyak juga ya cogan disini" Senja melirik kanan kiri. Sesekali tersenyum kepada setiap cowok yang dilihatnya.

"Gak berubah - berubah lo ya ja" Tatap Deyana sinis.

"Hayolah Dey. Hidup akan jauh lebih bahagia ketika ada cogan."

"Gesrek lu." Deyana menoyor kepala Senja.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan Senja dengan dalam.

Upacara selesai. Senja dan Deyana berjalan menuju ruang Guru untuk menemui wali kelas mereka.

"Pagi buk Dian. ini Senja murid baru pindahan SMA Laksana" Ucap deyana dengan sopan.

"Oh kamu cantik ya. Mari kita kekelas"

Mereka bertiga berjalan menuju 12 IPA 3.

Bruuuuk

Laki - laki itu menabrak Senja

"Sabar Senja. Ini sekolah baru lo, dan jangan buat onar!" Batin Senja

Laki- laki itu meninggalkan Senja yg terjatuh dengan begitu saja.

Bu Dian yang sadar akan hal itu ingin rasanya menjewer kuping Laki - laki itu

"Langitttt!" Bentak buk Dian

Langit tak memperdulikan panggilan buk Dian. Langit melanjutkan jalannya.

"Lo gapapakan?" Tanya Deyana membantu Senja berdiri

"Gapapa kok."

Setiba di kelas. Para kaum adam amat antusias memperhatikan Senja.

Buk Dian masuk, yg disusul Deyana dan Senja.

"Pagi anak - anak"

"PAGI BUUUK"

"Jadi kita kedatangan murid baru. Kenalkan dirimu nak. Deyana kembali ketempat dudukmu"

"Baik buk"

"Hai temen - temen, Gue Senja Anindita Setiawan. Kalian bisa manggil gue Senja. Gue pindahan SMA Laksana. Gue harap kalian bisa menerima gue dengan sangat baik"

"Pantes aja cantik. Pindahan SMA favorit juga atuuh"

"Bagi wa nya dong"

"Udah punya pacar belum?"

"Neng senja cakep amat"

"Sudah sudah. Hentikan! seperti tidak pernah melihat wanita cantik saja. Padahal, setiap pelajaran bahasa Indonesia selalu kedatangan guru paling cantik."

"hueeeek" Serentak mereka bersamaan.

****

Kini bel istirahat telah berbunyi. Bagaikan mendengar alunan musik merdu. Semua murid bersorak gembira.

"Gue laper banget" Rengek Senja pada Deyana.

"Yuk kantin" Ajak Deyana seraya merapikan bukunya.

Senja mengangguk dengan semangat, mereka berdua berjalan menuju kantin, ya sudah pastilah menjadi pusat perhatian. Dan pujian dimana dimana.

"Gue pesan dulu, lo pasti mau bakso dan es jerukkan?" Tanya Deyana.

"Yuuuups gue duduk disitu ya." Menunjuk kearah meja kosong.

Diujung kantin terlihat tiga most wanted yang mencuri perhatian Senja. Senja segara berjalan menuju ketiga cowok itu.

"Hai. Kenalin gue Senja Anindita Setiawan" Ucap senja dengan senyum manisnya.

"Haaai manis. Cantik banget gila" Ucap Mars tak hentinya memandangi Senja.

"Hooh cantik banget. Guuue Reyno Arguna, kamu bisa panggil aku Rey" Ucap Rey sambil menjulurkan tangannya kearah senja.

"Jadi gue atau aku?" Senja tertawa gemas. dan membalas uluran tangan Rey.

"Gue Mars Wiratama" Menjulurkan tangannya ke arah Senja.

Belum sempat membalas uluran tangan Mars

BRAAAAAAAAK! terdengar gebrakkan meja. Membuat seluru mata tertuju pada mereka.


next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login